Enigma - 12

1.7K 245 160
                                    

"Sshhh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sshhh... akh!"

"Ssttt... jangan keras-keras."

"Sakit, Phi...."

"Tahan sebentar, Krist."

"Akh! Phi... pelan-pelan."

"Maaf... maaf... terlalu menekan, ya?"

"Jangan keras-keras, itu sakit."

"Nah, selesai!" seru Peck saat melihat luka memar Krist di bagian pinggang sudah ia olesi salep. Pinggang Krist sedikit membiru akibat terbentur pagar pembatas balkon. Netranya sempat melirik ke arah tubuh Krist yang mulus akibat seragamnya yang disingkap. Peck menelan salivanya perlahan.

Krist menurunkan seragamnya. Peck tersadar dan segera merapikan peralatan yang dipakainya untuk mengobati Krist. Lalu menyimpannya di salah satu lacinya.

"Kau tadi kenapa, sih kok bisa sampai hampir terjungkal? Untung saja ada aku, kalau tidak ... korban dugaan bunuh diri di sekolah kita akan bertambah."

"Tadi ...," terhenti, dan Krist bingung hendak menceritakannya apa tidak? Menurutnya ini aneh dan mustahil tapi nyata. Dia dihantui, apa Peck akan percaya?

Arwah itu jika diamatinya berwajah sama dengan Arthit. Krist hanya heran saja, semua orang beranggapan bahwa Arthit menghilang. Jika seseorang muncul dengan bentuk arwah, berarti orang itu sudah meninggal. Itu artinya, Arthit yang dicari mereka sudah meninggal dan semua orang tidak ada yang tahu.

"Hey, Krist ... kenapa malah melamun?" tegur Peck mengibaskan tangannya tepat di depan muka Krist.

Tersentak dan mengerjapkan beberapa kali kelopaknya. Netranya mengamati pergerakan Peck. Pria itu mengambil sesuatu di atas meja belajarnya.

"Kau mau?" tawar Peck mengulurkan tangannya pada benda kotak kecil di tangannya.

"Maaf Phi, aku tidak merokok," tolaknya lembut. Peck mengangguk lalu membuka bungkus rokoknya, mengambil satu batang diapitnya diantara jari. Satu tangannya meraih korek dan membakar ujung batang rokok yang bersiap disesapnya.

Ia mendaratkan pantatnya di sebelah Krist. Terlalu mepet hingga Krist harus sedikit bergeser. Kepulan asap yang keluar dari ujung batang rokok juga mulut Peck membuatnya tak nyaman. Krist mengerutkan kening dengan tangan yang mengibas pelan mengusir asap.

"Itu, gitarnya di sana," tunjuk Peck pada gitarnya yang masih terbungkus tas tergeletak di samping tak jauh dari keberadaan Krist. Krist segera saja mengambil gitar itu, membuka tasnya dan mengambil isinya. Sebuah gitar dan ia mulai memangku gitar, memetiknya perlahan.

"Oh ya, tadi kau ingin mengatakan apa?" tanya Peck.

"Yang mana?" Krist menanyakannya balik dengan tangan tak berhenti dari senar gitar dipetiknya.

"Pertanyaanku tadi, kenapa kau bisa hampir terjungkal dan tampak ketakutan."

Ucapan Peck membuat pergerakan di tangan Krist terhenti. Ia membawa wajahnya untuk menatap Peck. Seniornya ini lagi asyik menyesap rokoknya. Peck menunggu jawaban Krist, mengepulkan asap bercampur ke udara. Krist sedikit menimang antara bercerita atau tidak. Satu helaan nafas terdengar dari mulut Krist.

Enigma [SingKit X KongArt - Ongoing]Where stories live. Discover now