Dandelion 10

35 2 0
                                    

Maafkan aku jika keadaan harus memisahkanmu dengan cinta mu,namun aku berjanji kelak akan ku kembalikan dia padamu

Indira Mahasin Salsabila

______________________________________

Di dalam bis ini aku tengah memandangi indahnya jalanan di malam hari,karena kebetulan aku duduk di samping jendela.
Bis ini sudah lama berhenti,sedangkan dila mungkin dia sedang ke kamar kecil.

"Mbak dira......ini dimakan dulu"dila datang memberiku sebungkus nasi bungkus lagi.

"Embak masih kenyang dil,baru aja tadi makan,masa makan lagi,kamu aja gih"kataku halus.

"Gak mbak....pokoknya mbak dira harus makan,dila suapin ya"ucapnya seraya duduk kembali di kursinya kemudian mulai membuka bungkusan nasi.

"Tapi dilll....." perkataanku tertahan karena dila menempelkan telunjuknya ke bibirku.

"Harus mbak,kasihankan baby nya....."kata dila sambil menyuapiku.

"Wah.....adek lagi hamil ya,kalau boleh tau berapa bulan?"tanya salah seorang wanita kira kira usinya 35 tahunan.

"Dua bulan bu"aku tersenyum pada ibu itu.

"Wah.....la suaminya mana,kok cuma sama adeknya"tanya lagi.

"Mat....."dila melotot tak suka ketika aku memotong perkataannya.

"Mencari uang di luar kota bu,makannya gak bisa bareng sama kami"ucapku cepat cepat mencegah perkataan buruk dila.

Kulihat dila hanya mencebikkan mulutnya tak suka dengan jawabanku.

"Yah....sedih ya,padahalkan masih baru barunya,ya udah ya dek,dijaga kandungannya,jangan kerja yang berat berat dulu"pesan ibu itu sebelum kembali ketempat duduknya.

"Iya bu,makasih"jababku.

"Embak dira ngapain sih,pakai acara bohong sama ibu tadi"omel dila sesaat setelah ibu tadi pergi.

"Loh kok bohong?kan emang iya bapaknya lagi cari uang,ya kan nak"ucapku sambil mengusap perut rataku.

"Kenapa gak bilang aja bapaknya udah mati mbak"

"Maksudnya meninggalkan?kalau mati untuk hewan dil,arga itu manusia"

"Alah mbak,cowok brengsek,pengecut kaya dia gak pantes di baikin mbak,anggep aja udah mati,lgi pula dia gak ngakuin keberadaannya si baby kan?jadi untuk apa mbak dira nglakuin itu"dila kembali menyuapiku sambil terus mengomel.

"Masyaallah dil....kamu gak boleh gitu lo,perkataan itu doa,sebaiknya kita itu berkata yang baik baik supaya yang terkabul juga baik,embak yakin aja sekarang arga sedang hilaf,bisa jadikan besok besok dia bakalan sadar,dan mau ngakuin anak yang embak kandung itu sebagai anaknya,dan embak yakin itu dil"kataku setelahnya.

"Terserah apa kata embak aja lah,ini mbak diminum dulu"dila menyodorkan sebotol air mineral.

Aku menerima air mineral dengan senang hati,kebetulan juga aku sedang kehausan.

"Makasih bunda......"kataku menirukan suara anak kecil,kemudian meminum air mineral itu.

"Bunda?"tanyanya bingung.

"Iya,jadi aku mau nanti kalau anakku lahir,dia panggil kamu bunda dil,boleh kan?"tanyaku.

"Boleh mbak,ya udah mbak tidur ya,soalnya dila takut mbak kecapean"ucapnya.

Aku hanya mengangguk kemudian memejamkan mataku.

***

"Mbak dira...."aku mengerjapkan pandanganku,saat aku merasakan ada tangan yang menepuk nepuk pelan pipiku.

"Kita udah sampe mbak,ayo mbak"kata dila sambil menuntunku.

Setelah aku sudah sadar seratus persen,dila membawaku duduk disalah satu kursi terminal.

"Kita tunggu teman dila dulu ya mbak,soalnya dia yang mau antarkan kita kerumah"jelasnya.

"Loh dil,sejak kapan kamu punya teman di bandung,kenal dari mana?"tanyaku bingung.

"Hehehe....kenal waktu dulu sekolah dila ngadain camping di puncak mbak,dila nyasar terus ketemu sama Wata,karna dari itu tadi sore dila minta tolong sama wata buat sekalian cariin  kita rumah,eh...malahan dia bilang dia juga mau sekalian jemput kita mbak"dila tersenyum bahagia,sambil terus bercerita.

Tak lama datanglah mobil hitam di hadapan kami.
Kulihat seorang pria mengenakan kaos putih di padukan dengan celana ponggol,membuatku teringat akan sosok arga.

"Mbak kenalin ini temen dila,dewata"dila menepuk pundakku.

"Ta,ini saudari kembar aku mbak Dira"dila berkata pada temannya itu.

"Wata/dira"ucap kami sambil menjabat tangan.

"Ya udah mana aja yang mau di bawa biar aku yang masukin ke dalam mobil"kata wata.

"Cuma ini aja kok ta,aku bantu ya"kata dila,sambil mengambil salah satu koper kami,namun langsung di cegah oleh wata.

"Biar aku aja dil,nanti tangan kamu pegel pegel lo"wata mengambil alih koper koper itu.

Entah mengapa aku merasakan bahwa sebenarnya wata memiliki rasa terhadap adikku dila,dan aku juga tak mengerti, entah mengapa melihat itu aku tak suka,aku lebih suka melihat dila bersama arga,walaupun aku juga menyukai arga.

"Bengong aja sih mbak....ya udah yok...masuk mobil"ajak dila padaku.

"Emang udah selesai dil"aku bangkit dari duduku sambil berjalan menuju mobil wata.

"Tinggal satu koper lagi mbak,tapi tadi wata bilang kalau kita langsung masuk aja"

"Ooo...ya udah..."

Kami meninggalkan terminal bis itu dengan perasaan yang berbeda satu sama lain,sebenarnya wata cukup baik,hanya saja aku kurang suka melihat dia mendekati dila,ingin rasanya aku berteriak bahwa dila hanya milik arga.

______________________________________

Hoy...hoy.....Dandelion balik lagi nih.....
Semoga pada suka.....

Salam dandelion💕

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang