11. Genta

4.1K 249 4
                                    

Aslan dengan malas memasuki kelas dan mendapatkan perhatian dari guru yang mengajar karena bau dari badan Aslan juga seragam yang kotor miliknya menjadi penarik perhatian.

"Aslan, kamu semalam ga pulang ke rumah ya?" tanya guru itu.

"Ga." jawab Aslan.

"Terus kamu kemarin kemana?" tatapan guru itu semakin tajam.

"Main." jawab Aslan lagi ketus.

"Main kemana? Terus kenapa baju kamu kotor gitu?" kata guru itu.

"Main ke rumah temen lah Bu, lagian saya lupa bawa seragam gantinya jadinya ya pakai yang ini dari pada saya ga sekolah." ucap Aslan.

"Kenapa ga pinjam seragam teman kamu dulu?" ujar guru itu terus membuat Aslan kesal.

"Ah banyak nanya lu." kata Aslan lalu memejamkan mata dan kepalanya tiduran di meja.

"Aslan, saya akan panggilkan guru BP untuk menjemput kamu di sini." ujar guru itu.

Mendengar guru BP, Aslan langsung bangkit dan duduk tegap.

"Maaf Bu, saya salah. Besok besok saya janji bakal pakai baju yang rapih ga kotor dan wangi. Jangan bawa guru BP Bu. Saya minta maaf Bu. Tolong maafin saya." kata Aslan.

Teman teman satu kelasnya langsung di buat tertawa oleh tingkah Aslan yang sangat sangat tak terduga. Guru itu hanya menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah laku Aslan lalu melanjutkan pelajaran lagi.

***

Aslan duduk menyalakan rokoknya bersama Sean di markas belakang sekolah. Sean sudah keluar dari rumah sakit baru saja dan datang ke markas belakang sekolah untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Kita ga bisa kasih bulanan ke mereka Lan, kita harus susun rencana ulang." kata Sean sambil meniup asap rokoknya.

"Lu bener, siang nanti kita datang ke sana lagi. Lu mau?" tanya Aslan.

"Nekat amat dah hidup kalian." teriak Bagas yang baru datang bersama Jefry.

Bagas dan Jefry duduk di soffa dan mengambil masing masing satu batang rokok lalu menyalakannya.
Mereka berempat duduk terdiam dengan rokok yang menyala di mulut mereka.

"Genta itu kuat, anak SMA kayak kita belum tentu bisa nandingin dia." ucap Bagas menatap Sean.

"Genta juga ga sendiri, mau ga mau kita harus main keroyokan kalau mau menang." ujar Jefry lalu membuang putung rokoknya di asbak.

"Jujur semenjak bang Sat masuk ke dalam penjara, gue sampai saat ini belum pernah ngelawan Genta." kata Aslan tersenyum senyum.

"Uang bulanan kita ga bisa ngasih lagi Lan, lo ingetkan apa yang bang Sat bilang ke kita." ujar Sean.

"Gue tau waktu itu bang Sat bilang kalau kita ini harusnya ngelindungin sekolah kita bukan malah jadi penjahat di sekolah kita sendiri." kata Aslan sambil meniupkan asap rokok.

"Gue juga dapat kabar dari SMA sebelah katanya, Genta udah minta jatah ke mereka," ujar Bagas serius.

"Lo ketos Gas, ngerokok mulu ntar badan lu bau rokok mampus." ucap Jefry tertawa kecil.

"Lo juga ngerokok jadi ga usah bacot." ujar Bagas menatap sinis.

"Beuh gila, SMA kita punya nih." ucap Aslan melihat Bagas.

SeanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant