2 : pencurian?

13.5K 3.2K 131
                                    

"...katanya sekolah kita kena kasus pencurian," kata anak itu.

Jeno mendadak mengalihkan pandangannya dari bukunya yang penuh teori konspirasi pada anak yang duduk di depannya —yang masih sibuk makan dengan lahap tersebut.

"Kasus pencurian gimana?" tanya Jeno.

Anak itu tidak segera menjawab, melainkan menolehkan pandangannya ke sekitarnya. "Bentar, gue butuh minum. Lo mau pesen juga ga? Gue pesenin sekalian," tawar anak itu.

Jeno hanya menghela nafas. "Pesenin cappuccino aja buat gue sama dia," kata Jeno.

Anak itu mengangguk dan segera kembali dengan dua gelas cappuccino di tangannya, dan kembali lagi untuk mengambil chocolate float miliknya.

"Siyaap bosq. Mulai dari mana nih?" tanya anak itu sambil sesekali menyedot chocolate floatnya.

"Dari awal?" kata Guanlin.

"Hmm, kalian inget kan, sekolah kita mau dijadiin pameran karya seni?" tanya anak itu.

Guanlin dan Jeno mengangguk. Pameran tersebut akan diselenggarakan minggu depan, sehingga ia tidak terlalu heran jika akhir-akhir ini guru mereka sering tidak masuk. Apalagi pameran ini berskala nasional dan tentunya sekolah mereka akan sibuk mempersiapkan pameran ini.

"Minggu depan kan? Terus kenapa? Karya nya ada yang hilang?" tanya Jeno tanpa berusaha mengalihkan atensinya dari bukunya.

Anak itu mengangguk. "Denger-denger sih yang ilang itu lukisan utama yang mau ditempatin di tengah gedung. Gila gak sih, benda yang paling penting justru ilang," jawab anak itu.

Jeno spontan melirik halaman terakhir ia membaca, lalu menutup bukunya. Jika sudah seperti ini, berarti Jeno really into the topic, dan hal ini sangat jarang terjadi.

"Kok bisa? Kenapa tiba-tiba sekolah kita yang di salahin?" tanya Jeno.

Anak itu mengangkat kedua bahunya, "Gak tau, tapi lukisan itu emang udah di kirim sekitar lima hari yang lalu, dan beberapa siswa juga udah liat lukisan itu pas dipajang di gedung."

"Lah ngapain pake dipajang segala sih?" tanya Guanlin.

"Gatau juga, katanya buat ngatur lighting khusus di lukisan itu. Tapi emang iya sih, ngatur lighting buat lukisan juga perlu nyesuaiin sama lightingnya, makanya dipajang duluan," jawab anak itu.

"Plot twist, ternyata lukisan itu udah di simpen lagi sama panitiannya, tapi sekolah gak tau," celetuk Jeno sambil membuka lagi bukunya. Kalau masalahnya adalah kecerobohan, maka Jeno akan menyesal telah menyimak penjelasan 'anak kelas sebelah' yang duduk di hadapannya ini.

Anak itu menggeleng. "Gak, bahkan panitia juga udah di geledah. Gue sempet liat polisi pas berangkat kemaren, katanya cctv juga udah di cek, tapi cctv mendadak mati pas lukisan itu hilang," kata anak itu.

Jeno kembali menutup bukunya dan menatap anak itu. "Masa gak ada yang jaga sama sekali?" tanya Jeno.

Anak itu kembali mengangkat kedua bahunya. "Gue juga curiga sama orang dalem, gak mungkin ruang pameran gak ada yang jaga, apalagi keadaannya lagi ada karya seninya," jawab anak itu.

Jeno mengulum bibirnya. Entah mengapa kali ini ia tertarik pada bahan gosip orang-orang —setidaknya hilangnya karya seni itu adalah fakta, lebih dari ketertarikannya pada buku dan teori konspirasi.

"Kita belom kenalan. Gue Jeno, ini Guanlin. Dan lo?" tanya Jeno sambil menyodorkan tangannya.

Anak itu menjabat tangan Jeno sambil tersenyum, "Gue Haechan, IPS 1."

Sebenernya gue niat ngepost buku ini terakhir setelah seri the lost yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenernya gue niat ngepost buku ini terakhir setelah seri the lost yang lain. EHH EHHH MALAH

[✔] The Lost : The Creation  (00ㅡ01L)Where stories live. Discover now