Go Home (2)

2.2K 104 1
                                    

Follow dan vote ya 😅
Selamat menikmati 😎

Eh, VOTE dulu dong sebelum baca, biar gak lupa. Caranya, pencet logo bintang yang di bawah ya. Pleaseee....
Tiap chapter yaaa...
Nanti ceritanya di update terus deh...
Sangkiuuu...

+++

Suasana begitu panas meski belum ada pembicaraan diantara mereka.

"Mas..." Panggil Dina dengan pandangan menuntut penjelasan.

"Biarkan dulu Rudi makan. Kamu duduk sini" sahut nenek baik.

"Pelan2 bu" panggil mama ke nenek yang duduk disampingnya. Dinapun mulai memposisikan dirinya duduk di depan 2 wanita itu. Hatinya semakin merasa yakin dengan semua keanehan ini.

"Jadi gini Din" Kata mama mengawali. "Sebelumnya mama dan keluarga minta maaf ya Din, karena tidak bisa memenuhi undangan keluarga kalian pekan ini"

"Iya, Dina sudah bilang ke papa kalau mas sakit jadi tidak bisa ke rumah" jawab Dina ringan.

"Emmm... Iya. Tapi kali ini bukan karena kondisi Rudi" lanjut mama membuat Dina semakin penasaran.

"Kamu lama banget si. Sini ibu aja yang ngomong" serobot si nenek gak sabar.

"Sabar bu, pelan2" kata mama lagi.

"Udah gak papa. Gini ya Dina. Kami sekeluarga sudah sepakat. Kami sudah ada calon untuk Rudi, jadi kamu gak usah lagi berhubungan dengan Rudi ya" kata nenek meski mengejutkan tapi Dina belum sampai seterkejut itu. Matanya menuntut penjelasan lebih.

"Ada masalah apa ya nek kok tiba2..."

"Ya dari awalkan nenek sudah bilang. Nenek gak mau kamu sama Rudikan. Rudi sudah nenek kenalkan dengan pilihan nenek. Jadi bulan depan akan kami nikahkan mereka ini. Harusnya kamu dengar omongan nenek dari awal. Jadi tidak perlu sampai bilang ke orangtua segala."

"Masalah apa ya nek. Kok, jadi bingung ya?"

"Masalahnya kan sudah jelas. Kamu itu terlalu sibuk untuk ukuran istri yang kami inginkan buat Rudi. Rudi butuh istri yang masih muda, cantik, bisa masak, bisa jaga rumah, ngurus rumah, kasih keturunan yang banyak. Kamu taukan Rudi sudah sangat Dewasa dan sibuk. Butuh yang siap dukung dia, melayani dia dengan baik" jelasnya dan kali ini sudah jelas semuanya. Matanya mulai memanas. Mama mulai menunduk tidak berdaya.

"Sudah, ibu sudah menyampaikan intinya." Nenek menyudahinya.

Dina masih terduduk disana. Menatap mama, menuntut penjelasan. Mama hanya diam.

"Ma...." Panggil Dina

"Maaf ya Din. Mama doakan semoga kamu dapat yang baik dan bahagia" itu saja yang mampu diucapkan.

Setelah beberapa menit hening. Kali ini satu2nya orang yang bertanggungjawab atas semua ini adalah dia, Rudi. Laki2 yang telah berhasil membuatnya berani mencoba, membuatnya mau memberikan kesempatan, membuatnya tidak memikirkan omongan orang lain kecuali dia. Dan kini orang itu hanya diam.

Dina menutup matanya, tertunduk menghimpun kekuatan lalu berdiri. Dinapun mengambil ranselnya yang ada di dekat ranjang Rudi, tanpa mau melihat laki2 yang terbaring disampingnya.

"Na...." Panggil Rudi lemah tapi tidak dihiraukan Dina. Dina segera pergi meninggalkan ruangan yang penuh dengan kesakitan ini.

Bersama langkahnya Dina meninggalkan tetesan airmata yang coba dia tahan. Giginya berbunyi menahan emosi dalam jiwanya. Dia melihat jam dan logikanya menuntutnya untuk kembali ke kantor.

Selama di mobil Dina menatap jauh keluar jedenla, mengeluarkan semua rasa sakit itu. Hanya keluar begitu saja. Tanpa ada suara. Rasanya tidak tertahan. Dan biarlah begitu saja.

SUDDENLY MOMMYWhere stories live. Discover now