Day 3

47 8 0
                                    

Gaming

Sato Naoru x Asahi Shizuna

*

Malam yang dingin kembali menyapa bumi. Membuat orang lebih memilih untuk menarik selimut daripada berjaga di sisa kepekatan alam itu. Hanya saja, beberapa orang lebih memilih opsi kedua.

Contohnya Sato Naoru. Lelaki dengan iris violet itu masih terjaga di depan televisi. Mengabaikan ancaman ketua asrama, ia dengan santainya memainkan game controller yang diam-diam ia bawa dari rumah.

Demi kebaikan bersama, tentunya adik kembar dari Naosu itu sadar bahwa ini adalah waktu untuk beristirahat. Sehingga ia puas bermain game walau tanpa suara pembangkit semangat.

Di saat dirinya asyik meliukkan badan mengikuti alur permainan, ia tidak sengaja mendengar langkah kaki. Sontak ia mem-pause game-nya, lalu segera mencari sumber suara.

"Astaga ... Kukira siapa." Naoru berjengit, sedikit kaget begitu melihat sosok dalam piyama tidur yang membelakanginya.

Sosok itu tidak menggubris. Malah melanjutkan aktifitasnya. Sebuah gelas kaca ia ambil, lalu air pun dituangkan ke dalam sana. Naoru dengan sabar menunggu sosok itu menyelesaikan hajatnya.

"Memangnya kau mengira aku apa? Hantu?" Sosok itu bertanya setelah menenggak segelas penuh air. Tanpa menunggu jawaban, ia pun melewati Naoru yang cengengesan.

"Bukan begitu. Hanya saja aku kaget mendengar suara aneh di saat tengah malam seperti ini."

"Alasan."

Di belakang gadis dengan rambut sebahu itu, Naoru tersenyum lebar. Gadis itu benar-benar memberikan sensasi berbeda dari kebanyakan gadis yang ia temui.

"Kau begadang lagi, Naoru-san?"

Naoru hanya mengiyakan singkat pertanyaan Asahi Shizuna. Lalu sadar kalau ternyata perempuan itu sudah duduk di sofa depan televisi.

"Apa kau tidak puas selalu dimarahi oleh Ainawa-san setiap kali ketahuan? Belum lagi Naosu-san akan menghukummu setelah ini," ujar Shizuna menyebutkan dua orang yang berpengaruh bagi Naoru itu.

"Lagi pula besok kan libur. Tidak ada salahnya aku bermain game sebentar, kan? Tenang saja. Aku akan tidur setelah ini."

Berkata demikian, Naoru segera duduk di karpet di bawah sofa. Mengambil controller-nya, lalu menggerakkan benda itu sesuai rencana.

"Kau sendiri mengapa bangun tengah malam seperti ini, Shizuna? Setahuku kau paling anti begadang," celetuk Naoru tanpa mengalihkan fokusnya dari game balapan tersebut.

"Tidak ada alasan khusus. Tiba-tiba saja aku terbangun dan langsung ke dapur untuk minum."

"Ooh ... Souka."

Naoru terus saja menggerakkan controller di tangannya. Mencoba mengarahkan mobil berwarna ungu metalik untuk melaju membelah sirkuit virtual itu.

"Shizuna?"

"Hm...."

"Oh, kau masih di sini rupanya. Kukira kau kembali ke kamarmu lagi."

"Butuh waktu bagiku untuk beristirahat kembali setelah kejadian seperti ini."

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau ikut bermain game ini? Seru lho."

Naoru melebarkan senyum. Manik matanya terlihat menaruh harapan pada gadis di belakangnya yang hanya menatap dirinya singkat. Kemudian berteriak kecil begitu gadis itu mengiyakan.

"Kurasa tak ada salahnya mencoba. Namun, aku tidak pernah memainkan game seperti ini sebelumnya," ucap Shizuna. Dirinya sudah mengambil tempat di samping Naoru. Kentara sekali tatapannya bingung terhadap permainan itu.

"Tenang saja. Akan kuajari kau sebelum bermain."

Setelahnya, Naoru dengan lugas menjelaskan game itu. Mulai dari penggunaan controller sampai dengan segala macam jenis simbol yang ada di game tersebut.

"Bagaimana? Mudah kan?" tanyanya.

"Uhm ... Mungkin," jawab Shizuna ragu.

Naoru pun menepuk pundak gadis itu. Meyakinkan semuanya akan baik-baik saja. Setelah Shizuna tidak protes, lelaki itu dengan segera memasangkan controller kedua. Mengingat dirinya tadi bermain solo.

"Baiklah. Ini punyamu. Kau tekan ini, lalu pilih jenis dan warna mobilmu agar kau mudah mengetahuinya di sirkuit."

Shizuna pun melaksanakan saran itu. Ia kemudian terlihat memilih jenis mobil yang akan ia mainkan. Sampai kemudian ia memilih model F1 dengan warna silver yang mengkilap.

"Aku sudah memilih mobilku, Naoru-san."

"Kalau begitu, let's start the game!"

Agar mudah, Naosu pun merubah mode challenge pada game-nya menjadi training. Jadi, hanya ada mobil mereka berdua yang di sirkuit tersebut.

Sebagai orang yang awam terhadap game, Shizuna merasa sedikit tidak enak karena Naoru yang dengan sabarnya mau mengajari dirinya secara perlahan. Bahkan game itu sampai macet karena terlalu sering di pause-play.

"Aaaa!!" Tanpa sadar, Shizuna memekik kecil begitu dirinya kehilangan kontrol terhadap mobilnya itu. Hingga akhirnya,  kendaraan berwarna silver itu menabrak bahu sirkuit. Membuat asap virtual membumbung tinggi di dalam sana.

Melihat Shizuna yang sepertinya sedih karena hal itu, Naoru tersenyum kecil. Tangannya segera mengutak-atik controller di tangannya. Mengarahkan mobil ungu metalik itu ke arah bahu jalan dengan sengaja, yang sedetik kemudian bernasib sama seperti milik Shizuna.

"Mengapa mobilmu—"

"Tenang saja. Ini kan hanya latihan," balas Naoru singkat. Ia pun kembali mengulang menu game-nya.

"Mau bermain lagi?" tawarnya. Shizuna meragu, tapi kemudian tangannya kembali memegang benda penggerak itu.

"Kurasa satu putaran sirkuit tidak masalah."

Keduanya tersenyum kecil. Lalu mulai fokus ke arah layar televisi. Sesekali iris violet Naoru melirik ke arah Shizuna yang sepertinya sudah diserang kantuk.

Ting!

Suara detak jam itu mengagetkan Naoru. Kemudian dirinya refleks melihat ke arah jam tua yang ada di dekat dapur. Pasangan jarum itu menunjukkan pukul 2 dini hari. Saat yang tepat untuk memulai mimpi.

"Hei, Shizuna. Saatnya—"

Naoru tersenyum ketika menghentikan ucapannya. Penyebabnya bukan lain karena Asahi Shizuna yang sudah tertidur pulas. Mungkin saking fokusnya pada game, Naoru tidak menyadari bahwa bahunya dijadikan sandaran oleh gadis itu.

Hati-hati ia merapikan controller yang mereka gunakan tadi. Mematikan televisi beserta mencabut segala kabel yang ada di dekatnya. Sebisa mungkin ia lakukan menggunakan sebelah tangan. Ia tak akan tega untuk membangunkan gadis yang sering bersikap dingin kepadanya itu.

"Oyasumi nasai."

Sebuah kecupan singkat Naoru berikan di puncak kepala Shizuna. Sebelum akhirnya dirinya juga ikut tertidur dalam posisi duduk seperti sang partner.

*

900 words

Day 3, end.

[Completed] 30 Days OTP ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang