D U A P U L U H T U J U H ✔

190K 5.3K 200
                                    

Author pov#

Setelah wisuda vinia berlalu dan sekarang vinia hanya bermalas malasan dirumah bersama veno.

Veno yang tidur beralaskan paha vinia dan vinia menonton tv dengan malas dan sesekali mengelus rambut veno yang tidur diatas pahanya.

"Sayang, aku bosan"
Rengek vinia kepada veno. Veno yang mendengarkan perkataan vinia yang memanggilnya sayang pun langsung membuka matanya.

"Woww! tumben memanggilku dengan sebutan sayang, biasanya hanya aku saja"
Ujar veno menggoda vinia dengan mengelus pipinya.

Wajah vinia mulai merah merona dan kesal
" ish... terserahku dong mau memanggilmu sebutan apa aja"
Ujar vinia mencubit pipi veno. Yang dicubitpun meringis kesakitan.

"Iya sayang"
Ujar veno membenarkan posisi duduknya lalu memeluk vinia dengan posesive dan mencium pipinya.

"Kamu mau kemana sayang? "
Tanya veno terus memeluk vinia dengan lembut.

"Hmmm aku hanya bosan dirumah"
Ujar vinia memeluk veno.

"Bagaimana kalo kita kepantai sayang? "
Ajak veno mencium pipi vinia.

"Ini kan masih siang, pasti panas disana"
Ujar vinia kesal karema suaminya begitu lola.

"Ohh iya, aku lupa, bagai mana kalo kita ke mall? "
Ajak veno terus memeluk vinia.

"Nanti kau akan bosan menemaniku kalo urusanya sudah ke mall"
Kekeh vinia mencubit hidung veno.

"Aku tak akan bosan bila menemani istriku tercinta"
Ujar veno mencium bibir vinia sekilas.

"Bersiaplah"
Ujar veno mencium vinia lalu pergi untuk bersiap.

Vinia pun langsung bergi kekamarnya untuk bersiap pergi bersama veno.

***
30 menit kemudian

Veno menunggu vinia dengan duduk disofa sambil menonton acara tv dan sesekali memainkan ponselnya.

"Ayo baby"
Ajak vinia menggelut veno dari belakang yang sedang dududk disofa.

Mereka pun pergi ke mall bersama. Veno tetap posesif bersama vinia. Ia tak melepaskan tangan vinia dari berangkat ke mall sampai mereka sudah sampai di mall.

"Kau ingin membeli apa sayang"
Ujar veno mengenggam tangan vinia.

"Aku tidak membeli apa apa, hanya ingin bermain saja"
Ujar vinia.

"Bermain? Kalau ingin bermain kenapa di mall sayang? Kan kau bisa bermain bersama ku dirumah"
Ujar veno menyeringai .vinia yang melihat itu langsung mencubit pinggang veno dengan keras karena membuatnya blushing.

"Maaf"
Ujar veno terkekeh melihat pipi istrinya yang merah merona.
.
.
.
Mereka bermain dengan hati yang gembira, mereka bermain seperti anak anak masa kecil yang lucu. Veno terkekeh melihat istrinya yang bermain permainan yang ada di mall ini.

"Sayang, aku keluar sebentar ya"
Ujar veno ke vinia yang lagi asik main.

"Oke! "
Teriak vinia karena suara musik dalam permainanya sangatlah keras.
.
.

"Permisi, boleh saya bertemu dengan pemilik mall ini"
Ujar veno ke salah satu pegawai mall.

"Ohh tuan veno burke?, silahkan tuan mari saya antar"
Ujar pegawai mall tersebut dengan ramah dan mengantarkan veno bertemu kepada pemilik mall itu.

"Terima kasih pak"
Ujar veno berterima kasih kepada pegawai yang telah mengantarkanya. Pegawai tersebut hanya mengangguk dan tersenyum.

"Permisi, apa anda pemilik mall ini? " tanya veno pada pemilik mall tersebut.

"Iya tuan, apakah anda yang bernama veno burke? "
Ujar pemilik mall tersebut dengan ramah. Siapa yang tidak kenal dengan veno bucke? Pengusaha kaya raya yang memiliki bisnis properti dimana mana.

"Tentu"
Ujar veno mengulurkan tanganya kepada pemilik mall tersebut.

"Saya cordos alexander"
Ujar cordos pemilik mall tersebut.
"Saya veno burke"
Ujar veno memperkenalkan dirinya.

"Jadi apa maksud kedatangan anda menemui saya tuan? "
Ujar cordos dengan ramah.

"Hmm...saya ingin membeli mall ini"
Ujar veno langsung to the point. Cordos yang mendengar itupun membelakakan matanya, bagai mana bisa? Ia baru membangun mall ini dan sudah akan dibeli oleh seorang yang mempunyai perusahaan terbesar di dunia ini.

"Bagaimana? Apa anda setuju? "
Ujar veno. Cordos pun membuyarkan lamunanya.

"Tapi untuk apa anda membeli mall ini? "
Ujar cordos

"Aku hanya ingin"
Ujar veno singkat padat dan jelas.

"Bagaimana? "
Ujar veno bertanya.

"Deal? "
Ujar veno mengulurkan tanganya kepada tuan cordos.

"Hmm...baiklah DEAL"
ujar cordos membalas uluran tangan veno.

"Nanti aku urus pemindahan kedudukan mall ini kepada anda tuan"
Ujar cordos dengan ramah.

"Apa bisa dipercepat? Aku ingin besok mall ini akan menjadi miliku"
Ujar veno

"Tentu tuan"
Ujar cordoa tersenyum ramah. Veno hanya mengangguk dan keluar dari ruangan cordos.
.
.
.
.

"Kemana sih veno, lama banget"
Ujar vinia yang mulai bosan karena veno tak kunjung datang .

Seseorang memeluk pinggang vinia dari belakang. Vinia yang dipelukpun langsung memukul perut seseorang tersebut menggunakan sikunya.

"Aakkh"
Teriak pria tersebut kesakitan.
Vinia langsung menoleh kebelakang dan ternyata itu veno.

"Sorry sayang, aku kira pria lain"
Ujar vinia dan langsung memeluk veno.

Veno hanya terkekeh. "Tak apa berarti kau tidak mau dipeluk selain aku"
Ujar veno tersenyum menggoda.

"Terserah"
Ujar vinia memajukan bibirnya karena kesal.

"Ayo kita kesana"
Ujar veno menarik tangan vinia menuju toko es cream tersebut.

.
.
.
.
.

Jangan lupa dibaca ya guys cerita baru yang aku buat.

Kalo kalian suka vote ya :)

Baca aja dulu syapa tau betah :)

Thank's yang udah baca wp ini 😘😘😘

My Husband Is A CEO [COMPLETED] ✔✔Where stories live. Discover now