5

21.4K 2.6K 298
                                    

Tuhan aku berjalan, Menyusuri malam
Setelah patah hatiku.

Aku berdoa
Semoga saja ini terbaik untuknya

.
.
.
.

Renjun keluar dengan rambut yang sudah sepenuhnya kering. Renjun berterimakasih pada hairdryer untuk itu.

Hari ini cuaca lumayan dingin, renjun memutuskan untuk menggunakan hoodie biru dongker kesayangannya. Dipadukan dengan celana training panjang, masker dan topi.

Renjun sengaja menggunakan training, itu lebih nyaman, Hanya itu alasannya.

Renjun sudah tak menangis kali ini. Ia berjalan menyusuri jalanan dari dormnya menuju sungai han.

Ia memasang airpod ditelinganya dan sesekali bersenandung kecil mengikuti irama lagu.

Perasaanya sudah jauh lebih baik dari 1 jam yang lalu. Setelah menceritakan masalahnya pada ten, renjun merasa bebannya sedikit terangkat.

Jalanan belum sepenuhnya sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang. Renjun memutuskan untuk membeli ramyeon instan di minimarket dan membawanya ketepi sungai han.

Renjun kembali duduk dan merenung. Apa yang akan ia lalukan setelah ini.

Bagaimana caranya ia menjauhi sumber kebahagiaanya. Bagaimana bisa ia menjauhi orang orang yang ia sayang.

Bagaimana nanti tanggapan mereka, bagaimana tanggapan para hyung?

"Oh.. sudah cukup. Aku bisa gila karena ini semua." Monolog renjun.

Ia menatap sungai han yang indah didepan sana. Ia tersenyum, memikirkan kenangan indah yang pernah dilakukannya dengan orang orang yang harus ia jauhi.

Renjun kembali menggeleng dan membuka ponselnya. Ia memilih untuk menyibukkan diri agar tak memikirkan kenangan kenangan itu.

Ia lupa, ia memiliki ramyeon. Ia mulai memakannya dengan setengah hati, Ia kehilangan selera makannya sejak 3 hari lalu.

Ia menghabiskan ramyeon instant itu 30 menit. Termasuk waktu yang lama bukan? Salahkan renjun yang memakan ramyeonnya itu sambil melamun. Ia menyalakan handphonenya kembali dan disana sudah banyak pesan dan missed call dari Ten, Kun dan Mark.

'Untuk apa ia menghubungiku? Jika begini terus bagaimana caraku bisa menjauhimu?'

Renjun memilih menjawab pesan dari ten dan Kun. Berkata akan segera pulang.

Renjun bangkit dari tempatnya. Menepuk bagian belakang celananya dan berjalan dengan sangat pelan.

Sesekali renjun memperhatikan dirinya dikaca toko. Sangat memprihatinkan. Matanya sangat bengkak sekarang. Jauh dari kata normal, membuat lelaki itu menurunkan topinya lebih dalam.

"Ugh, kenapa pusing sekali sih?" Gerutu renjun seraya memegang kepalanya.

Terlalu banyak menangis membuat kepala pria manis itu terasa berat, Ditambah udara malam sungai han memperburuk keadaan renjun.

"Aku pulang." Ucap renjun setibanya ia di dorm. Suaranya terdengar lemah dan parau.

Renjun POV

Thirdwheel ; [00 Line + MARK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang