T I G A P U L U H E M P A T✔

181K 4.8K 69
                                    

Author pov#

Pagi yang cerah vinia membuka matanya dia mengubah posisinya menjadi ke samping tapi tak terdapat seseorang yang ia cintai di sampingnya. Dan ia baru ingat kalau ia sekarang berada di rumahnya bukan di rumah veno. Vinia bangun dengan malas dan turun ke lantai bawah untuk menemui kakaknya vernon.

Vinia menuruni satu persatu anak tangga dengan malas dan lesu. Vinia melihat vernon yang sedang memasak dengan telaten dan profesional.

"Kak, mama sama papa mana? Kok gak keliatan dari kemaren"
Tanya vinia saat masih malas menuruni satu persatu anak tangga .vernon hanya menggeleng melihat adiknya yang begitu lambat menuruni satu persatu anak tangganya .

"Mama sama papa kerja di luar negeri sayang, jadi mereka mungkin bakal pulang 2 bulan lagi"
Ujar vernon meneruskan acara masaknya. Vinia hanya ber oh, begitu sampai di lantai satu vinia nagsung duduk di meja makan dan menidurkan kepalanya di atas meja makan. Lagi lagi vernon menggelengkan kepalanya dan terkekeh melihat kelakuan vinja hang seperti anak kecil.

"Kak kenapa sih lo manggil gw sayang? "
Ujar vinia yang membuat vernon mengehntikan aktivitasnya dan menatap vinia.

"Karna lo adik yang gw sayang"
Ujar vernon dengan santai dan vinia hanya ber oh.

"Makanya cari istri biar gak manggil adik sendiri sayang! "
Uhar vinia masih dengan posisinya yang tertidur di atas meja dan memejamkan matanya. Vernon hanya menggeleng dan terkekeh.

"Untuk apa cari istri kalau udah ada lo"
Ujar vernon mengelus kepala vinia dan meletakan nasi goreng yang ia buat untuk vinia denganya di atas meja.
Vinia yang mendengar itupun langsung membulatkan matanya dan menatap vernon dengan tajam.

"Apa?! "
Ucap vinia meninggikan volume suaranya. Vernon hanya terkekeh.

"Bercanda sayang, marah mulu deh dari kemarin"
Ujar vernon tertawa terbahak bahak.
Vinia menatap kakaknya dengan malas dan memakan nasi goreng yang vernon buat untuknya.

"Lagian lo betah banget jomblo  kak"
Ujar vinia yang membuat vernon tersedak. Vinia kangsung memberikan vernon segelas air.

"Makanya kalo makan pake mata"
Ujar vinia kesal. Vernon hanya terkekeh.

"Baru tau kalo orang makan pake mata, bukanya pake tangan ya? "
Ujar vernon yang membuat vinia kesal.

"TER. SE. RAH"'
ujar vinia melanjutkan acara makannya.
Setelah selesia makan ia kembali ke dalam kamarnya karena ia sangat lelah entah kenapa ia sangat merasa pusing dan mual.

"Kak gw mau istirahat dulu ya, capek"
Ujar vinia yang dibalas deheman oleh vernon yang membereskan dapur.
Vinia pun menaiki satu persatu anak tangga dengan pelan karena ia merasa kepalanya sangatlah pusing.

Vernon yang melihat vinia yang berjalan sangat pelan dan memegangi pegangan tangga pun langsung menghentikan aktivitasnya dan menyusul vinia.

Vernon memegangi pinggang dan tangan vinia. Vinia hanya menerima perlakuan kakaknya tersebut kalau tidak ia yakin bahwa ia akan jatuh dan membahayakan janin yang ada di dalam kandunganya itu.

Vinia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran king size itu dan menyelimuti tubuhnya.

"Thank's kak"
Ujar vinia. Vernon hanya tersenyum dan mengelus kepala vinia.

"Seharusnya disaat lo hamil veno yang jaga dan ngurus lo vinia"
Ujar vernon yang membuat vinia terdiam seribu bahasa. Tak terasa air mata pun jatuh dan membasahi pipi mulus vinia.
Vernon yang mengetahui vinia menangis pun langsung memeluk vinia dan mengusap air mata yang membasahi pipinya tersebut.

"Maafin kakak karena ucapan kakak barusan"
Ujar vernon yang masih memeluk vinia.

"Maaf"
Ujar vernon sekali lagi dan dibalas anggukan oleh vinia.

"Sekarang kamu istirahat ya"
Ujar vernon mengelus kepala vinia lalu pergi dari kamar vinia.

Ting tong~~
Suara bell rumah berbunyi. Vernon yang barusan turun dari tangga pun berdecak kesal karena ia sangat bosan dengan tamunya, bagaimana tidak? Setiap tamu yang datang pasti menginginkan kerja sama antar perusahaanya tetapi vernon sudah menolaknya berkali kali namun tetap saja ada yang datang. Vernon tidak angkuh karena menolah permintaan tamunya tetapi vernon tahu kalau perusaan yang ingin bekerja sama denganya memiliki rencana licik yang akan membuat perusahaan vernon jatuh nantinya. Tapi sebelum itu terjadi vernon sudah mengetahuinya terlebih dahulu.

Vernon dengan cepat menuju pintu dan memasang wajah datar karena sang tamu sedaritadi menekan bell rumahnya berkali kali dan bukan hanya sekali.
Saat membuka pintu vernon sangat marah tetapi ia tetap memasang wajah datar pada orang yang ada di hadapanya tersebut.

"Mau apa lo? "
Ujar vernon dengan tatapan tajam dan suara yang meninggi.
Sekarang orang yang ada di depannya saat ini adalah veno. Veno hanya memasang wajah datarnya dan menatap vernon.

"Gw mau bawa istri gw pulang"
Ujar veno langsung masuk tanpa ijin vernon. Veno melalui vernon dengan santai. Vernon yang melihat itu pun menahan tubuh veno.

"Vinia gak mau liat lo lagi, mending lo pergi aja ......ohh ya, kalo selingkuh liat situasi dulu ya"
Ujar vernon yang membuat darah yang daritadi menahan amarah sekarang meluap.

Bughh~~
Satu pukulan mendarat di rahang kokoh milik vernon.
Vernon yang mendapat pukulan itu pun tersungkur di lantai dan melihat bibirnya yang berdarah.

"Jaga ucapan lo! "
Ujar veno datar namun penuh penekanan. Ia tak perduli kalau vernon adalah kakak vinia.
Veno meninggalkan vernon yang meringis kesakitan di lantai dan menuju lantai atas untuk menemui vinia.

"VINIA! "
Teriak veno membuka seluruh pintu yang berada di lantai tersebut. Namun ia tak menemukan kamar vinia. Saat veno melihat satu pintu yang ia belum buka. Veno langsung mendobraknya.

Mata veno membulat karena melihat vinia yang terbaring lemah di lantai dengan wajah yang pucat.

"Vinia?! "
Veno langsung berlari ke arah vinia dan membawanya keluar dari ruangan tersebut.

"Vinia kenapa?! "
Ujar vernon yang khawatir.

"Dia pingsan"
Ujar veno langsung membawa vinia ke dalam mobilnya dan menuju ke rumah sakit.

Vernon langsung menyusul mobil veno yang melaju dengan cepat.

.
.
.

Di ruangan serba putih dan bau obat obatan yang menyengat. Disanalah mereka berdua sedang menunggu seseorang yang ia sangangi dan cintai.

Ceklek~
Suara pintu yang barusaja ditutup saat seseorang keluar.

"Bagaimana keadaan istri saya dok? "
"Bagaimana keadaan adik saya dok? "
Ujar mereka serentak dan khawatir. Dokter yang melihat itu pun menyuruh mereka tenang.

"Istri anda baik baik saja tuan, dia hanya kelelahan. "
Ujar sang dokter.

"Boleh saya melihatnya dok?"
Ujar veno yang dibalas anggukan oleh sang dokter.

Mereka pun masuk dengan perlahan. Veno yang melihat wajah istrinya yang cantik dan senyumnya yang indah namun sekarang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai jarum suntik yang tertusuk di kulit mulus vinia.
Veno mengeluarkan air matanya .seumur hidup veno tak pernah menangis. Namun sekarang ia menangis karena istri tercintanya yang terbaring lemas di rumah sakit.

Vernon yang melihat veno mengeluarkan air mata pun hanya bisa menepuk pundaknya dan tersenyum tulus. Ia tau perasaan veno saat ini. Vernon pun keluar dari ruangan tersebut dan memberikan mereka berdua.

.
.
.
.
.
.

My Husband Is A CEO [COMPLETED] ✔✔Where stories live. Discover now