16. Tiga Hari Terlewati

118 29 19
                                    

"Tunggu disini yah mas."

Jungkook menganggukkan kepalanya pelan. Dia tersenyum tipis pada seorang anak yang tadi mengantarkan ke ruangan kepala panti. Jungkook menyapukan pandangannya pada sekitar ruang sederhana itu, dia mengamati setiap inci dari ruangan milik kepala panti dimana dulu dia tinggal.

Bibirnya kembali bergetar saat rasa pahit itu seperti mengecapi lidahnya, dia mengepalkan tangannya menahan seluruh gejolak amarah dan rasa sakit yang kembali dan kembali mencabik seluruh perasaannya.

"Siapa yah?" Seorang wanita tua berusia sekitar 45 tahun itu masuk kedalam ruangan, dia menatap heran pada sosok pria muda berwajah tampan dengan perawakan tinggi tegap.

Wajahnya sekilas nampak tidak asing, rasanya dia seperti mengenal wajah tampan itu.

"Saya Jungkook."

Jungkook berjalan menghampiri wanita tua itu dia tersenyum tipis pada sosok kepala panti yang saat ini membelalakkan matanya tidak percaya. Yah dia sepertinya ingat, dia yang pernah merawat Jungkook saat dia masih menjadi salah satu pengasuh panti 20 tahun yang lalu.

"Kamu anaknya dokter Jeon?" Jungkook mengangguk. Dia menganggukkan kepalanya cepat menahan tetesan airmata yang kembali mengenang dipelupuk matanya.

"Duduk nak, Ibu enggak nyangka kamu sudah sebesar ini?" ucap Ibu panti menatap Jungkook dia masih dalam keterkejutannya, memegang bahu pria itu lalu mendudukan dirinya disamping Jungkook yang tengah berusaha mengendalikan perasaannya.

"Ada yang mau saya tanyakan bu."

Ibu panti terdiam.

Dia sepertinya dapat menebak hal apa yang akan Jungkook tanyakan padanya, wanita berusia 45 tahun itu nampak menimang hal apa yang sekiranya akan dia katakan untuk menjawab pertanyaan Jungkook.

"Ini mengenai orangtua kandung saya."

Tepat!

Ibu panti seakan tahu apa yang ingin Jungkook tanyakan. Dia mengelus wajah tampan itu dengan lembut menyelami manik pria muda yang menyimpan banyak perasaan terpedam. Salah satunya sebuah luka yang entah kenapa terlihat begitu besar dia lihat.

"Nak ada baiknya jika kamu tidak mencari tahu apa yang tidak kamu ketahui," bisik ibu panti membuat Jungkook terdiam tidak mengerti, dia memandangi wajah ibu panti yang sepertinya berusaha menutupi sesuatu darinya.

Tangan besarnya menggenggam jemari tua ibu panti, dia menatap wajah cantik yang termakan usia itu dengan tatapan penuh arti. Jungkook memandang dalam wanita tua yang masih berusaha untuk tidak menjawab ataupun berkata apapun padanya.

"Ibu lihat aku? Aku hanya ingin tahu siapa mereka? Aku hanya ingin tahu alasan apa yang membuat mereka membuangku?" ucap Jungkook membuat pertahanan wanita tua itu runtuh. Dia tidak ingin terus menutupi ini tapi, rasa tidak tega itu begitu menggerayanginya. Dia teringat akan janjinya pada kepala panti sebelumnya untuk tidak mengatakan apapun.

"Ibu tidak tahu banyak Jungkook, kepala panti yang dulu yang tahu semuanya."

Hatinya Jungkook mencelos sakit saat mendengar perkataan itu. rasa sakit itu terus menderanya, keteguhan yang dia bangun seperti melemah dan runtuh perlahan. Bagaimana bisa? Jungkook hanya ingin tahu siapa sosok orangtua yang membuangnya, dia hanya ingin mendengar alasan mereka, itu hanya itu yang dia inginkan.


Mingyu terdiam mengamati Jungkook yang berbicara serius dengan seorang wanita tua dihadapannya dia berusaha mendengar setiap kalimat yang mereka ucapkan namun jarak antara dia dan ruangan itu cukup jauh, Mingyu mencoba bergerak mendekati ruangan itu. dia berusaha menelisik hal serius apa yang Jungkook bicarakan walaupun sebenarnya itu bukan hal yang baik tapi, ini harus dia lakukan agar Jiyeon dapat mengetahui hal apa yang sebenarnya tidak dia ketahui.

BLINDWhere stories live. Discover now