Dandelion 4

47 0 0
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan
+18

Aku akan tetap diam meski aku tau kau berbohong,karena yang aku inginkan adalah bahagia bersamamu meski aku tau akan tiba masanya dimana tawaku  berubah menjadi tangisan

Indira Mahasin Salsabila

______________________________________

Malam ini Arga mengajakku makan disalah satu restoran di pantai ini,sungguh indah sekali pemandangan malam disini,rasanya aku tak ingin pulang tapi apalah aku,hanya barang taruhan milik Arga.

"Kok diam aja sih,makanannya gak enak ya?atau mau aku pesenin yang lain?"kata arga membuyarkan lamunanku.

"Ah...enggak enggak,ini enak kok,aku cuma inget adek aku aja ga,dia udah makan belum ya?"alibi ku,namun sebenarnya aku juga kepikiran dengan Dila,malam ini aku bisa makan enak di tempat yang indah pula lantas bagaimana Dila adikku,apa dia sudah makan?

"Kata kamu kalian kembarkan?ya pastinya dia udah makan Ra,kan dia udah dewasa,udah ya..fokus dulu sama makanan kamu,gak baik lo makanan dianggurin"arga menenangkanku sambil mengusap punggung tanganku.

Setelah makan aku dan arga kembali kekamar karena malam juga mulai larut.

Aku dan arga duduk di atas tempat tidur dengan fikiran masing masing.

"Ra..."pangil Arga memecah keheningan diantara kami.
Aku pun yang merasa dipanggi menoleh betapa kagetnya aku karena arga tiba tiba mencium bibir ku tanpa seizinku.

Aku berusaha menolaknya namun sayang apalah daya kekuatan wanita,melihat aku yang mulai tenang Arga semakin melanjutkan aksinya hingga kurasakan semuanya gelap.

"Tenanglah,ini hanya satu malam"bisiknya padaku.

Dan mengalirlah malam yang tidak penah kubayangkan akan terjadi seperti ini.

***
Deburan ombak mengusik tidurku tak hanya itu saja,kilatan cahaya sang surya tampaknya sudah menginginkan aku bangun.

Aku sedikit menggeliat,karena rasanya badanku lelah sekali.
Aku melihat Arga masih tertidur dengan lelap di sampingku,sungguh pemandangan yang menyejukkan. Tak terasa senyumku mengembang saat mengingat kejadian semalam,walaupun aku tau itu dosa besar,tapi mungkin dengan ini Arga memang benar benar akan mencintaiku.

Aku bergegas kekamar mandi walaupun dengan jalan yang tertatih tatih,terbesir rasa bersalahku pada kedua orang tuaku,bagaimana mereka mempertanggung jawabkan kecerobohan anaknya disana,seketika itu air mataku luruh tanpa seizinku,bercamput dengan air yang jatuh dari sower.

"Ra kamu diadalam"ku dengar suara arga dari luar.

"Iya ga"jawabku singkat,kemudian aku langsung membetsihkan diri dengan cepat.

Selesai mandi dan berpakaian ku lihat arga tengah berdiri di dekat jendela.

"Dira...."arga berbalik dan menghampiriku setelah sadar akan kedatanganku.

"Ra,aku minta maaf banget sama kamu,aku gak bermaksud buat ngrusak kamu,aku gak sengaja,bener ra,itu semua diluar dugaan aku"jelas arga sambil menatap mataku tulus.

Aku tersenyu menenangkannya,walaupun  sebenarnya aku pun was was.

"Iya Ga,yang udah terjadi biarlah terjadi"kataku.

"Kamu gak marah sama aku ra?"tanya Arga was was.

Aku hanya mengedikkan bahuku,sebagai jawaban.
"Ga balik yok,aku gak mau Dila khawatir lagi"kataku.

"Oh..iya ayok,"kata arga kemudian dia keluar dari kamar.

Sepanjang perjalanan,aku dan Arga sama sama diam,ada sedikit kecanggungan diantara kami,entahlah mau sampai kapan ini terjadi.

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang