OPERA | Tres

4.9K 836 27
                                    

Aku yang selalu salah menilai atau dia yang memang penuh kejutan?

Jangan lupa berpendar pada garis yang sama denganku di instagram; bellaanjni


▪▪▪

"Satya, makasih ya. Besok-besok gak usah jemput kaya gini ya, gue bisa sendiri kok," Lessa memberikan helm pada cowok itu, lantas menoleh pada motor hitam yang barusaja parkir di sebelah kanan motor milik Satya.

"Gak pa-pa kali, Les. Kaya yang baru kenal gue aja," Satya memerhatikan Lessa yang justru memerhatikan orang lain, yang baru saja turun dari motor besarnya.

"Kamu Braga, kan?" Lessa bertanya saat cowok itu melepas helmnya.

Bukannya menjawab, Braga justru memerhatikan penampilan Lessa, dari atas hingga bawah. Menelitinya, dan ya, Lessa merasa seperti seekor kutu yang sedang diteliti oleh maha guru sekarang.
Braga berbalik, tidak minat. Dan Lessa rasa, mana ada maha guru yang tertarik pada seekor kutu.

Lupakan.

"Braga! Nametag saya!" Lessa berlari kecil, menyusul langkah Braga yang menurutnya tidak adil dan meninggalkan Satya yang.. Entahlah Lessa tidak tahu Satya sedang apa saat ia meninggalkannya.

Di tepi koridor, Braga berhenti lantas berbalik. "Seberapa penting sebuah nametag? Sampai lo berani ikutin langkah gue?"

Lessa mengerutkan keningnya, memangnya kenapa jika ia mengikuti langkah Braga?

Pertanyaan dalam batinnya terjawab sudah, beberapa pasang mata mengamati mereka, lalu berbisik, bergosip.

Melihat gadis didepannya yang tak kunjung merespon, Braga melanjutkan langkahnya.

"Eh! Eh! Tunggu, penting banget, nanti kalau ada razia gimana?" Lessa kembali berlari kecil, kini menaiki tangga yang juga Braga pijaki.

"Bukan urusan gue."

"Nanti saya kena hukuman, kalau sering nanti nama saya dipanggil terus di BK." Lessa berhenti tepat di depan pintu, saat Braga memasuki kelasnya.

Sialan, kacang! Kacang! Kacang! Sarapan martabak deh pagi ini.

"Eh?" Lessa terdiam sesaat. Ia melihat gantungan kelas yang bertuliskan "12 IPA 1"

Mati gue!

Kenapa bisa seceroboh ini?

Braga kakak kelasnya? Se-kurang up to date itukah dirinya sampai ia saja tidak tahu kelas seorang Braga? Apa tadi ia memanggil tanpa di embel-embeli "Kak?"

"Misi," suara merdu itu menghiasi telinga Lessa sekarang, Lessa yang sadar tubuhnya menghalangi jalan kini menepi, membiarkan sosok cantik itu masuk.

Bodoh, sedang apa juga sekarang dirinya disana?

Brisia berbalik, "lo ada perlu apa gitu?" tanyanya membuat Lessa sedikit kaget, berbicara dengan Brisia bukanlah sesuatu yang lumrah.

"Eh, mau ngambil nametag di Kak Braga." Lessa menunduk, menggigit bibir setelahnya.

Brisia mengangguk, "tunggu sebentar!"

Ohmy, baik sekali Brisia. Pantes aja jadi ratu sekolah. Cantik, baik, pinter, ramah.

Lessa melihat Brisia yang menghampiri meja cowok itu, berargumen beberapa saat, lantas kembali dengan sebuah benda hitam kecil di tangannya.

"Nih! Dia emang kadang usil!" Brisia menyodorkan benda itu.

OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang