17. Kejutan dari Jinyoung

352 52 17
                                    


Chapt ini agak panjang yaa.. Siapkan mental dan hati kalian, wahai winkdeep shipper :))





"Selamat datang kembali, Jihoon hyung..."

Uh, nafas Jihoon tiba-tiba tercekat mendengar suara husky itu. Ia mendongak, menatap Jinyoung yang tersenyum aneh, senyum aneh yang membuat siapa saja yang menatap matanya akan berkata...

"K-kau siapa?"

Jinyoung yang lain, Jinyoung yang tidak dikenali.

Jihoon masih menatap netra sosok yang berdiri di hadapannya. Mencari-cari kebohongan dan bercandaan dari sorot mata yang tajam namun sayu itu. Tapi Jihoon gagal menemukannya.

Tidak ada semburat kebohongan apalagi sebuah guyonan. Orang ini benar Jinyoung, Bae Jinyoung, teman masa kecilnya yang selalu berusaha membuat Jihoon berada di jalan bahagia yang dipenuhi bunga.


"Iya, hyung. Ini aku."
Jinyoung berjongkok, membantu kursi yang Jihoon duduki agar berdiri kembali, meskipun Jihoon masih juga diikat.  "Apa kau terkejut?"

biadab kau Bae Jinyoung.


"Ini apa, Young? Apa maksudnya?"
Jihoon menatap si-lawan bicara; meminta penjelasan atas semua yang terjadi.

"Ini?" Sebelah alis Jinyoung terangkat. "Ini rencanaku, hyung. Ini ulahku." Jinyoung merentangkan dua tangannya lebar ke udara; seolah ia bahagia akan semua yang terjadi sekarang.

"Apa salahku? Apa yang kau inginkan?"

Mendengarnya, Jinyoung menatap Jihoon sinis.



bruk

Tanpa perasaan, kaki kanan Jinyoung menendang kursi yang menyatu dengan Jihoon hingga oleng ke kanan. Membuat si empu yang duduk di sana terjatuh bersama kursinya ; kasar, sakit, terkejut.


"JINYOUNG! APA YANG KAU LAKUKAN!"

Amarah Jihoon memuncak; emosinya sampai ke ubun-ubun. Sungguh. Sepanjang hidupnya delapan belas tahun, ini adalah kali pertama ia emosi begini ,dan semuanya adalah ulah Bae Jinyoung

Jinyoung melangkah mendekat ke arah Jihoon. Meletakkan kaki bersepatu hitamnya di sisi kiri kepala Jihoon.

Young, kau biadab!



"Aku hanya ingin hyung merasakan sebagian dari rasa sakit yang selama ini kurasakan." Ia menekan kakinya lebih dalam lagi dan Jihoon semakin merasa geram.

"Singkirkan kaki kurang ajarmu itu, Young! Aku ini Jihoon! Park Jihoon! Temanmu dari kecil!"

"Aku tahu, hyung. Aku tahu itu kau..." Jinyoung menghembuskan nafasnya kasar.

"...aku tahu bahwa kau adalah Park Jihoon, yang menyebabkan kedua orang tuaku meninggal."


Deg

Hoon, kau biadab! Haruskah aku mengganti nya dengan itu?

Bagai disiram air es, Jihoon merasa menggigil di seluruh tubuhnya.




"K-kau me-mengingatnya?"

"Aku mengingat semuanya, hyung."

Nada suara Jinyoung terdengar lebih dingin dari tubuh Jihoon sekarang. Membuat si-yang dipanggil hyung- jauh lebih merasa kedinginan. Rasanya seperti ada jarum jarum dari es menusuk belakang punggungnya; nyeri dan ngilu karena ingatan masa lalu.

GOING CRAZY •bjy pjh•✔Where stories live. Discover now