1.16 | Tiga Hati

28.1K 4.4K 1K
                                    

"Dek!"

"Hm."

"Bukain napa."

"Hm."

Gue berdiri dari duduk gue dan bukain pintu si manusia paling rempong.

"Astagfirullah! Itu muka apa adonan donat? Bantet gitu??"

Gue cuma dengus malas habis itu siap-siap mau tutup pintu lagi, tapi si doi malah nyerobot masuk ke kamar buat gue makin dengus malas. Gue jalan lemes ke arah kasur, dan kak Taeyong udah tiduran dong diantar sapi-sapi gue.

"Kenapa?" tanyanya pas gue udah baring di sampingnya.

Gue diam aja. Bukannya gue nggak mau cerita, gue takut aja kalo gue cerita pasti besok kak Taeyong bakal ngehajar kak Doyoung. Gue nggak mau dia kenapa-kenapa.

"Ditanya tuh di jawab. Gue kakak lo ya."

"Nggak papa kak."

"Masih mau bohong? Gue tanya Doyoung ke-"

"Nggak usah bawa-bawa dia deh!" enggak tau kenapa gue langsung naik darah dengar namanya dia.

"Hm... berantem ternyata." kak Taeyong berdiri dan natap gue tajam. "Gue nggak bakal ikut campur, tapi gue nggak suka liat ade gue nangis sampe berjam-jam gini. Liat noh muka udah kayak pantat ayam."

Gue reflek ngelempar bantal sapi di sebelah gue ke mukanya. "Bacot banget sih lo."

Kak Taeyong cuma diam. "Turun sana."

"Nggak ah, ngapain juga gue turun. Gue lagi nggak nafsu makan."

"Pd banget lo di suruh makan."

"Terus?"

"Ada Jaehyun di bawah."

Gue mendengus kesal terus ngambil posisi tidur. Gue capek yorobun. Capek nangis terus. "Suruh naik aja napa. Biasa juga main masuk kamar aja."

"Hm."

Nggak lama gue dengar suara pintu ketutup. Gue nenggelamin muka gue ke bantal, gue masih dongkol banget. Hati gue masih nggak ikhlas aja gitu. Gue pejamin mata mau tidur, tapi nggak jadi gara-gara lampu kamar gue tiba-tiba nyala.

Gue bangun dan ngeliat Jaehyun yang berdiri di dekat sakelar. "JAEHYUN! MATIIN!"

"Banyak nyamuk kalo gelap." Jaehyun jalan ke arah gue dan duduk di tepi ranjang. Mau nggak mau gue juga bangun dan duduk.

"Ngapain?"

"Ngeliatin tuan putri yang lagi galau."

"Bacot, lo!"

"Lo belum cerita sama gue. Mana main pulang aja lagi sama kak Yuta." protes Jaehyun sambil memasang muka kesel.

Gue tarik ingus gue terus ngelap air mata. "Jae."

"Hm?"

"Menurut lo, kak Doyoung itu beneran sayang nggak sih sama gue?"

"Mana gue tau."

"Kalo menurut lo gue sama kak Yuta cocok nggak?"

Jaehyun ngelirik gue dengan alis yang terangkat sebelah. Ganteng ih :( "Cocok sih, tapi lebih cocok lagi kalo Kak Yuta sama kak Jisoo."

Gue langsung ngelempar Jaehyun pake bantal, nggak sekali tapi berkali-kali. Gue lagi galau ya, malah dibikin kesel. Nggak ada bedanya sama kak Taeyong. Pengen gue makan aja rasanya, untung ganteng.

"Udah ah! Capek gue." Gue baring sambil mijat pelipis gue.

Gue ngerasain selimut gue ditarik sampe batas dada, gue buka mata gue. Pas banget mukanya Jaehyun di depan gue. Dia natap gue dalam, gue balas natap. Sebenarnya gue udah biasa tatap-tatapan gini sama Jaehyun. Tapi, kenapa kok rasanya ada yang beda ya? Apa matanya Jaehyun kah? Atau efek gara-gara gue habis nangis tiga jam?

Perfect | Kim Doyoung ✓ [Sudah Terbit]Onde histórias criam vida. Descubra agora