7 : saksi mata

10.8K 2.8K 139
                                    

Lagi-lagi mereka memilih tempat yang semula mereka tempati, di pojokan kantin. Entahlah, meja tersebut selalu terlihat kosong ketika mereka datang ke kantin, padahal banyak anak yang terlihat berebutan mencari meja.

"Jadi gimana bosq?" tanya Haechan sambil sesekali menyedot chocolate float-nya.

"Gak bosen apa lo minum coklat mulu? Gue aja yang liat udah gumoh-gumoh," celetuk Guanlin.

"Diem dulu anjeng," kata Haechan.

Haechan menatap anak itu, memintanya agar segera menjelaskan apa yang terjadi. Anak itu meneguk minumannya dan bersiap untuk menjelaskan.

"Lo pasti denger, katanya cctv dimatiin?" kata anak itu.

Haechan, Jeno, dan Guanlin mengangguk.

"Sebenernya cctv nya gak dimatiin, lebih tepatnya cctv itu adalah cctv yang baru aja dipasang di sekitar ruang pameran, dan emang cctv itu belom nyala." kata anak itu.

"Lah buat gayaan doang ternyata," celetuk Haechan.

Anak itu mengangguk sambil menyedot minumannya. "Aslinya pameran itu mau diselenggarain di gedung baru, tapi karena lokasinya kurang strategis, jadi dipindah ke aula bawah. Tau sendiri kan, di aula bawah itu gak ada cctv," lanjut anak itu.

"Ya terus ngapain cctv dipasang tapi nggak dinyalain, anjir," komentar Guanlin.

Anak itu mengangkat bahunya. "Lagian cctv itu baru dipasang sehari sebelum kasus pencurian itu terjadi. Tukangnya belom sempet ngeprogram jaringan yang dari kamera ke komputer,"

"Noob," celetuk Guanlin.

"Iya iya, tau deh yang IT nya jenius," sindir Haechan.

Jeno menatap anak itu dengan tatapan penuh selidik. "Gimana lo bisa tau sampe sedetil ini?" tanya Jeno.

Anak itu mengangkat salah satu alisnya. "Hell, jangan bilang kalian jadi curiga sama gue," kata anak itu.

Jeno mengangkat bahunya.

"Gue ada di balkon sepanjang hari. Gak usah tanya gue ngapain, pokoknya emang gue sering ada di balkon. Pas gue mau pulang, gue liat mas-mas yang masangin cctv. Gue melipir sebentar buat ngobrol sama mas-masnya. Dari situ gue tau, cctv itu rencananya mau dinyalain pas pameran udah mulai keisi," kata anak itu.

"Terus ngapain lukisan utama sampe masuk duluan? Denger-denger buat ngatur lighting," kata Haechan.

Anak itu mengangguk. "Iya. Ngatur lighting buat lukisan itu emang penting, apalagi kayak fokus pameran ini adalah lukisan itu. Panitia mau ngerancang posisi lighting-nya, makannya lukisannya dipajang di aula,"

"Kok bisa ditinggal begitu aja?" tanya Guanlin.

Anak itu agak tertawa. "Lo tau, setiap pameran seni itu gak perlu ada penjaga. Palingan cuma orang buat jadi guide. Museum juga jarang ada penjaga, kan? Mungkin karena pameran-pameran sebelumnya gak ada masalah, panitianya jadi seenak jidat ninggalin lukisannya," jawab anak itu.

"Eh bentar, kita belom kenalan. Gue Jeno, IPS 2. Ini Guanlin, sekelas sama gue, dan ini Haechan, IPS 1," kata Jeno.

Anak itu terdiam sebentar, "Gue Jinyoung, IPA 1."

"BAH ANJIR TADI KITA KE KELAS LO PADAHAL??!" seru Haechan.

"Kalian kan udah ngusir gue dari balkon, ya gue pindah lah," kata Jinyoung.

"Dih anjir," kata Guanlin.

"Back to topic. Ada lagi gak?" tanya Jeno.

Jinyoung mengangguk. "Gue nilai semua ini cuma media play. Lukisan utamanya itu lukisan karya Affandi, sedangkan lukisan yang mereka pake sebelumnya itu jauh nilainya dibawah lukisan aslinya. Bisa kalian anggep lukisan itu gak ada harganya kalo dibandingin lukisan utama," jawab Jinyoung.

 Bisa kalian anggep lukisan itu gak ada harganya kalo dibandingin lukisan utama," jawab Jinyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✔] The Lost : The Creation  (00ㅡ01L)Where stories live. Discover now