4

20.8K 2.6K 345
                                    


"Renjun? Kau kah itu?" Tanya Ten sembari berjalan menghampiri Renjun.

Buru buru renjun menghapus airmata dipipinya. Namun terlambat, Ten melihat semua airmata di wajah manis itu sebelum terhapus.

"Injun-ah, ada apa? Cerita pada hyung.." ucap Ten yang langsung duduk disebelah renjun dan mengelus punggung remaja manis itu.

"Eoh? Aku baik hyung. Tak ada yang perlu ku bicarakan." Jawab renjun dengan senyuman palsunya.

"Kau kira hyung bodoh? Kau jauh dari kata baik jun."

"Hyung sendirian kesini?"

"Aku dengan taeyong, dia langsung keatas tadi. Jangan coba untuk mengalihkan pembicaraan."

"Hehehe, sungguh hyung. Aku tak apa. Semua baik." Ucap renjun mencoba meyakinkan Ten.

"Injun-ah, aku tau kau punya masalah sekarang ini, wajah dan matamu tak dapat berbohong. Tapi semua kembali padamu, ingin berbagi pada hyung atau tidak."

"Sejelas itu hyung?"

"Ya, sejelas itu. Sekarang, mau cerita?"

"Hyung, apakah salah bila aku jatuh cinta?" Ucap renjun dengan wajah yang terlihat akan menangis kembali.

"Tidak, sama sekali tidak. Jadi itu masalahmu?"

Renjun mengangguk dan melanjutkan perkataannya.

"Tapi aku jatuh cinta pada beberapa orang sekaligus hyung, aku harus bagaimana.." airmata itu kembali menuruni pipi tirus Renjun.

"Hyung tebak, Mark, haechan, jeno dan jaemin?"

Renjun tak menjawab dan hanya menunduk, sambil sesekali menghapus airmatanya.

"Lalu kenapa? Apa masalahnya injun?" Ten masih bingung, dimana letak kesalahannya.

"Menurutmu apa benar hyung? Bila aku jatuh cinta pada empat orang sekaligus? Dari situ saja sudah salah hyung. Ditambah, mereka seperti memiliki hubungan yang lebih dari sahabat."

"Disini akulah titik kesalahannya hyung. Aku hadir diantara mereka. Sebagai yang ketiga di hubungan keduanya. Aku bersalah hyung."

"Aku egois.. aku-" renjun tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya. Isakan tangisnya semakin kuat dan airmata nya semakin deras.

Dengan sigap, Ten membawa renjun pada dekapannya. Mengusap punggungnya dan memberi kata kata penenang.

"Injun, hyung mengerti. Disini tidak ada yang bersalah, kau tidak bersalah. Tak ada yang bisa menebak perasaan manusia injun-ah."

"Jangan merasa bersalah, ini bukan salahmu." Ucap ten begitu lembut.

"Bagaimana mungkin ini bukan kesalahanku hyung. Aku egois dua tahun ini hyung."

"Aku menjadi orang yang ditengah. Orang yang menghalangi hubungan mereka. Sejak awal aku hanyalah pendatang hyung."

"Mereka sudah bersama sejak kecil, dan aku datang merusak segalanya hyung. Aku yakin jika aku tak ada disini maka mereka sudah meresmikan hubungan mereka dan menjadi pasangan bahagia."

"Aku lah yang bersalah hyung.."

"Sstt, jangan berkata seperti itu injun-ah, itu pilihan mereka. Mereka tidak meresmikan hubungan mereka belum tentu karena dirimu. Mereka pasti punya alasan tersendiri."

"Jangan menyalahkan dirimu. Kau menyakiti dirimu sendiri."

"Hiks.. hyung.., aku harus bagimana. Aku mencintai mereka. Aku ingin bertahan tetapi aku tak ingin menjadi penghalang lagi."

"Lagipula fans tak menyukai kedekatanku dengan keempatnya. Mereka berkata aku tak pantas disandingkan dengan mereka hyung."

"Jadi kau membaca komentar fans? Hingga menyebabkan mata indahmu bengkak seperti ini? Kau menggali lubang kuburmu sendiri injun-ah"

"Ya aku mengerti hyung, aku memang menggali lubang kuburku sendiri sejak awal. Aku memang bodoh."

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Aku-

-Akan menjauh dari mereka hyung. Ini yang terbaik untuk semuanya."

"Dan kau akan terluka semakin parah."

"Aku tak peduli hyung, biar aku yang terluka. Itu adalah harga yang pantas untuk keegoisanku selama ini."

"Maka yang harus kau lakukan adalah komitmen dan jangan terlalu jelas. Fans akan mengira ada sesuatu yang salah."

"Ya hyung aku mengerti." Ucap renjun yang masih berada di pelukan Ten.

Ten menjauhkan tubuhnya dari tubuh mungil renjun. Ia menghapus airmata yang membasahi pipi pemuda manis itu, dan tak lupa merapihkan rambutnya.

"Cha, adikku yang manis. Mulai sekarang jangan terlalu banyak berpikir. Lakukan apa yang menurutmu benar. Jangan melukai dirimu sendiri dan berbahagialah. Kau pantas mendapatkan kebahagiaan." Ucap ten seraya mengelus rambut halus renjun.

"Terimakasih hyung, kau yang terbaik. Kumohon jangan beritahu siapapun. Termasuk taeyong hyung."
Pinta Renjun dengan wajah memelas.

"Aku tidak berjanji, aku harus memberi tahu kun. Tapi aku berjanji merahasiakannya dari taeyong."

"Aku percaya padamu hyung." Ucap renjun dengan senyuman manisnya.

"Kau sangat berantakan injun-ah. Sana mandi."

"Ya hyung, aku akan mandi." Renjun bangkit dari duduknya dan menuju kamar mandi.

"Sudah makan? Mau kubuatkan sesuatu?" Tanya ten.

"Tak perlu hyung. Aku akan keluar saja mencari makan."

"Izin dulu pada taeyong."

"Hyung~~ kumohon.." Renjun tak mau mengambil resiko diinterogasi sehari semalam.

"Iya iya, nanti aku izinkan."

"Saranghae hyung!!" Renjun berlari kearah ten dan memeluknya.


TBC.

Hai! Karena aku inget, jadi aku update, yey!

Thirdwheel ; [00 Line + MARK]Where stories live. Discover now