22. Hari Keenam

123 23 29
                                    

Flashback on.

Jungkook berjalan menuju sebuah restoran yang tempat dia dan orangtua kandungnya akan bertemu. Dia menghela napasnya berulanh kali, gugup dan tegang dia rasa saat melirik jam tangan di lengan kirinya. Waktunya sudah semakin dekat, tapi entah kenapa sosok yang dia tunggu tidak menunjukkan tanda-tanda kedatangannya.

Jungkook mendudukan dirinya dengan tidak nyaman, dia melirik kanan kirinya kembali. Tidak ada, pengunjung yang datang memang banyak tapi tidak ada satupun yang berjalan mendatangi mejanya. Mereka melewatinya begitu saja

Debar jantung Jungkook semakin cepat terasa, dia mengeluarkan saputangan pemberian bunda Yuri dari saku depan jaket levisnya. Jungkook mengamati saputangan bersulam bunga lily yang indah itu dengan seksama. Aneh kenapa Jungkook seperti pernah melihat ini, tapi dimana yah.


"Kenapa kamu mengikuti saya?" tanya Taehee pada suaminya yang terus mengikuti kemanapun dia pergi. Dia menatap risih pada sosok pria berwajah dingin yang menatapnya acuh.

"Aku ingin melihat wajah kakaknya Jiyeon seperti apa."

"Kamu? Peduli sama saya?" tanya Taehee yang di balas gelengan pelan Jisung. Tidak dia sama sekali tidak peduli dengan istrinya

"Aku hanya peduli dengan kakaknya Jiyeon, walau dia bukan darah dagingku tapi dia lahir dari rahim yang sama dengan putriku. Bagiku tetap saja dia anakku, kakak kandung putriku."

Perkataan ketus dan menohok itu entah kenapa terasa begitu hangat di hati Taehee, bibirnya tanpa sadar terangkat. Sedingin apapun pria ini tetap saja dia masih memiliki hati, Taehee sangat bersyukur karena Jisung mau menerima putranya dia bersyukur karena Jisung mau menerima anak yang telah Taehee buang.

"Ayo kita sudah terlambat!" ketus Jisung mendahului Taehee yang tersenyum masam. Tetap saja perlakuan Jisung padanya masih sedingin es.

Jungkook kembali menghapus lelehan keringat yang membasahi wajahnya. Ini sudah hampir 30 menit dia menunggu disini. Apa benar mereka akan datang? Apa orangtuanya benar-benar mau bertemu dengannya.

'Ini tidak hanya untukku tapi untuk Jiyeon juga.'

"Kamu?" suara berat seorang pria membuat kepala Jungkook yang tertunduk menjadi terangkat. Jungkook menghela napas berat lalu menatap wajah sosok yang dia tunggu-tunggu itu, akhirnya dia bisa melihat wajah kedua orangtua kandungnya.

"Om Jisung, tante Taehee?" mata Jungkook membulat sempurna. Alisnya saling bertautan kenapa ada orangtua kekasihnya disini.

"Jungkook kamu ngapain?" tanya Jisung menatap Jungkook yang terduduk di meja yang menurut Taehee adalah meja yang di pesan oleh kepala panti tempat di mana istrinya itu menitipkan anak kandungnya.

"Om dan tante ngapain?" Jungkook malah membalas dengan pertanyaan lagi. Dia memandangi dua sosok itu bergantian, ah kenapa malah mereka yang datang.

Tes!

"Tante kenapa nangis?" Airmata Taehee berjatuhan begitu saja, Jungkook begitu terkejut karena Taehee menangis tiba-tiba. Jisung yang di sampingnya juga tidak kalah terkejut. Dia memegang bahu istrinya yang menunjuk pada saputangan putih yang ada di tangan Jungkook

BLINDWhere stories live. Discover now