SIX

298 28 3
                                    

Pukul 6.30 P.M

"Great!"

Georgie merutuki kebodohannya sendiri saat ini. Acara akan dimulai pukul 7 tapi pukul 6.30 ia masih belum sampai. Sebenarnya bisa sampai tepat waktu karena tempatnya sudah dekat, tetapi kemacetan menghambat dirinya.

Dan Georgie teringat bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk mengantar keluarga kerajaan. Betapa malunya jika ia datang terlambat.

Memang sebenarnya ini adalah kesalahannya. Bodohnya, Georgie tahu kalau ia harus datang pukul 7, tapi ia bersikeras untuk mengurus masalah klien pada pukul 4 dan baru selesai pada pukul 5. Setelahnya ia bersiap-siap—atau lebih tepatnya bergegas karena ia bersiap hanya dalam waktu 40 menit. Rekor yang sangat menakjubkan—untuk datang ke pesta.

Dan disinilah ia. Terjebak macet dengan acara yang akan dimulai 30 menit lagi.

Ia menghela nafas. Begitu terus sampai beberapa kali namun hal itu tak kunjung menenangkan dirinya. Georgie menekan klakson keras-keras yang kemudian diikuti beberapa mobil dibelakangnya. Namun tak lama berdengar sirene polisi dan sebuah arakan mobil-mobil melintas dibelakangnya.

Seperti mengawal pejabat penting. Georgie mulai berpikir jika mereka adalah para tamu kenegaraan.

Untungnya, setelah hal itu jalan menjadi lancar dan Georgie bisa kembali melanjutkan perjalanannya menuju White House. Namun ketika ia sampai tetap saja, ia terlambat.

Ia segera memberikan kunci mobil kepada petugas valet ketika ia sampai di White House. Georgie sedikit menyesali keputusannya untuk tidak menggunakan supir hari ini. Setelahnya, ia segera masuk dan berjalan ke arah East Room, tempat pesta di adakan.

Georgie pun menyerahkan kartu undangan hingga akhirnya ia diperbolehkan masuk.

Ketika ia datang ke pesta itu, ia kira ia akan dengan cepat menemukan Duke and Duchess tapi ternyata tidak semudah yang ia kira. Apalagi menemukan mereka diantara ratusan tamu penting ini. Ia segera melihat sekeliling dan terus mencari.

Sampai akhirnya ia menemukan sang Duchess yang tampil anggun dengan gaunnya yang berwarna champagne. Georgie merasa lega, tapi sedetik kemudian ia kembali merasa gugup karena keterlambatannya.

Ia pun berjalan mendekati Duchess yang sedang berbicara dengan seorang wanita. "Your Royal Highness." Sapa Georgie pada sang Duchess dan ia pun melakukan curtsy.

Duchess of Cambridge menoleh dan tersenyum melihat Georgie. "Oh, halo, Georgina. Akhirnya kamu datang." Sang Duchess balas menyapa dan menyalami Georgie. "Georgina perkenalkan. Beliau adalah istri dari perdana menteri Irlandia, Joanne Reed."

"Senang bertemu dengan anda, Nyonya." Georgie menyalami istri dari perdana menteri dan sedikit berbincang dengan keduanya hingga akhirnya Joanne pamit undur diri.

"Aku mendengar dari Will jika kamu akan datang. Tapi ketika sampai aku tidak menemukanmu."

"Ah itu." Georgie sedikit meringis malu. "Saya terjebak macet, Yang Mulia. Well, Washington dan keramaiannya sangat menyebalkan. Sebelumnya, saya memiliki urusan yang harus saya selesaikan. Maafkan saya, Yang Mulia."

"Astaga, Georgina. Tak perlu kaku begitu denganku. Panggil aku Kate saja. Kalau di depanku, kamu tidak perlu bersikap terlalu serius." Duchess tertawa kecil. "Lagipula menurutku, kamu sebenarnya tidak perlu sampai datang dan menemani aku juga Will disini. Kami baik-baik saja." Tambahnya.

"Tidak apa, Yang Mulia."Georgie berkata kepada Kate tapi sedetik kemudian ia meralat perkataannya karena Kate melihatnya dengan tatapan tak senang. "Hmm, maksudku Kate." Ralat Georgie.

BECAUSE IT'S YOU | NEW YORK SERIES #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang