Dipersimpangan (3)

2.5K 113 1
                                    

Follow dan vote ya 😅
Selamat menikmati 😎

Eh, VOTE dulu dong sebelum baca, biar gak lupa. Caranya, pencet logo bintang yang di bawah ya. Pleaseee....
Tiap chapter yaaa...
Nanti ceritanya di update terus deh...
Sangkiuuu...

+++


"Jadi gimana Rud. Ah kamu mah payah" kesal mama.

"Entah kak Rud ini. Ada apa sih kak. Sini no kak Dina. Biar aku aja yang telfon" ujar Pita ikutan gemas karena Rudi tidak berhasil menghubungi Dina sejak acara pekan lalu.

"Mama, Pita, jangan gitu dong. Kak Rud kan udah usaha. Kita kasih waktu aja dulu ke kak Dina berfikir" bijak Eci.

"Tapi ini terlalu mengkhawatirkan. Dah seminggu lo. Kalau kak Dina masih gak ngehubungin gimana? Hah, gagal lagi deh" sifat gak sabar pita memang semakin membuat masalah semakin kusut.

"Kan dari awal sudah Rudi bilang. Dina belum mantab ma. Jangan dipaksa. Kalau sudah beginikan bingung semuanya" Rudi mencoba sabar, meski sudah ratusan kali dia mencoba menghubungi Dina.

Dilain tempat, Dina sedang duduk di meja kerjanya. Malam ini dia lembur di kantor. Besok ada tugas. Alih2 mau ngerjain tugas di kantor malah cuma banyak ngelamun.

"Pulang na. Besok lagi", ajak teman kerjanya.

"Iya, bentar lagi. Duluan aja" kata dina mengetuk2 penanya ke meja. Sudah 5 hari ini dia pulang malam terus. Dia mencoba mengalihkan fikirannya agar tidak banyak melamun. Dia akan pulang jam 10, capek dan tidur.

***

"Dina!" Panggil rini teman se-gank nya bersama Rafa. Rini berlari sejak turun dari mobil untuk mengejar Dina yang jalan dari turun ojeg.

"Dari mana kak?" Tanya Dina pada wanita yang sudah sangat dewasa itu. Dia sudah punya 2 anak perempuan tapi nampaknya hubungannya dengan suaminya kurang baik. Sehingga dia tidak pernah menceritakan tentang keluarganya seperti yang lainnya.

"Itu tadi habis fotokopi tugas. Udah belum?"

"Udah, tapi belum bener. Taulah. Lagi males mikir aku"

"Ho'oh, ditempatku lagi roling. Jadi ya gitu. Belajar dari awal lagi"

"Ckckckck.... Derita orang pemda ya kak?" Ledek Dina menepuk2 bahu Rini.

"Halo semuaa" sapa Rini ramah. Sudah ada Rio dan Lia. Dua sijoli yang katanya sahabatan tapi seperti pacaran. Lengket banget.

"Tugas kumpul di meja depan ya" kata Dina mengingatkan teman2 sekelasnya. Maklum, ketua kelas.

"Mana Rafa?" Tanya Rio. Dina memilih diam. Sudah 2 bulan dia tidak menjawab panggilan Rafa. Pesanpun hanya dijawab seadanya.

Dosen masuk dan mereka memulai kelasnya dengan ber 8, karena 4 lainnya masuk dibelakang dosen. Kedatangan seseorang menarik perhatian setiap mata disana. Tak terkecuali Dina, tapi sejak dia lihat sekilas, dia tau itu Rafa dan segera memalingkan pandangannya lagi.

"Hai Raf. Dari mana?" Sapa kak Rini. Kadang Dina berfikir kalau kak Rini ada hati sama Rafa. Tapi mungkin hanya perasaannya saja.

Sejak masuk pertama kali di kelas dan saat semua mata tertuju padanya, hal pertama yang dicari adalah gadis baiknya. Gadis yang sudah sejak 2 bulan lalu telah terluka karenanya.

Libur panjang setelah ujian benar2 ujian bagi Rafa. Karena selama itu dia tidak bisa bertemu Dina.

"Mau makan dimana?" Selembar kertas keliling menulis menu. Kebiasaan mereka, kalau sudah jam 11.30 akan ada kertas keliling menentukan pilihan menu makan siang mereka bersama.

SUDDENLY MOMMYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora