EIGHTEEN

270 32 0
                                    

Louis melihat dengan jelas apa yang terjadi di depannya.

Wanita itu-tunangannya, memeluk pria lain di acara pertunangan mereka. Catherine Georgina Eden berpelukan dengan Albert Beaufort yang merupakan mantan tunangan wanita itu. Louis tak tahu apa yang harus dilakukannya ketika melihat hal itu terjadi di depan matanya.

Sampai akhirnya, Georgie melepaskan pelukan itu dan membiarkan Albert menjauh darinya. Georgie melihat Albert dengan cara yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Louis tahu bahwa wanita itu mencintai Albert. Bahkan tatapan Georgie mengatakan semuanya.

Tapi ini semua salah. Louis harus menghentikannya.

"Georgie."

Louis menatap mata cokelat itu tapi tidak melihat apa yang sebelumnya ia lihat disana. Tatapan yang ia lihat ketika Georgie menatap Albert. Ia tak melihat itu saat Georgie melihat dirinya.

"Apa yang kamu lakukan barusan dengannya?" Tanya Louis.

Wanita itu bungkam. Hingga Louis tepat di depannya, Georgie tetap tak mengatakan apapun. "Biar aku tanya sekali lagi, Georgie. Kenapa kamu berpelukan di depan umum seperti itu? Albert Beaufort adalah mantan tunangan kamu. Saat ini adalah pertunangan kita. Kamu tahu itu bukan? Tidak seharusnya kamu melakukan itu, Georgie."

Georgie hanya tersenyum tipis kemudian menggeleng. "It's none of your business." Balas Georgie.

Tangan Georgie dicekal oleh Louis ketika dirinya hendak berjalan kembali ke dalam ballroom. "Kamu sudah keterlaluan." Louis berkata sambil menahan tangan Georgie. Perlahan Georgie melepaskan cekalan di tangannya. "Aku tahu apa yang ku lakukan, Louis. Percayalah, tidak ada yang melihatnya."

"Tidak ada yang melihatnya?" Louis tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. "Ini bukan soal siapa yang melihat, Georgie. Kita baru saja bertunangan 30 menit yang lalu, dan sekarang kamu berpelukan dengan mantan tunanganmu? Apa yang kamu pikirkan sebenarnya?"

"Baiklah, aku mengerti. Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan, Louis" Kata Georgie. "Sekarang bisakah kita kembali ke dalam? Semua tamu pasti sudah menunggu kita."

Georgie bersiap untuk kembali ke dalam Ballroom tapi lagi-lagi Louis menghentikan langkahnya. "Tunggu." Cegah Louis. "Masalah ini tidak semudah itu. Kamu pikir semuanya akan selesai ketika kamu meminta maaf? Tidak, Georgie." Louis maju selangkah lebih dekat, hingga kini mereka berdua saling menatap satu sama lain.

Wanita itu tersenyum kecil. "Kalau begitu apa yang kamu ingin aku lakukan? Berlutut dan memohon padamu atas apa yang baru saja aku lakukan? Kamu ingin aku melakukan itu disini?" Ia menggeleng. "Aku tidak akan melakukannya jika itu yang kamu inginkan, Louis."

Kemudian Georgie menepis tangan Louis yang tadi mencegahnya untuk pergi. "Aku ingin menjalankan hubungan kita ini dengan tenang Louis." Ia kembali berkata. "Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Bahkan jika kamu menginginkan untuk berhubungan dengan orang yang kamu cintai, Clarisse. Terserah kamu, go ahead. Aku tidak akan menahanmu. Tapi aku mohon.."

Ia menghela nafas kemudian melihat mata kehijauan pria itu yang menunggunya kembali berbicara. "Jangan campuri urusanku. Jangan melewati batas dalam hubungan ini. Jika kamu melakukannya, maka aku berjanji, Louis. Aku akan menjadi istri yang baik."

Georgie melangkah kembali menuju ballroom. Ia tidak mempedulikan tatapan Louis terakhir kali ia melihat pria itu. Tatapan yang menganggap dirinya sudah gila. Ya, Georgie juga berpikir bahwa dirinya gila. Tapi ia memilih untuk hidup seperti ini. Menarik batas di antara mereka, mencegah pria itu masuk lebih dalam.

Bukankah dengan begitu maka semuanya akan lebih baik? Ia bisa menjalankan peran istri dengan lebih baik.

Ketika ia memasuki ruangan, ia bertemu dengan beberapa bangsawan Inggris yang dikenalnya. Karena kesopanan, Georgie memutuskan untuk menyapa mereka dan sedikit berbincang dengan mereka.

BECAUSE IT'S YOU | NEW YORK SERIES #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang