Chapter 23 : Who is?

16.3K 1.6K 36
                                    

Taehyung mendengar semua umpatan Jungkook, karena ia tak benar-benar pergi. Pria tampan itu berdiri di sebelah pintu yang tertutup, dan juga suara isakkan tangis si pemuda, Taehyung mendengarnya.
Dengan wajah datar, si pria meninggalkan ruang rawat Jungkook, membiarkan si pemuda manis melampiaskan amarah nya.

.

Matahari menyongsong, disambut kicauan burung pelengkap nyanyian pagi. Jungkook terbangun dengan mata sembab, membuka mata perlahan. Namun si pemuda melamun menatap langit-langit kamar, menangisi si pria brengsek yang tak ada untungnya. Jungkook merasa bodoh, terlalu bodoh hingga jatuh pada pesona Taehyung. Lamat si pemuda melamun hingga tak menyadari Seokjin tengah melambaikan tangan di hadapan wajah nya.

"Jungkook! Kau oke?"
"Eoh! Hyung" Jungkook tersadar dari lamunan nya, tersenyum kikuk pada Seokjin. "Ada yang sakit hingga melamun begitu?" ujar Seokjin khawatir. Jungkook menggeleng menanggapi. "Tidak ada hyung, apa hyung baru sampai?" tanya Jungkook mengalihkan topik. Seokjin mengangguk dan melirik sebuah paper bag pada nakas. Jungkook pun turut menatap paper bag itu, lalu tersenyum lucu. "Hihi ayo buka! Aku lapar" antusias Jungkook. Seokjin terkekeh sambil mengacak surai Jungkook gemas. "Jika masakan ku saja kau langsung peka" cemberut Seokjin berpura-pura, sembari mengeluarkan masakan nya dari paper bag. "Hyung aku mau duduk" Seokjin segera membantu si manis untuk duduk dengan hati-hati dan juga pelan.

Pemuda itu sempat meringis, namun kembali sumringah ketika melihat masakan Seokjin. "Masakan hyung itu kebutuhan ku" jawab si manis dengan cengiran nya. "Ya~ ya~ kau memang tak bisa lepas dari masakan ku, makanya aku buatkan sup ayam untuk seorang pemuda yang sedang sakit, karena ia bilang masakan rumah sakit itu hambar" Jungkook tak dapat mengalihkan pandangan nya dari sup ayam yang baru saja di buka Seokjin, meneguk ludah menatap betapa hangat nya kuah sup itu ketika melewati tenggorokan nya nanti.

"Suapi! Hihi" Jungkook dalam mode manja jika bersama Seokjin, terlebih ia sedang sakit. "Baiklah, makan yang banyak!" Seokjin mulai meyuapi Jungkook, dan pemuda itu tampak senang sekali ketika sup itu masuk mulut nya. "Memang terbaik!" Seokjin terkekeh sambil terus menyuapi si manis, senyuman itu tak seharusnya pudar, apalagi hilang.

.

Bugh~

Pukulan itu membuat seorang pria terjatuh bersama kursi tempat ia terikat. Dengan wajah nan sudah babak belur pria itu hanya tersenyum remeh. "Brengsek!! Siapa dalang dibalik semua ini? Katakan sebelum kau meregang nyawa sia-sia!!" Bentak Kai murka melihat wajah babak belur itu malah terkekeh entah kenapa. "Shit! Kau kira aku tak bisa membuka mulut kotor itu huh?" Kai mulai geram, ia hendak menyayat mulut si pria yang tergeletak sebelum Yugyeom menahan tangan nya. "Kai!! Kau memang bodoh! Jika kau merobek mulutnya, ia tak akan berguna lagi" si pemuda jangkung berujar. Kai memang tipe bertindak tanpa berpikir, dan juga tak sabaran. Namun, Kai adalah yang terbaik dalam bertarung.

Yugyeom menarik kerah baju si pria hingga kembali terduduk dengan kursinya. "Hey pak! Katakan saja sebelum bos ku yang bertindak" ujar Yugyeom tenang. "Tsk! Tak akan semudah itu" ucapan si pria membuat Kai geram dan langsung menusuk lengan kanan si pria dengan pisau. "Aarghh!" Pekiknya kesakitan. "Katakan!! Sebelum kau mati sia-sia!!" Pria itu meringkuk menahan sakit pada lengan nya, namun masih bungkam akan jawaban. "Brengsek!!" Dengan tenang Kai memutar pisau yang masih tertanam pada lengan si pria, memutarnya dengan santai.
"Aaakkhh!! He-hentikaan!!" Teriak nya menahan sakit, darah pun sudah membasahi tubuhnya.

"Bagaimana aku akan berhenti jika kau tetap bungkam? Bodoh!" Ujar Kai sembari terkekeh pelan. Yugyeom tampak mulai jengah. "Kau urus saja dia, lama-lama bisa membuatku stress" Yugyeom melangkahkan kaki keluar dari ruangan pengap itu, menyisakan Kai dan si pria tahanan. "Masih tak mau bicara huh!" Kai kembali memutar pisaunya, berkali-kali kiri dan kanan. Seiring pisau itu semakin menghancurkan lengan si pria, sepilu itu pula jeritan sakit yang ia dengungkan.

Pintu ruangan itu terbuka, Taehyung datang dengan wajah murka nan di ikuti beberapa anak buahnya termasuk Namjoon. Kai membiarkan pisau itu tertanam pada lengan si pria, lalu sedikit memberi ruang pada Taehyung. "Dia belum juga membuka mulut, benar-benar setia pada tuan nya" ujar Kai malas, Taehyung tersenyum tipis, lebih tepatnya senyuman remeh. "Ingin bermain rupanya" suara Taehyung, lalu memberi kode pada anak buahnya dengan menggerakan jari telunjuk yang ia angkat. Tak lama, seorang pria berbadan tegap menyeret seorang wanita dan juga seorang bocah laki-laki, lalu menghempaskan keduanya. "Appa!!" Teriak bocah itu menatap pria nan bersimbah darah. Si wanita pun tak kalah terkejutnya.

Si pria turut terkejut ketika melihat anak istrinya menangis, ia berusaha berontak. "Lepaskan mereka!!" Taehyung terkekeh pelan, sembari menatap si pria remeh. "Kau kira tuan mu itu benar-benar melindungi istri dan anak mu? Tapi lihatlah! Aku dengan mudah menemukan mereka"
"Brengsek!!" Umpat si pria. "Masih ingin bungkam?" Ujar Taehyung. Kilat kemarahan terlihat di mata si pria, terlebih menatap anak dan istrinya yang tak tahu apa-apa.

Wanita yang merupakan istri si pria tiba-tiba ditarik berdiri, dan sebuah pistol menempel di kepalanya. "Lepaskan dia!!" Jerit si pria, bocah laki-laki itu hanya menangis menatap kedua orang tuanya. "Akan ku lepaskan jika kau buka mulut" ujar Taehyung santai. "Anak mu juga bisa ku manfaatkan, ku latih menjadi mesin pembunuh nantinya"
"Brengsek!!"
"Aku tak butuh umpatan!" Tegas Taehyung.

"Cepatlah! sebelum timah panas membolongi kepala istrimu" pria itu menatap istrinya yang hanya bisa menagis, lalu menatap putranya yang tak berhenti bergetar. Si pria menunduk sejenak. "Baiklah, akan ku beri tahu, tapi lepaskan dulu anak istriku!"
"Ouh! Tak semudah itu, katakan saja siapa yang menyuruhmu, lalu ku lepaskan" ujar Taehyung sambil melipat kedua tangan di dada. "Kau tak berbohong kan?" Tanya si pria. "Hm~" Taehyung hanya menjawab dengan gumaman. "Baiklah" pria itu diam sejenak, tampak berpikir lalu menjawab. "Tuan Park yang menyuruhku" Taehyung menautkan alis bingung. "Apa maksud mu?"
"Park Jimin!!"

.

Tbc~

Aloha, gua seneng banyak yg bilang suka :') terimakasih *bow
Maaf ngga bisa update rutin, karena tugas bener2 numpuk dan ngga sempet nulis, tapi Trapped pasti akan punya akhir. Entah sedih atau bahagia, tunggu saja.

Trapped ✔ (Taekook)Where stories live. Discover now