14. Perasaan Tidak Enak Guanlin

322 58 31
                                    


Aku republish untuk
chapt ini yaa ^^
Nanti malam update lagi


Meski kedua tangannya membawa kantong plastik yang lumayan besar, tapi Jihoon tidak merasa keberatan sama sekali. Justru wajahnya terlihat lebih segar berkali-kali lipat dari biasanya.

Bahkan dengan semangat ia bersenandung ria sambil mengayun-ayunkan lengan, tanpa mempedulikan orang-orang lain yang berlalu di jalanan. Ia sedang bahagia. Siapa suruh Jihoon akan pergi ke rumah Jinyoung? Oh jadi itu alasannya...


Dua plastik besar yang ia tenteng berisi camilan ringan dan beberapa minuman kegemaran Jihoon dan Jinyoung. Ia hafal betul bahwa Jinyoung tidak suka dengan susu pisang, karenanya ia tidak memasukkan minuman itu ke dalam keranjang belanjanya.

Meskipun asal kalian tahu, bahwa Jihoon benar-benar memfavoritkan susu kuning tersebut. Tapi karena Jinyoung bahkan sungguh tak menyukai bau minuman itu, Jihoon memilih untuk menomor sekiankan susu pisang.

Karena isi kantong plastiknya adalah snack, maka pikiran Jihoon sudah dipenuhi hal warna-warni yang menggembirakan. Saking bahagianya, Jihoon bahkan tidak menjawab pesan dari pamannya yang berteriak beberapa saat lalu...




"Hati-hati, Jihoon.. Jika terlalu senyum lebar seperti itu, kau akan menarik perhatian perempuan-perempuan untuk menculikmu... hahahah."



***



Jika di perjalanan ada Jihoon yang sibuk dengan bawaan snacknya, jangan pikir Jinyoung akan melongo diam saja di rumah menanti Jihoon. Jinyoung memang menanti Jihoon untuk datang ke rumahnya, tapi Jinyoung tidak sedang bengong teman-teman...

Jinyoung juga sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan jihoon, mengingat sekarang sudah jam tujuh pagi, mengingat bahwa Jihoon gemar makan. Saking semangatnya--Jinyoung yang biasanya memilih untuk memesan makanan antar--kali ini memutuskan untuk memesan makanan antar juga. HAHAHA. Tapi tidak se-pure itu.. Jinyoung menambahkan sendiri beberapa toping dan makanan lain untuk sarapannya.


"Wah... Jihoon hyung pasti sangat suka bubur ini.. bawang goreng yang kutambahkan benar-benar banyak."

Jinyoung bergumam sendiri. Membuka bungkus bawang goreng lain untuk berjaga-jaga, jika Jihoon hyung ingin taburan itu lagi.



drrttt drrttt drrttt

Ponsel yang bergetar di meja makan itu mengganggu Jinyoung yang sedang akan memanjakan tamunya.
Ia meletakkan sebotol besar sari jeruk dan beralih mengambil ponsel berderingnya.



Lai Guanlin

"Halo.."

"Jinyoung-ah, kau di rumah?"

"Iya.. tentu saja." Jinyoung mengambil satu buah apel lalu duduk di kursi makan. "Jihoon hyung akan ke rumahku hari ini." Ia menggigit apel merah di tangannya.

"Ia sudah datang?" Guanlin menjeda kalimatnya. "Ji-jihoon sudah datang?" 

Entah karena apa atau memang begitu. Tapi menurut Jinyoung, suara Guanlin dari seberang telepon terdengar sedikit bergetar--atau gugup? Diberi respon dengan dahi Jinyoung yang berkerut.



"Ada apa denganmu, Lai?" Kepala Jinyoung sedikit miring ke kanan. "Mengapa kau terdengar khawatir?"

Hening. krik.

Tidak ada jawaban dari lawan bicara. Atau minimal belum ada jawaban dari Guanlin. 



"Halo, Lin? Ada apa?" 

GOING CRAZY •bjy pjh•✔Where stories live. Discover now