NINETEEN

256 27 0
                                    

"Belgia menjadi negara merdeka pada tahun 1830. Anggota kongres pada saat itu mendukung petisi atas pendirian Kerajaan Konstitusional pada tanggal 22 November 1830. Kemudian pada tanggal 21 July 1831, His Royal Highness Prince Leopold of Saxe-Coburg and Gotha naik tahta sebagai Raja Leopold I. Beliau merupakan raja pertama Kerajaan Belgia sejak kemerdekaan Belgia pada tahun 1830."

Georgie menghela nafas untuk yang ketiga kalinya dalam waktu 5 menit terakhir. Ia menatap seorang sejarawan yang selama 2 jam terakhir terus menceritakan sejarah terbentuknya Kerajaan Belgia. Georgie hanya berharap ini segera berakhir.

"Raja Leopold I meninggal dunia pada 10 Desember 1865. Kemudian putranya, Pangeran Leopold menjadi pewaris tahta dan memerintah sebagai Raja Leopold II pada 17 Desember 1865."

Kepala Georgie berdenyut kencang mendengar penjelasan Hervé Hasquin, Profesor dari Universitas Belgia yang ditunjuk oleh pihak kerajaan untuk mengisi materi untuknya hari ini. Sebenarnya Georgie merupakan orang cepat untuk belajar dan beradaptasi. Tapi sungguh, ia tidak bisa lagi tahan mendengarkan segala perkataan Hervé mengenai sejarah.

Apa untuk menjadi seorang putri mahkota dan ratu ia diharuskan untuk menghafalkan setiap tanggal lahir dan kematian monarchs (1) di negara ini? Tidak bukan?

Suara ketukan di pintu ruangan mengalihkan perhatian Georgie. Akhirnya Hervé menghentikan omong kosongnya mengenai sejarah dan keduanya menatap seseorang masuk ke dalam ruangan.

"Presenting, Her Royal Highness Princess Estelle of Belgium."

Hervé dan Georgie berdiri untuk menyambut sang putri. Putri Estelle memasuki ruangan dengan langkahnya yang anggun. Georgie tak pernah melihat Putri Estelle sebelumnya dan ia bisa melihat kemiripannya dengan Louis. Mata hijaunya bersinar dan rasa percaya diri wanita itu sangat terlihat. Estelle tersenyum ketika melihat mereka. "Your Highness." Sapa Hervé.

Putri menghampiri Hervé dan berjabat tangan dengannya. "Dhr. Hasquin, Bedankt voor je komst(2)." Ia tersenyum ramah padanya sebelum pandangannya beralih pada Georgie. "Maaf aku mengganggu. Tapi sebaiknya kita hentikan dulu pelajaran untuk hari ini. Aku dan Lady Catherine akan pergi untuk makan siang bersama."

Georgie mengerutkan keningnya. "Makan siang bersama, Your Highness?" Tanya Georgie untuk kembali memastikan.

"Benar, kita akan makan siang bersama." Jawab Estelle pada Georgie. Kemudian Mary kembali pada Hervé. "Tidak apa-apa bukan, Dhr. Hasquin?"

***

Georgie dan Estelle keluar bersamaan dari Marshals' Room. Ia memandang Estelle dengan canggung saat mereka berjalan menuju ruang makan istana. Bahkan ia masih bingung karena tiba-tiba adik Louis itu mendatanginya dan mengajaknya untuk makan siang bersama.

"Kamu pasti terkejut karena aku tiba-tiba mengajakmu bertemu seperti ini." Ucapan Estelle memecah keheningan diantara mereka berdua.

Sebuah senyuman terbentuk di wajah Georgie. "Tidak apa, Yang Mulia." Balas Georgie dengan sopan.

Estelle menoleh padanya. "Kamu tidak perlu bersikap kaku seperti itu di depanku. Bukankah kita akan segera menjadi keluarga?" Ia berkata. "Dan bukankah umur kita sama? Kamu bisa memanggilku Estelle saja." Lanjutnya. Georgie mengangguk. "Terima kasih, Estelle." Ujar Georgie.

Keduanya sampai di ruang makan istana. Sebuah ruangan besar yang mungkin bisa menampung puluhan orang. Meja makan luas dengan 12 kursi terletak di tengah ruangan besar ini. Sungguh meja yang sangat besar untuk 2 orang. Estelle mengambil kursi pertama di bagian kanan meja dan Georgie mengambil tempat di seberangnya. Georgie melihat kursi yang berada di kepala meja.

BECAUSE IT'S YOU | NEW YORK SERIES #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang