28 •• Perintah

29.9K 2.1K 173
                                    

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
28 •• Perintah

Gue nggak bakalan nerima penolakan apapun***

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Gue nggak bakalan nerima penolakan apapun
***

KALI ini Rey tidak bisa melarikan diri lagi dari tugasnya sebagai ketua basket. Itu semua karena sebentar lagi tim basket mereka akan mengikuti perlombaan antar sekolah. Rey pun diseret paksa oleh Ertha dan Bonet.

"Eh gila lo pada, kalau Salsa mewek lagi karena liat muka gue gimana?" tanya Rey. Kalau kalian lupa Salsa adalah salah satu korban PHP Rey. Pasalnya Rey membuat Salsa baper, srtrlah itu dia malah memacari kakaknya Salsa yang jauh lebih cantik dari Salsa.

"Jangan banyak alasan deh lo," kata Ertha kesal. Lelaki itu sudah tidak bisa memaklumi alasan Rey tersebut. Sudah cukup ia mengorbankan dirinya sendiri berkali-kali, dan ia tidak mau lagi melakukan itu.

"Lo kan sahabat terbaik gue, lo pasti ngerti gue kan," bujuk Rey sambil memegang kedua tangan Ertha.

Ertha dengan cepat menarik tangannya, "gila lo ngapain pegang-pegang?" kata Ertha yang geli dengan tingkah Rey. "Udah deh lo, gue nggak mau tau lo harus masuk ke dalem," kata Ertha.

Sepertinya keputusan Ertha sudah benar-benar bulat, Rey pun menatap kea rah Bonet berharap temannya yang satu itu mau membantunya. Bonet mendengus kesal karena ditatap seperti itu oleh Rey, "gue nggak mau bantu kali ini," kata Bonet. Lelaki itu membuka ruangan basket dan mendorong Rey agar masuk ke dalam.

"Anjing kalian," umpat Rey kesal. Lelaki itu pun terpaksa berjalan menuju tempat anak-anak yang lainnya berkumpul.

"Akhirnya ketua kita dateng," sambut seorang laki-laki.

"Sori ya, gue sibuk kemarin-kemarin," kata Rey.

"Orang kayak lo sibuk? Perlu dicurigai," komentar Bonet.

Rey memukul kepala Bonet, "diem ae lo," kata Rey. Lelaki itu berjalan ke depan dan menatap sekeliling. Sepertinya kali ini ia akan aman, karena Salsa tidak ada di sini. Akhirnya Rey bisa menghembuskan napasnya lega. "Oh iya, untuk lombanya, gue nggak bakalan milih orang-orang yang udah biasa ikut lomba, gue bakalan milih yang lainnya juga, kalau emang pantes buat ikut lomba. Pokoknya gue bakalan nyeleksi kalian semua," jelas Rey.

"Siap," ujar semuanya.

"Oke gue ganti baju dulu, kalian mulai aja mainnya," kata Rey. Lelaki itu kemudian berjalan menuju ruang ganti, tetapi tiba-tiba pintu ruang ganti wanita terbuka, menampakkan beberapa gadis di sana. Hal yang membuat langkah Rey berhenti adalah ketika matanya bertemu dengan mata Salsa.

Seketika wajah gadis itu menjadi tegang. Matanya mulai berkaca-kaca dan akhirnya ia meneteskan air mata. Gadis itu pun menangis sangat histeris.

Sial, mati ni gue, batin Rey.

Scarldo Onde histórias criam vida. Descubra agora