Just The Way I am

4.6K 146 1
                                    

Follow dan vote ya 😅
Selamat menikmati 😎

Eh, VOTE dulu dong sebelum baca, biar gak lupa. Caranya, pencet logo bintang yang di bawah ya. Pleaseee....
Tiap chapter yaaa...
Nanti ceritanya di update terus deh...
Sangkiuuu...

+++

"Ayolah na, aku kangenlah pengen ketemu. Pengen cerita2 banyak" ajak i setengah memohon kepada sahabatnya Dina.

"iiiii, tumbuhin dulu rambut kamu iiii, aku nanti takut". Jawab Dina kekeh sambil menekuk kakinya dengan nada memaksa.

"Ya Tuhan naaa na... Kamu fikir rumput kali bisa dipaksa tumbuhnya. Bisa dipupuk disiram. Ini kan rambut na. Rambut gw. Gimana caranya?", Jawab dengan nada kesal, lelah membijuk kawannya.

"Ya usahalah iii", paksa Dina.

"Pakai minyak kemiri" sahut kak En lalu tertawa.

"Tu, kata kak En pakai minyak kemiri. Pokoknya aku takut iii", tetap tidak mau mengalah.

"Yaaah.... Udah tumbuh kok ini, cuma belum panjang aja. Beneran. Ayolah na" bujuk i dengan segala upaya.

"Iiiiiih maksa banget deh. Di telfon aja sih i ceritanya"

"Kalau di telfon, aku selalu kalah sama kamu. Kamu pasti duluan cerita. Banyak lagi. Nanti giliran aku cerita pasti kamu bilang 'udah ya i aku ngantuk'. Ya kan?"

"Iiiiii eeennggg iya sih. Hehehe.... Ya dah ya dah." Dina yang tadinya ingin berkata enggak pun mengurungkan dirinya.

"Nah gitu dong. Di halte yak. Nanti kita makan sekalian deh. Besok kamu kuliah siang gak?"

"Selesai jam 11.40. Tapi kamu traktir aku ya i. Makan siang" Tembak Dina to the point.

"Hmmmm.... Gak mau rugi banget ya kamu na" geli sahabatnya dari ujung telfo

"Namanya juga usaha (W). Harus setara dengan gaya (F) dan perpindahan (s)." Terlihat sok pintar

"Jiaaah, tumben tu otak bener. Gak karena kebanyakan nyemilin aibon kan na?" Ledek i tidak menyangka kalau sahabatnya yang koplak ini menggunakan rumus fisika untuk memalaknya.

"Sial. Awas kamu ya besok. Awas ya kalau besok kamu masih botak. Aku gambar2in pala kamu iiiii!" Gemas Dina geregetan.

Keakraban mereka berdua memang sudah teruji. Bagaimana tidak merindu. Sudah terbiasa ketemu setiap pagi hari, belajar bareng selama lebih dari sebulan dan tetiba hampir 1 semester tidak terlihat batang hidungnya.

Kadang nasib kedua jomblo ini sekarang seperti kopi dan gula. Saling melengkapi. Ibarat tidak ada kayu, rotanpun jadi.

Meskipun i sudah berkali2 menawarkan hubungan serius kepada Dina, tapi selalu ditolak.

"Kamu mau jadiin aku yang keberapa lagi iiii?, Aku gak akan mau ikut dalam barisan cewe2 hasil rayuan receh kamu i. i know you so bad" jawabnya selalu.

So, they are just patner in crime ajah yak. Dan mereka sudah terbiasa menjadi dirinya masing2 jika saling bersama.

"Dek, kuliah jam berapa? Kakak jemput ya?" Wa kak jo membuat Dina merona di pagi hari.

"Aku kuliah jam 8 kak. Gak usah ngerepotin kak. Na naik oplet aja" dia merendah, padahal dalam hatinya pengen.

"Gak papa, sekalian mau ada yang ditanyain"

"Oooh, Oke deh kalau gitu". Dina langsung berjingkrak dan bersorak.

"Ev, adik kamu ni kehabisan sajen" geriak Er merasa terganggu karena Dina meloncat tepat diantara TV dan penontonnya.

SUDDENLY MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang