47. Bioskop

246 8 0
                                    

Syila datang ke kantor Alkan membawakan sebuah kotak makan untuk calon suaminya itu. Alkan terkejut dengan kehadiran Syila.

"Syila, kamu kenapa ke sini?"

"Oh, aku ... aku cuma mau bawain makanan buat kamu, kamu belum makan kan?"

Mereka duduk berdua di sebuah kantin kantor.

"Kamu kenapa repot-repot bawain aku makanan kayak gini Syil?"

"Sesekali boleh kan, aku bawain makanan buat calon suami aku."

Alkan tertegun diam. Ia lantas mengambil sendoknya untuk segera makan.

"Gimana makanannya?"

"Enak! Kamu yang buat?"

"Iya, kebetulan Ibu aku sering buat makanan ini, aku selalu belajar dari Ibu."

"Oh iya Alkan, minggu ini kamu ada waktu gak?" tanya Syila.

"Minggu ini, ada. Emangnya kenapa?"

"Kebetulan aku beli tiket untuk kita nonton film, kamu mau kan temenin aku?"

Sebenarnya Alkan ingin menolak. Tapi ia berpikir dua kali jika film dan Syila bisa membantunya untuk melupakan Hani yang selalu terngiang di pikirannya.

"Oke aku mau. Besok kamu hubungi aja aku, jam berapa dan di mana tempatnya."

"Iya iya, makasih."

Syila sangat senang sekaligus terkejut Alkan mau menemaninya untuk menonton film bersama. Padahal ia sama sekali tak berpikir bahwa itu akan berhasil.

Keesokan harinya, Hani dan Rama pergi menonton film karena Rama mendapatkan dua tiket secara gratis. Ia mengajak Hani untuk ikut dengannya.

"Kamu udah siap?" tanya Rama.

"Ayo pergi." Hani begitu antusias.

Rama dan Hani mencari tempat duduk. Rama pun membelikan Hani sebuah popcorn dan minuman. Hani bahkan tidak tahu bahwa Alkan ada di bioskop yang sama dan duduk di belakangnya beberapa meter. Film pun diputar. Rama dan Hani tertawa menontonnya. Sementara di sisi lain, Alkan hanya bisa terdiam di samping Syila.

Setelah selesai mereka keluar gedung bioskop. Rama membelikan Hani es krim dan mereka berjalan bersama. Tak sadar, langkah mereka membawa mereka malah berpapasan dengan seorang Direktur. Ya, dia Alkan. Hani melihatnya lebih dulu. Ia menghentikan langkahnya karena kaget melihat Alkan bersama seorang wanita.

"Ada apa Han?" tanya Rama.

Disisi lain, mata Alkan melebar kaget melihat Hani dan Rama di depannya. Begitu pun Rama, setelah ia melihat apa yang Hani lihat, ia terkejut.

"Hah, itu kan Alkan. Sama siapa dia?" gumam Rama.

Kecanggungan terjadi saat Hani dan Rama berusaha untuk menghampiri Alkan bersama gadis itu. Hati Alkan pun gemetar tak karuan. Ia terdiam dengan mata terfokus pada kekosongan. Jujur saja, saat itu Alkan begitu takut. Namun, ia tak bisa melakukan apapun detik itu.

"Alkan, lo ada di sini?"

"Oh, iya Ram." Alkan begitu gugup ketika berpapasan dengan mereka.

"Gue ... gue habis nonton film sama si Hani."

"Apa karena Rama, Hani nolak gue?" Alkan membatin sambil menatapi Hani yang wajahnya mendatar aneh sejak pertemuan mereka yang tak sengaja itu.

Entahlah, apa yang Hani rasakan saat ini ia tak tau betul. Hani mencoba membuka suara dan bersikap untuk lebih santai terhadap Alkan.

"Hai Pak Alkan."

Alkan mendatarkan wajahnya menatap Hani. Jujur saja, hati Alkan begitu sakit karena hal itu.

MOONLIGHT (Love in Business)Where stories live. Discover now