8 : lukisan yang mana?

10.8K 2.8K 70
                                    

"Hah?"

Haechan mengerjapkan matanya. Ia terlalu awam untuk masalah pelajaran, seni lukis, apapun itu.

"Kalo emang mau ngatur lighting, kenapa yang dipake justru bukan lukisan utama?" tanya Guanlin.

Jinyoung mengangkat bahunya. "Entahlah, maka dari itu gue semakin yakin kalo ini cuma media play," jawab Jinyoung.

"Bentar, gimana lo bisa tau kalo lukisan yang dipake buat ngatur lighting itu bukan lukisan utama?" tanya Haechan.

"Ah, iya, iya!" sahut Jeno.

"Jelas gue tau lah. Selain gue ada di balkon sepajang hari, paling enggak gue tau lukisan aslinya. Lukisan seterkenal itu, mana mungkin orang-orang gak tau," jawab Jinyoung.

"Gue gak tau," celetuk Haechan.

Jeno dan Guanlin mengangguk, menyetujui celetukan Haechan. "Gue gak ngerti seni lukis begituan," kata Jeno.

"Gue juga gak tau, cuma kebetulan aja lukisan utamanya gue tau, makanya gue gak terlalu tertarik lagi, iklannya aja attention catching banget, eh taunya lukisan utamanya cuma itu," kata Jinyoung.

Jeno menggigit bibir bawahnya. "Kalo emang yang ilang bukan lukisan asli, harusnya keadaan gak bakal sepanik ini," kata Jeno.

"Dan gak seharusnya sekolah kita jadi kambing hitam gini," sambung Guanlin.

"Tapi kita gak bisa begitu aja ngebebasin tuduhan sekolah. Karena yang ilang -eh bentar, berarti yang ilang lukisan palsunya, kan?" tanya Haechan.

Jinyoung mengangguk. "Gue gak terlalu yakin lukisan itu ilang. Biar kata lukisan palsu, dari awal aja udah meplay," jawab Jinyoung.

"Meplay yang lo maksud itu yang pas ngatur lighting?" tanya Haechan.

Jinyoung mengangguk sekali lagi. "Gue juga yakin orang yang ngeposisin lukisan palsu itu panitianya sendiri, soalnya gue gak pernah liat orang itu di lingkungan sekolah. Seragamnya juga seragam panitia, logisnya kalo panitia harusnya tau seluk beluk lukisannya, kan?" kata Jinyoung.

"Berarti kunci masalahnya ada sama panitianya, kan?" tanya Guanlin.

"Iya, tapi emang berhak apa kita nyampurin urusan sekolah? Yang ada kalo kita ikutan nimbrung, kita malah diusir ke BK," jawab Jinyoung.

"Gue jadi berencana pasang penyadap di aula, tapi gak mungkin lah pelakunya ngomongin masalah mereka di aula. Buka kedok namanya," kata Guanlin.

Jinyoung menggeleng. "Mereka ga ada semacam markas di sekolah kita, mungkin di tempat lain, tapi kita gak tau di mana," kata Jinyoung.

"Eh btw lukisan aslinya lukisan apa sih? Kok heboh banget?" tanya Jeno.

"Lukisan barongan karya Affandi. Gak usah tanya harganya, tau sendiri kan orang jaman sekarang matanya ijo banget sama duit," jawab Jinyoung.

"Dan lukisan yang dipasang?" tanya Jeno lagi.

Jinyoung mengangkat bahunya. "Gue gatau lukisan apa yang dipasang. Mungkin dari segi bentuknya kayak barongan, tapi siapa yang peduli? Dari ujung sedotan juga ketauan lukisan itu ga ada apa apanya sama lukisannya Affandi," jawab Jinyoung.

Haechan menyedot chocolate floatnya. Jika Jinyoung tau semuanya, mengapa polisi tidak? Dan jika Jinyoung tau semuanya, dari mana ia bisa tau -ah!

"Young," panggil Haechan.

"Hm," jawab Jinyoung singkat.

Haechan menatap wajah sodu Jinyoung dengan tatapan menyelidik. "Kalo lukisan aslinya ilang, dari mana lo tau kalo lukisan aslinya barongan?" tanya Haechan.

Jinyoung tersedak minumannya, lantas menatap Haechan tajam. "Kok semakin kesini, kalian jadi curiga sama gue? Udah bagus gue ngasih tau kalian," kata Jinyoung ketus.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✔] The Lost : The Creation  (00ㅡ01L)Where stories live. Discover now