[✔] The Lost : The Creation (00ㅡ01L)

13 : another member

Perempuan itu melangkahkan kakinya malu-malu menuju meja para lelaki. Para lelaki tentunya heran mengapa perempuan ini mendekati meja mereka. Jinyoung merotasikan matanya. Jika perempuan ini masuk ke dalam kategori 'penganggu', maka Jinyoung akan pergi secepatnya meninggalkan kantin seperti yang ia lakukan tempo hari.

"M–maaf, gue boleh g–gabung ga? EH EH gue b–bukan orang kepo kok," kata anak itu.

"Ada apa ya?" tanya Guanlin.

Anak itu memainkan roknya. "Kalian mau nyelidikin kasus pameran kan? Mungkin gue bisa bantu," jawab anak itu.

Haechan segera bangkit dari kursinya. "Duduk sini deh, biar gue pindah situ," kata Haechan sambil menunjuk kursi kosong yang berada di samping meja menggunakan dagunya.

"I–iya," kata anak itu.

Mata Jeno tidak lepas dari perempuan yang berada di depannya kini. "Lo IPA 3 kan, yang ketemu sama gue?" tanya Jeno.

Anak itu mengangguk sambil tersenyum manis. "Iya, gue Lee Nakyung, 11 IPA 3," jawabnya.

Guanlin menatap ke sekeliling sambil mengawasi panitia yang mereka curigai. Beruntung panitia tersebut berada di kedai paling ujung, jauh dari meja mereka.

"To the point aja. Nakyung, lo tau sesuatu?" tanya Jinyoung.

Nakyung mengangguk. "Sebenernya gue punya sixth sense, dan beberapa kali penglihatan gue jadi clue tentang beberapa masalah yang gue alami, jadi gue pikir mungkin penglihatan gue agak bisa membantu," jawab Nakyung.

"Yaah, ternyata ada cabe nyelip di pahlawan kesiangan!" seru Sei.

Bagus, Eunbin dan kawan-kawannya kembali.

"Temenan sama cewek gak laku, pelariannya nyabe sama cowok," kata Eunbin.

"Ck! Udah sana pergi sebelum gue tampol mulut lo satu-satu!" seru Jinyoung.

Eunbin dan temannya pergi, dan tentunya mereka berjalan sambil mencibir Jinyoung dan teman-temannya. Guanlin kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling, panitia itu menuju kedai di dekat meja mereka.

"Ssst! Ayo pindah, tentuin mau pindah ke mana, gue mau pasang penyadap dulu." kata Guanlin.

Guanlin segera bangkit dari duduknya sambil menarik Haechan mengelilingi kantin untuk sekedar menempel kamera kecil untuk merekam gerak-gerik panitia. Sementara itu di meja, Jeno, Jinyoung, dan Nakyung sepakat untuk menggunakan kembali gedung baru seperti saat Jeno, Guanlin, dan Haechan mengobrol.

"Kelar bosq. Kemana nih?" tanya Haechan.

"Gedung baru. Ayo jalan sekarang," ajak Jeno.

Di pojok ruangan, kelima remaja tersebut duduk melingkar sambil memperhatikan penjelasan Nakyung.

"Jadi yang gue liat itu ada patung gips warna putih, patung itu ditumpahin cat, terus kayak ada pecahan patung gitu. Gue jadi mikir, gimana kalo lukisannya sebenernya rusak," kata Nakyung.

"Sebenernya lukisan aslinya itu gak pernah disini. Yang ilang di sekolah itu lukisan palsu, tapi jadi ada kemungkinan, antara lukisan palsu itu yang rusak atau yang lebih buruk lagi, lukisan aslinya yang rusak," kata Jinyoung.

"Seteledor apa sih sampe lukisan mahal gitu dirusakin??" seru Haechan.

Jeno mengangkat bahunya. "Kita gak pernah tau apa yang terjadi. Tapi penglihatan Nakyung cukup nambahin teori kita. Sesuai kata Jinyoung, antara lukisan aslinya yang rusak, atau lukisan palsu yang rusak," kata Jeno.

Nakyung menganggukkan kepalanya. Sebenarnya situasi cukup canggung mengingat ia adalah satu-satunya perempuan di antara para lelaki itu, apalagi dengan ejekan Eunbin tadi.

"Mmm, gue baru inget sesuatu. Ada beberapa muka di penglihatan gue, tapi gue cuma inget jelas satu muka," kata Nakyung.

Guanlin segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto panitia yang ia curigai, namun Nakyung menggeleng.

"Gak, bukan orang ini. Auranya juga bukan aura jahat gitu. Entahlah, gue ngerasa dia orang baik," kata Nakyung.

"Kalo emang dia pelakunya, kenapa masih berani berkeliaran bebas di sekolah, apalagi ke kantin," kata Nakyung.