Enigma - 4

2.3K 350 244
                                    

***

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

"Jangan didengarkan. Harusnya kau segera pergi dari sini sebelum Khun Sanit patroli."

Krist tau suara siapa ini. Walaupun baru sehari bersekolah di sini, namun Krist mampu menangkap serta menghafal suara orang-orang yang berinteraksi dengannya. Ia membalikkan badan, dan mendapati Godt yang sudah melepaskan tangannya dari telinga Krist.

Krist tersenyum tipis menyadari tebakannya tak meleset. Godt melirik kanan kiri waspada, takutnya ada Khun Sanit yang sedang berpatroli. Ia menggandeng tangan Krist, menjauhi kamar Pluem dan Chimon.

"Kalau malam jangan berkeliaran. Jika kau ketahuan berkeliaran pada jam tidur, Khun Sanit akan memarahimu," ujar Godt memperingati.

"Lalu ... kenapa kau sendiri berkeliaran?"

"Aku sedang lewat saja tadi. Oh ya, dimana kamarmu? Aku akan mengantarmu."

"Kamarku ada di—"

Grep!

Sebuah tangan menarik tangannya yang bebas. Krist terkejut, tentu saja. Sontak ia menoleh ke kiri tepat pada orang yang baru saja menarik tangannya.

Godt pun sama terkejut saat merasa langkah Krist terhenti karena ada tarikan dari arah lain. Godt menatap orang itu dengan tatapan tak suka.

"Singto ...," ucap Krist dengan nada heran.

Singto sekilas melirik tajam pada Godt sebelum mengalihkan pandangannya pada Krist dengan tatapan datarnya. Singto masih menahan tangan kiri Krist.

"Kembali ke kamar!" seru Singto dingin.

Singto melepaskan tangan Godt yang masih memegang tangan Krist. Lalu tanpa berucap apapun, Singto menarik Krist dengan kasar. Meninggalkan Godt yang kini memandang keduanya dengan senyum miring.

"Menggelikan," gumam Godt.

Sementara itu, Krist kepayahan mengikuti langkah Singto yang lebar dan cepat. Tangannya digenggam begitu erat seolah takut jika terlepas. Krist meringis dan ia yakin jika pergelangan tangannya akan memerah.

"Singto, lepas...," rengeknya yang tak digubris sama sekali oleh Singto.

Sesampainya di kamar F062, Singto menutup pintu dan segera menguncinya. Lalu menghempaskan tangan Krist yang disambut rintihan. Krist mengelus pergelangannya yang sedikit merah. Sedang Singto, tatapannya menajam seperti mampu menusuk Krist.

Krist menunduk, tak berani menatapnya.

"Aku yakin kau sudah membaca peraturan di sini. Kau anak baru, dimana otakmu? Apa kau bodoh, berkeliaran saat jam tidur? Khun Sanit bisa saja mendapatimu dan Godt—" Singto menjedanya, menghela nafasnya sejenak melemaskan emosinya. "—Lupakan! Segeralah tidur!"

Singto menuju ranjangnya sedangkan Krist masih mematung di tempatnya. Singto merebahkan badannya tengkurap tak peduli lagi dengan si anak baru. Krist membalikkan badan, menatap tubuh Singto yang sepertinya sudah terlelap.

Enigma [SingKit X KongArt - Ongoing]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora