9 : curiga

10.4K 2.7K 86
                                    

"Kok semakin kesini, kalian jadi curiga sama gue? Udah bagus gue ngasih tau kalian," kata Jinyoung ketus.

Jeno langsung melerai Jinyoung dan Haechan karena sudah ada tanda-tanda 'mau ribut'. Ia tidak ingin kegiatan investigasinya rusak karena sikap childish mereka.

"Eh eh, jangan berantem, anjir!" seru Jeno.

Jinyoung menatap Haechan sinis. "Perlu kalian tau, gue gak ngerasa perlu ngasih tau kalian, tapi kalian randomly dateng dan nyari-nyari gue," kata Jinyoung.

"HHH iya iya, kita perlu lo, kita butuh lo. Sekarang dengerin dulu penjelasan Jinyoung, jangan ada yang komentar lagi," kata Guanlin menengahi.

Haechan menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi dan menyedot chocolate float-nya dengan malas. Oke Jinyoung pintar, tapi tidak perlu sejutek ini.

Guanlin menghela nafasnya, berusaha mengambil alih jalannya diskusi. "Sebelumnya, maaf Young, bukannya kita curiga sama lo, tapi kita juga kepo kenapa lo bisa tau semuanya," kata Guanlin sambil memberi sedikit penekanan pada kata 'kepo'.

"Ck! Makanya jangan suka generalisasi orang yang tau semuanya itu ada sangkut pautnya. Logikanya kalo emang gue terlibat, gue gak akan segamblang ini ngasih kalian penjelasan," kata Jinyoung.

Haechan kembali menekan emosinya. Ia sudah terlalu malas jika harus berdebat dengan Jinyoung.

"Kenapa gue bisa tau? Pertama, gue ngeliat lukisan yang katanya lukisan asli dibawa masuk ke aula. Dari balkon, gue bisa liat lukisan apa yang digadang-gadang jadi lukisan utama itu. Dan boom, ketika lukisan itu diangkut, gue gak percaya kalo lukisan utama itu cuma lukisan ecek-ecek yang bahkan anak SMA juga bisa bikin. Logikanya, pelukis seterkenal Affandi gak mungkin bikin karya se-flat gitu," kata Jinyoung.

"Flat gimana? Dan gimana lo bisa tau lukisan aslinya hanya cuma ngeliat lukisan palsu itu?" tanya Jeno.

"Orang awam juga bakal tau bedanya lukisan mahal sama lukisan ecek-ecek, kalian pasti bisa judge bertapa enggak bagusnya lukisan itu buat sekedar dipamerin. Affandi itu juga penganut ekspresionisme, dan gambar palsu itu terlalu naturalis buat style-nya Affandi. Gue asal nebak aja itu gambar barongan, dan gue langsung searching tentang pameran yang diadain di kota lain, dan gue semakin yakin karya utamanya adalah barongan, dan yang pastinya beda jauh dari lukisan palsunya," jelas Jinyoung panjang lebar.

Jeno, Guanlin, dan Haechan hanya duduk terdiam sambil berpikir, sedangkan Jinyoung kembali menenggak minumannya.

"Penjelasan lo kuat banget, tapi selama kita gak bisa buktiin lukisan palsunya ilang kemana, kita gak bakal didengerin," kata Guanlin.

"Dan kita justru bisa ditangkap karena pencemaran nama baik, dih padahal panitianya yang pencemaran nama baik," timpal Haechan.

"Andai kita punya satu atau dua penjelasan lagi, mungkin kasus ini bakal keungkap, eh btw gue kepo sama progress-nya polisi, udah sampe mana ya?" tanya Jeno.

"Hmm, menurut gue polisi masih tahap wawancara, belom tentu polisi kepikiran buat ngusut sampe ke karya lukisnya kayak kita," jawab Guanlin.

"Kecil kemungkinannya polisi bakal ngusut dari segi lukisannya, karena sejauh ini cuma gue yang tau kalo lukisan itu palsu," kata Jinyoung.

"M–maaf ganggu, gue boleh gabung ga?"

"M–maaf ganggu, gue boleh gabung ga?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✔] The Lost : The Creation  (00ㅡ01L)Where stories live. Discover now