22. Full of Flashback (d)

234 36 14
                                    


"J-jinyoungie.. kau.. a-apa tidak ingin eehm.. berkunjung ke rumahku--ayah Kai ya?"

"Eh?"

Aku sedikit berjingkat. Ditanyai seperti itu, aku bingung. Aku berusaha merangkai kata untuk menjawab, tapi masih nol. Aku belum tahu.


Kegiatan seminggu sekali-ku sedikit banyak berubah. Tau kan apa?

Aku tidak lagi bermain dan mengunjungi Jihoon hyung di panti asuhan. Tentu saja, sekarang hyung sudah menjadi anak dari Paman Kai dan Bibi Krystal. Tapi sayang, hal itu juga tidak membuatku mengunjunginya seminggu sekali di rumah barunya. Mama--yang biasanya mengantarku--terus-terusan punya alasan untuk menggagalkan keinginanku. Aku tidak tahu mengapa, tapi itulah yang terjadi. Mungkin masalah orang-orang dewasa itu menjadi alasannya ya?

Ah, sudahlah.


Jadi saat ini, aku benar-benar memanfaatkan waktu di sekolah dengan baik untuk bersama hyung. Aku ingin membayar hal yang tidak sempat kulakukan di lain tempat. Aku butuh hyung sebagai sahabat dan keluargaku. Tapi tetap saja, sebaik-baiknya waktu di sekolah, tetap saja seadanya. Ah, pokoknya waktuku bersama hyung jadi terbatas.


"Tidak ingin ke rumahku, Young?"

"Ah, apa hyung?"

Maafkan aku karena telah membuatmu mengulang pertanyaan hingga akan tiga kali, hyung... Aku hanya, masih perlu waktu untuk menjawab.



"Anu..." Hyung menggaruk kepalanya. "A-ayo berkunjung ke rumahku!"

"Wahhh! Sepertinya menyenangkan! Oke, baiklah!"

hmm.. andai. Andaikan aku bisa menjawab demikian dengan tanpa keraguan apa-apa. Aku akan menjawab demikian jika kemarin mama tidak berkata...

"Jinyoungie, nak, sekarang jangan terlalu dekat dengan Paman ya..." Mama mengusap kepalaku lembut.

"Paman Kai?" 

"Iya. Yang patuh ya, sayang..." Mama tersenyum sabar padaku. Membuatku mau tidak mau hanya mengangguk saja.



Sungguh aku tidak tahu maksud dari orang-orang dewasa.

Mereka menciptakan masalah rumit dengan saudara sendiri; saudara kandung. Membuat dugaan-dugaan tidak pasti yang justru menjadi batasan antara mereka. Mengapa sih mereka melakukannya? Aku saja dengan Jihoon hyung yang bukan saudara kandung tidak pernah punya masalah. Apa karena kami memang masih kecil ya? Saat dewasa nanti, mungkinkah aku dan hyung punya masalah yang membuat kami merenggang?


"A-anu hyung..." Sekarang aku yang menggaruk kepala. "Aku tidak bisa ke rumahmu.."

Sebelum aku menunduk, aku sempat melihat ekor mata hyung yang yang bergerak ke kanan-ke kiri ; random.


"Young, bagaimana kalau di kedai es krim dekat taman?"

"Hmmm..." aku menimang pertanyaan itu. "Mungkin bisa.."

Benar. Mungkin bisa. Jika di kedai es krim itu, kemungkinan bertemu Paman Kai akan sedikit, dan aku tidak akan melanggar larangan mama. Lagi pula, sudah lama tidak meluangkan waktu dengan hyung.



●●●●

Kami masih Sekolah Dasar, tentu saja tidak ingin menghabiskan seluruh uang jajan hanya untuk semangkok es krim spesial sekali lahap.hehehe. Jadi aku dan hyung hanya memesan dua cup es krim coklat vanilla. Begitupun sudah nikmat dan segar kok. Hyung yang memesannya dan menaruhnya di mejaku.

GOING CRAZY •bjy pjh•✔Where stories live. Discover now