D U A ✔

301K 9.4K 97
                                    


Vinia pov#

Satu minggu sudah berlalu, sekarang hari pernikahan vinia dan veno.
Vinia memakai gaun pengantin yang berwarna putih dan sepatu higheels berwarna putih yang dibaluti dengan berbagai berlian.

"Lo udh siap dek? "
Tanya vernon sambil memegang tangan gw yang siap menuju pengantin pria
Gw hanya bisa menarik nafas dan berkata"iya gw siap".

.
.
.
Gw sampai di depan pengantin pria yaitu suami gw sendiri dan gw melihat ketampananya yang memakai kemeja berwarna putih dan dibaluti dengan jas berwarna hitam. Gw akui memang veno itu tampan.

Gw hanya bisa diam saat upacara pernikahan dan tersenyum ramah yang gw paksakan.

"Pengantin pria dipersilahkan mencium kening pengantin wanita"
ucap sang pendeta pernikahan yang sukses ngebuat gw deg degan.

Jantung gw udh mulai berdegub kencang ngeliat kedua mata veno yaitu suami sah gw sendiri.
Dan bibir lembut veno mendarat di kening gw dengan lembutnya .

.
.
.
Pernikahan gw sudah selesia
Dan orang tua veno membelikan gw sama veno rumah mewah untuk gw tinggalin sama veno.

Gw pun berada di kamar veno untung mengganti pakaian.
Veno sama sekali tak mengucapkan satu kata pun sedari tadi.

Dengan santuy pria tersebut membuka kemeja yang dia pakai di depan gw.
Mata gw tertuju pada perut pria tersebut yang berbentuk kotak kotak
Itu membuat pipi gw merona.

Gw pun segera lari menuju kamar mandi dan segera membersihkan badan gw yang udah lengket.
Karena besok gw dan veno pindah ke rumah yang udah di belikan. Jadi gw harus nginep disini, di satu ruangan bersama pria yang masih canggung sama gw.

" gw tidur di sofa ya kak"
Ujar gw ramah

"No. Kamu harus tidur satu ranjang denganku, tenang, tidak akan terjadi hal yang aneh karena aku tidak ingin memiliki anak disaat usia kamu masih muda"
Ujarnya dengan santuy dan berbaring di atas ranjang sambil menepuk di sebelahnya mengisyaratkan gw untuk tidur di sebelahnya. Jantung gw degdegunn.

Gw pun tidur dengan posisi membelakangi veno. Gw ga bisa tidur karena gugup. Pukul sudah jam 11 malam dan mata gw masih melek. Gw rasa veno sudah tidur pulas.

Disaat gw mulai memejamkan mata gw untuk tidur. Perut gw merasakan kehangatan. Mata gw melotot saat tangan veno meluk perut gw dengan posesif.
Tapi dengan sentuhan lembut itu bisa bikin gw ngantuk dan tidur.
.
.
.
Pagi pun datang. Gw udah bersiap untuk pergi meninggalkan rumah dari orang tua veno.

Saat gw pindah gw salaman sama kedua orang tua veno.
"Jangan lupa beri kami cucu ya "
ucap bunda veno yang mengelus pipi gw, gw hanya bisa senyum dan pipi gw mulai memerah

"Vinia masih muda mah, belum siap menjadi ibu"
Ujar veno dengan wajah datar.

"Klo sudah siap kabarin ya sayang"
Ujar mama veno menggoda

Tak ada balasan dari veno
"Ayo pergi"

"Kami pamit ya mah, pah, "
ucap vano yang dibalas anggukan oleh kedua orangtuanya sambil melambaikan tangan.
.
.
.

Hanya keheningan yang ada saat menuju rumah baru itu, tak ada yang memulai pembicaraan
.
.
"Vinia bangun, kita udah sampai"
ucapnya sambil mengguncangkan bahu gw yang lagi tidur

Gw hanya bisa menggeliat dan membuka mata gw perlahan, gw turun dari mobil dan gw kaget banget, ortunya veno beli rumah segede gini dan mewah .

Veno bawa koper gw masuk yang di bantu oleh satpam rumah dan pembantu, sementara gw masuk ke dalem sambil liat liat ruanganya, ada banyak kamar yang luas, dan sudah tersedia kasur dan lemari yang sudah lengkap.

"Gila, gede banget nih rumah kaya istana"
Gumam vinia sambil melihat lihat.
Ternyata di rumah tersebut sudah tersedia satpam dan pelayan.

.
.
.
Hayooo
Author udah revisi biar kalian ga marahin author lagi :)

My Husband Is A CEO [COMPLETED] ✔✔Where stories live. Discover now