BAB 3 ~ PERMAINAN JARI

20.3K 784 20
                                    

Bagian bawah tubuh Nara terasa sakit sekaligus aneh, menjurus ke arah nikmat karena permainan jari-jari pria itu. Membuat Nara menggigit bibir karena perih. Ia merasa malu dan takut. Kaki kirinya ditindih paha kanan pria itu dengan kuat sementara kaki kanannya dicengkeram tangan kiri pria itu agar tidak bergerak. Tenaga Nara juga sepertinya menguap dan ia tidak lagi menjerit, hanya mendesah dan mengerang. Lalu, jari pria itu mempermainkan titik rangsangnya, membuat perasaan Nara makin aneh, dan seolah-olah ia tersengat listrik, tubuh Nara melonjak-lonjak pelan.

"Rasanya nikmat, Manis? Kau menyukainya? Sekarang kau tahu, tidak ada wanita yang bisa menolakku." Pria itu menyeringai, menampakkan gigi-giginya.

Nara tidak mengerti maksud ucapannya. Saat tersadar, ia membelalak ketakutan. Sudah berapa banyak korbannya?! Nara menggigil ketakutan dan berujar lemah, "Kumohon, lepaskan aku... Ayah dan Ibu menungguku di rumah."

"Kau mau pulang?"

Nara mengangguk lemah, sementara jari-jemari pria itu berhenti bergerak, tetapi tetap menyentuh inti tubuhnya. Pria itu lalu menarik tangannya, kemudian bangkit dan bergerak ke belakang Nara, melepaskan ikatannya.

Pria itu akan melepaskanku? Dengan jantung yang berdegup kencang, Nara menunggu. Tetapi, firasatnya makin tidak enak. Sakit, sakit, jantungnya seolah diremas-remas karena takut menanti gerakan tangan-tangan pria itu yang melepaskan ikatannya. Nara menarik napas panjang dan mencoba mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Saat akhirnya tali-tali itu melonggar dan terlepas, Nara segera bangkit berdiri, tidak memedulikan rasa sakit bekas belitan tali.

Belum sempat Nara melangkah, pria itu kembali memeluknya dari belakang. Lalu pria itu memutar tubuh Nara dan menariknya ke tiang bambu yang tadi dan dengan cepat mengikat kedua tangannya dengan tali ke tiang itu sementara Nara memohon-mohon dengan isakan. Seperti orang bodoh tadi Nara mempercayainya! Bodoh, bodoh!

"Jangan bermimpi untuk segera pulang, Manis." Kini wajahnya tepat di hadapan Nara. Menyeringai penuh nafsu.
Selama entah beberapa menit, Nara dibiarkannya berdiri dengan tangan terikat ke tiang bambu. Kemudian Nara mendengarkan pria itu berjalan menjauhinya, lalu terdengar suara seperti pintu ditutup. Pria itu pergi!

Nara menoleh ke arah perginya pria itu dan melihat pintu kayu yang tertutup. Dengan jantung berdegup antara senang dan takut, Nara berusaha melepaskan tali yang membelit kedua pergelangan tangannya. Ia juga menendang-tendang tiang bambu. Bergeming.
Nara menyerah. Lalu sepertinya untuk beberapa saat ia tertidur sambil bertumpu pada tiang bambu. Nara terbangun karena menghirup aroma segar. Matanya membuka, dan mendapati pria itu tengah berdiri di depannya, dengan rambut yang sedikit basah, juga kumis, cambang, dan janggutnya. Kini, pria itu telah melepas kausnya, memamerkan dada dan perutnya yang kecokelatan dan dipenuhi bekas luka. Ia hanya mengenakan celana panjang lusuh.

"Kau... kau mau apa?" jerit Nara saat pria itu mendekat dengan perlahan. Tangan besar dan kasarnya meraih wajah Nara, lalu mengangkat rambut lurus sebahunya ke atas, membuat Nara bergidik.

"Aku sudah tidak sabar untuk mencicipimu. Aroma perawan...."

Nara menggigil. "Tidak! Sudah kubilang, aku bukan perawan!"

Seringai membuat wajah pria itu tampak begitu menyeramkan.

Nara mengangkat kaki kanannya untuk menendang pria itu, tetapi dengan mudah ia menangkapnya, lalu mengait kaki Nara. Kemudian ia berlutut, dan mulutnya menempel di inti Nara.

"Tidaaaaakkkkk!!!"

🐇🐇🐇

REPOST
MyT bab 3
Nda-Aqila & Emerald8623, 22 Agustus 2018, 19.05

🍁🍁🍁

PDF READY, HARGA 45K.

EBOOK playstore ready.

Untuk pemesanan bisa wa ke
WA Nda-Aqila 0895‑2600‑4971
WA Emerald8623 0822-1377-8824

Repost, Senin, 8 Januari 2024, 06.38 wib.

Malam yang Terkoyak by Aqiladyna & Putri Permatasari (Emerald)Where stories live. Discover now