7

20.6K 2.5K 597
                                    


Kun bangkit untuk mulai memasak makan malam. Disana hanya tinggal renjun yang setia menemani kun.

"Ge, apa kau pernah jatuh cinta?"

"Pernah, aku yakin semua orang pernah."

"Apakah berakhir baik? Atau menyedihkan sepertiku?"

"Ey, jangan seperti itu injun-ah kisah cintamu belum tentu berakhir menyedihkan."

"Tapi kisah cintaku memang sudah menyedihkan ge.."

"Kenapa pesimis sekali sih?"

"Aku rasional ge, bukan pesimis. Aku sudah jelas jelas berkata padamu aku akan menyerah, kan?"

"Ya ya ya, gege tau. Tapi bagaimana jika mereka terus mendekatimu ren?"

"Tidak akan, bahkan kurasa mereka tak akan sadar bahwa aku menjauhi mereka."

"Berhentilah berpikiran negatif ren."

"Sudah kucoba ge, namun pikiran negatif itu selalu saja mengelilingiku akhir akhir ini."

Renjun bangkit dari kursinya dan berdiri disamping kun, memperhatikan ia memasak.

"Mau apa kesini? Kembali ke tempatmu."

"Ge, kurasa aku punya firasat buruk."

Terdengar suara pintu dorm yang tertutup, menandakan ada yang datang. Selang beberapa menit, terlihat Jaemin dan Jeno memasuki dorm dengan tangan yang saling terkait.

Renjun hanya bisa tersenyum miris dan berbicara dengan sangat pelan pada kun

"Firasat buruk ku terbukti benar ge."

Kun hanya menanggapi renjun dengan elusan lembut dipundak dan senyuman.

"Ge, apa yang harus kulakukan? Aku tak mau berbicara dengan mereka." Bisik renjun. Sambil mengaduk masakan kun yang berada di atas kompor.

"Jangan bersikap seperti pengecut begitu renjun-ah, kau tak akan bisa move on jika menghindari mereka. Hadapi saja."

"Aku tak mau ge.. pertahananku belum sekuat itu."


Kecupan singkat diterima renjun saat ia masih fokus berbicara pada kun, jeno adalah pelakunya.

Renjun yang kaget mendapat kecupan dipipi langsung menengok untuk melihat si pelaku.

Pipinya sudah berubah warna menjadi merah muda. Ia tak sempat berkata kata karena Jaemin sudah menariknya kedalam rengkuhan pemuda itu.

"Sudah baikan? Mengapa bisa sampai sakit sayang? Apa kau tak memikirkan perasaanku yang melihatmu berbaring lemah tak berdaya?" Ucap Jaemin.

Jeno diam memperhatikan dan memilih mengelus surai renjun yang ada dibahu Jaemin.

"Aku baik Jaemin. Kemarin aku hanya mencari udara segar dan malah jatuh sakit."

"Sendirian?" Kali ini jeno yang bertanya.

"Ya, kenapa?"  Jawab renjun yang sudah bebas dari rengkuhan Jaemin

"Mengapa tak menunggu ku dan jeno? Atau mark hyung dan haechan?" Tanya jaemin.

"Tidak perlu, aku sudah besar jaem, untuk apa aku menunggu kalian? Toh kalian juga sedang menikmati waktu bersama. Aku tak ingin mengganggu."

Jaemin dan jeno terlihat tak menyukai perkataan renjun barusan. Jeno menarik bahu renjun lembut dan mengarahkan agar berhadapan dengannya.

Thirdwheel ; [00 Line + MARK]Where stories live. Discover now