Chapter 29 : Try

16.9K 1.5K 89
                                    

Sudah tiga minggu berlalu, Jungkook bahkan masih tetap menjadi pemuas nafsu Taehyung. Tak masalah baginya, ia rela. Perlahan sikap Taehyung pada Jungkook mulai melunak, tak sekeras saat awal mereka bertemu. Bahkan Jungkook sudah berani menegur ataupun memperingati Taehyung. Cukup pesat hubungan mereka.

Namun berbeda dengan Jimin dan Yoongi, keduanya masih belum berdamai. Sebenarnya yang menghindar adalah Yoongi, sejak kejadian di mobil beberapa minggu lalu membuat Yoongi mulai bersikap acuh terhadap pria bermarga Park itu. Jimin kehilangan akal, ia ingin Yoongi kembali, namun si manis bersikap dingin padanya. Hingga sekarang pun Jimin masih berusaha menggapai pujaan hati lagi. Tak ingin kehilangan untuk kedua kali nya.

Seperti saat ini, Jimin terus mengekori Yoongi yang tengah berjalan di taman. Niat menghilangkan penat, malah berjumpa dengan mantan kekasihnya.
Yoongi mulai jengah dan berbalik menatap Jimin tajam. "Berhenti mengikutiku sialan!!" Jimin malah berpura-pura menatap sekitar. "Siapa yang mengikuti mu?" Ujarnya tanpa dosa, membuat Yoongi geram dan kembali melanjutkan jalan dengan terburu. Jimin menatap Yoongi kemudian kembali mengikutinya.

Jimin tepat di belakang Yoongi, namun tiba-tiba si manis berbalik dan melayangkan pukulan nya hingga mengenai hidung Jimin. "Aarghh" ringis Jimin sembari memegang hidungnya. Yoongi kaget dan menatap Jimin yang membungkuk. "Aakhh" ringis nya lagi. "Hey! Jangan berpura-pura! Aku tahu rencana mu" ujar Yoongi sedikit kaku. Namun respon Jimin masih sama, membungkuk sambil memegang hidung nya. "Tak usah men-" Yoongi terbelalak saat melihat darah yang mulai menetes di atas jalan setapak. "Jimin!" Dengan segera Yoongi mendekati si pria dan menegakan tubuhnya. Benar saja, hidung Jimin berdarah cukup banyak. "Astaga!"

.

Yoongi memandang pria di depan nya kesal, dengan santai Jimin melahap makan siang nya. "Kau tak lapar?" Tanya Jimin, Yoongi menghela nafas lalu melahap makan siangnya malas. Jimin terkekeh senang. Ada untungnya pukulan Yoongi, ia memanfaatkan situasi dan meminta di temani makan siang. Untung Yoongi meng-iya kan walau dengan terpaksa, biar begitu Jimin sudah sangat senang.

"Besok kau pukul aku lagi agar kita bisa menghabiskan waktu bersama" antusias Jimin, Yoongi menautkan alis dan menatap Jimin aneh. "Ku bunuh saja" jawab si manis datar dengan masih fokus pada makan siang nya. "Teganya~ jika aku mati kau akan kesepian manis, lagipula kau tak akan bisa menemukan pria serpertiku lagi di muka bumi ini. Tampan, kaya, punya semua nya, dan cinta yang seperti ku, kau tak akan menemukan nya" goda Jimin.

Yoongi memutar mata malas, namun kalimat terakhir yang dilontarkan pria itu membuat sedikit geli perutnya. Hmm~ entahlah, Yoongi bimbang.
"Aku selesai" Yoongi berdiri dari duduknya. "Mau kemana?" Cekal Jimin pada lengan nya. "Pulang" jawab si manis datar. "Ayo pulang" Jimin ikut berdiri dan menarik Yoongi keluar restoran, Yoongi hanya diam, menolak pun pasti bertambah rumit.

Keduanya sudah berada di dalam mobil, Jimin yang tak henti tersenyum dan Yoongi yang berwajah datar. Mobil itu mulai membelah jalanan, Yoongi hanya diam sambil menatap jalan.
Lama berkendara akhirnya Yoongi sadar sesuatu. "Hey! Kau mau menculik ku huh?" Bentak Yoongi, Jimin hanya terkekeh sambil mengangkat bahu tak acuh. "Kita pulang manis, bukan menculik mu" Yoongi menggertakan gigi kesal. "Berhenti!"
"Tidak"
"Hentikan mobilnya!!"
"Kita hampir sampai sayang"
"Kau!!"

Yoongi menghela nafas kasar, mobil yang di kendarai Jimin sudah memasuki basement apartemen. Dan mobil terparkir sudah. "Ayo sayang!" Senang Jimin. Yoongi menyerah dan akhirnya keluar dari mobil dengan wajah datar, serta menutup pintu mobil dengan kasar. "Ini bukan tempat tinggal ku" ujar si manis malas, dan hendak pergi. Namun dengan cekatan Jimin mencekal lengan Yoongi. "Ya~ tapi segera menjadi tempat tinggal mu" Jimin tersenyum manis dan menarik Yoongi bersama nya. Yoongi pasrah, entah apa yang di inginkan pria gila ini.
Ya~ gila menurut Yoongi.

Trapped ✔ (Taekook)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant