Storm in me

3.3K 106 1
                                    

Follow dan vote ya 😅
Selamat menikmati 😎

Eh, VOTE dulu dong sebelum baca, biar gak lupa. Caranya, pencet logo bintang yang di bawah ya. Pleaseee....
Tiap chapter yaaa...
Nanti ceritanya di update terus deh...
Sangkiuuu...

+++

18 ++
Bocah piyik2 silahkan minggir...

Hari ini mereka akan pergi ke sekolah. Mengikuti kegiatan parenting di sekolah anak2. Kakak sudah kelas 3, yang berarti si adek sudah kelas 1.

"Sudah semua?" Tanya Dina menggeser kepalanya melihat barang2 dibelakang kursi kemudi.

"Bunda, ayah kapan pulang?" Tanya bunga tetiba. Mungkin dia rindu dengan ayahnya yang sudah 3 bulan ini mendapatkan promosi kenaikan pangkat dengan syarat pindah ke cabang di Pagar Alam.

"Nanti malam kita telfon ayah ya sayang" jawab Dina lalu mencium pipi putri kecilnya. "Kakak pakai save beltnya sayang. Nanti kayak kemaren"

"Iya, sampe lompat ke depan si kakak" ledek adek.

"Iya iya...."

"Nanti pas lagi istirahat kita makan bareng ya" ajak Dina dengan senyum manisnya.

***

"Dah makan yah?"

"Udah, ni barusan selesai. Bunda dah makan? anak2 gimana?"

"Sudah. Kami tadi makan trus langsung tidur anak2. Padahal mereka nungguin mau telfon ayah dari pagi"

"Hmm... Sehat kan?"

"Iya, sehat. Ayah sehat? Masih merah matanya yah?"

"Lumayan udahan. Dibantuin mas Ari, dibeliin obat kemaren malam"

"Baguslah. Hati2 kerjanya ya yah"

"Gimana seminarnya nda. Apa aja tadi ilmunya. Bagi dong ke ayah"

"Hmmm.... Gitulah" malas Dina.

"Gitu kenapaaaa?" Tanya sambil menyandarkan bahunya di kepala ranjang.

"Gak papa. Bagus kok tadi", ujar Dina mencoba mengubah suasana hatinya.

Dari nada suaranyapun dia tau kalau istrinya sedang tidak baik hatinya. "Hmmm.... Kenapa, ditanya2 lagi ya"

"Biasa aja"

"Tapi tetep sedihkan"

"Bukan sedih sii... Cumaaann..."

"Cuma gak bahagia?"

"Hehe... Ayah mah. Udah lah, gak usah di bahas", potong Dina tidak ingin berlama2.

"Sepertinya kita harus ngomongin ini sepulang ayah nanti ya nda" putus Jo yang lama2 merasa perlu bertindak dengan keputusan aneh istrinya.

"Emang kapan ayah pulang?"

"Hmmm.. kapan maunya"

"Terserah ayah aja" pasrah Dina. Belajar dari kekecewaan, pernah nungguin kaatanya pulang gak taunya gak jadi. Dia memilih tidak mengharap.

***

"Belum jg?" Tanya mami pada Jo yang saat itu mampir k rumah orangtuanya sebelum menemui anak dan istrinya.

"Dina belum siap mi. Sudah jangan dipaksa mi. Abang juga gak masalah kok. Dua aja dah rame di rumah"

"Coba kamu ngomong baik2 bang. Pasti terjadi sesuatu. Mami ini juga perempuan. Perempuan mana yang gak mau punya anak dati rahimnya sendiri"

SUDDENLY MOMMYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora