Enigma - 3

2.4K 340 182
                                    

Krist benar-benar mengerutkan dahinya, merasa tak nyaman pada sosok yang sedari tadi diam dan tampak pucat dingin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Krist benar-benar mengerutkan dahinya, merasa tak nyaman pada sosok yang sedari tadi diam dan tampak pucat dingin. Sudah sejam lalu sosok itu berdiri di pojokan. Itu cukup mengganggu pandangannya, Krist tidak bisa untuk mengabaikannya.

Saat bermain piano menunjukkan bakatnya, Krist sesekali meliriknya. Sosok itu menatapnya dingin. Entah kenapa perasaannya mengatakan jika dia bukan manusia. Krist tidak ingin menatapnya, karena tatapannya seperti ada kemarahan.

Seingatnya, ia bukan seorang indigo namun terkadang dapat merasakan jika dirinya diganggu. Dapat melihat hantu, Krist rasa ini konyol. Ia tak pernah berpikir hal seperti itu apalagi sampai diganggu oleh hantu.

"Krist, permainan pianomu tadi bagus!"

Krist menjingkat kaget saat Peck sudah berdiri disampingnya sembari menepuk bahunya. Peck mengikuti arah pandang yang dari tadi dilihat oleh Krist.

"Sedang lihat apa, sih?"

"P'Peck, apa kau tau siapa dia?" bisik Krist sembari menunjuk sosok itu. Krist mencoba bertanya, siapa tahu Peck juga melihatnya.

"Dia? Yang mana? Tidak ada orang lagi kecuali kita, semuanya sudah keluar."

Krist seketika bungkam saat menyadari hanya dirinya yang melihatnya. Krist mengedarkan pandangannya pada ruang musik yang sudah sepi sebelum ia menoleh pada peck kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ah, sepertinya aku hanya halusinasi saja," gumam Krist.

Peck mengangguk kemudian tangannya merangkul bahu Krist; mengajaknya keluar ruangan. Namun badan Krist seketika menegang. Reflek menepis tangan Peck, tubuhnya sedikit bergetar ketakutan.

"Ma-maaf Phi, aku permisi duluan!"

Krist segera berlalu, sedang Peck menatap Krist aneh. Lalu menatap telapak tangannya, menghirup perlahan. Peck tersenyum miring ketika aroma Krist tertinggal di tangannya.

***

Krist berjalan cepat mencari ruang ekstrakurikuler melukis. Ia hanya memiliki Godt yang saat ini cukup dekat dengannya. Jadilah ia ingin memanfaatkan waktu istirahat satu jamnya bersama Godt sebelum kegiatan olahraga dimulai.

Sampai ia melihat ruangan yang sepertinya ruang melukis. Krist melangkahkan kakinya kesana. Suasana sepi menyapanya, Krist mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan. Betapa takjubnya Krist melihat beberpa lukisan terpampang didalam sana, bahkan lukisan yang belum selesai.

"Wow, mereka melukis dengan indah! a
Aku jadi ingin bisa melukis," Krist terkagum-kagum melihat setiap lukisan yang ada.

Krist semakin melangkahkan kakinya menyusuri seisi ruangan yang menurutnya lebih luas dibanding ruang musik. Tangannya menyentuh beberapa lukisan yang sudah kering dengan tangan lentiknya

Brukk!

Krist menghentikan langkahnya, ia terkejut saat sebuah lukisan terjatuh dengan sendirinya. Krist menghampirinya, lukisan seorang pria yang memakai seragam lengan panjang khas Vajiravudh. Tangannya terulur untuk mengambil lukisan itu. Krist berjongkok, mengamati sosok di lukisan tersebut, tampak tidak asing; padahal itu lukisan setengah jadi.

Enigma [SingKit X KongArt - Ongoing]Where stories live. Discover now