Enigma - 11

2.1K 270 290
                                    

a/n: sebagian besar part cuma flashback, dan anu wakakaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

a/n: sebagian besar part cuma flashback, dan anu wakakaka. Enjoy your reading gaess...

***

Ramai menyapa pada dua insan saat memasuki kantin yang dipenuhi para siswa mattayom mengisi perut makan siangnya. Netranya mengedar, bertemu dengan sekumpulannya yang bersantap sembari berbincang seru. Dia menggandeng kekasihnya kesana. Seulas senyum tampak pada keduanya.

Gun, pria mungil yang berada diantaranya, lebih dulu menyadari dua sejoli yang tak terpisahkan itu mendekat.

"Au, sawatdee khrub P'Arthit, Kongpob!" sapanya yang dibalas ramah oleh dua sejoli tersebut.

Ada Singto, Gun, Off, dan Godt. Singto sedikit menunduk melirik pada tangan yang bertaut. Keningnya membentuk kerutan kesal. Namun ia tak terlalu menunjukkannya. Memilih mengaduk semangkuk mie yang ada di hadapannya tanpa minat.

Kongpob dan Arthit menempatkan diri mereka bergabung. Sungguh sial, saat Kongpob dan Arthit duduk tepat di hadapannya. Singto mendengus kesal tanpa sadar. Genggamannya pada sumpit terlalu erat. Apalagi saat melihat pesanan mereka berdua datang dan Kongpob mulai bermanja.

Gun dan Off tak hentinya menjadi provokator keduanya. Tempat duduk mereka sangat ricuh. Singto tanpa ekspresi, dengan pandangan kesal yang tak kentara. Sedang Godt hanya menyumbang tawa ketika melihat betapa malu-malunya pasangan dihadapannya.

Namun Arthit sebenarnya menyadari ada aura yang tak enak disekitarnya. Singto merasa cemburu, tentu saja. Dan Arthit ingin sekali menghentikan tingkah teman-teman kekasihnya yang terus memprovokasi.

"Seharusnya kalian saling menyuapi," celetuk Off yang diangguki semangat oleh Gun.

"Kalian ini apaan, sih? Ini tempat umum," balas Kongpob, sebenarnya ia tak enak pada Singto. Awalnya ia ingin mengajak Arthit makan berdua saja—seperti biasanya. Namun karena merasa sungkan dengan temannya yang lain—pernah suatu hari hanya makan berdua dan mendapati berbagai sindiran. Mau tak mau Kongpob mengajak Arthit makan bersama teman-temannya.

Kongpob dan Arthit saling suap, sontak mendapatkan sorakan dari Gun dan siulan dari Off. Wajah memerah timbul pada Arthit yang kepayahan menahan malu. Walaupun beberapa siswa di kantin memuji hubungan mereka yang romantis namun tetap saja ada yang mencibir.

Ekor mata Arthit melirik ke arah Singto. Sial, tatapan itu—adalah tatapan tajam menusuk yang mampu membuat Arthit tak menyadari jika Kongpob memanggilnya.

"P'Arthit, kenapa?" suara Kongpob mengalun penuh tanya. Ini pertanyaan bodoh ketika Kongpob sangat menyadari jika Arthit melirik Singto.

Segera membuang muka tak tahan dengan Arthit yang tersenyum manis pada Kongpob. Suara Arthit yang mengatakan jika tidak ada apa-apa, Singto sangat yakin dibalik kalimat itu, Arthit sangat paham arti tatapannya. Ia yakin itu.

Enigma [SingKit X KongArt - Ongoing]Where stories live. Discover now