1.18 | Suara Hati Taerin

28.4K 4.2K 415
                                    

Au/n : again play Bimbang - Brisia Jodie
.
.
.

Nggak banyak yang gue tau tentang Kak Doyoung selama ini, termasuk hati dan pikirannya. Gue nggak tau kepada siapa hati dan pikirannya ditujukan. Gue juga nggak tau apa yang selama ini dia rasakan ketika bareng sama gue. Apakah dia bahagia sama seperti ku? Atau justru sebaliknya? Aku nggak tau.

Kalau kalian pikir gue adalah perempuan kuat yang selalu sabar sama sikap ketus kak Doyoung. Kalian salah. Gue juga perempuan biasa, yang suatu saat bisa merasakan lelah dan sakit hati. Gue pingin nyerah aja sekarang. Walau hubungan gue sama kak Doyoung baru seumur Tayo dan Tiya -- boneka sapi yang baru gue beli sebulan lalu -- gue udah merasa nggak sanggup lagi buat bertahan sama dia.

Bukan cuma perasaan dia yang gue nggak tau, tapi sikap dia. Sikap dia itu buat gue semakin nggak paham sama apa isi hati dan pikiran dia. Gue merasa jadi orang bodoh disaat dia terus-terusan buat gue bahagia, tapi juga terus-terusan bikin gue jatuh disaat dia ketus dan cuek ketika ada kak Sejeong.

Gue nggak mau seudzon sama pikiran gue. Tapi gimana sih rasanya ngeliat pacar lo ketawa-ketiwi sama mantannya di depan lo, dan nggak perduli sama perasaan lo saat itu? Gimana? Coba deh kalo ada yang siap gantiin gue, gue dengan senang hati bilang. Tidak.

Jangan rasakan. Itu menyakitkan. Biar aku saja.

Halah! Basi!

Disaat gue berhasil pulih dari sakit hati gue, kak Doyoung datang lagi. Tentu saja dia adalah obat terbaik. Namun, dia juga penyakit terburuk.

Tapi, apa kak Doyoung pernah mikir kalau sikapnya dia selama ini ke gue, bisa aja buat gue jenuh dan cari pelarian? Contohnya kak Yuta? Apa dia nggak pernah mikir tentang peluang besar Kak Yuta buat dapat gue dan akan berdampak berakhirnya hubungan kita? Kalau jawabannya iya, gue bersyukur akan hal itu. Kalau pun jawabannya tidak, gue juga akan tetap bersyukur. Setidaknya gue tau siapa kak Doyoung dan setidaknya gue harus bersyukur karena Tuhan masih sayang gue dengan berakhirnya hubungan konyol ini.

Tentang kak Yuta. Sebenarnya dia bukan penyusup. Dia juga bukan perusak. Dia tidak merebut gue dari kak Doyoung. Tapi justru kak Doyoung lah yang tiba-tiba masuk dan mengendalikan atas segala hati dan pikiran gue ke kak Yuta.

Kak Yuta itu baik. Gue nggak setuju kalau ada yang bilang kak Yuta itu player. Karena pada dasarnya kak Yuta emang baik ke siapa aja, dan bukan berarti kak Yuta memiliki perasaan lebih pada setiap orang terutama perempuan. Hanya mereka saja yang terlalu kepedean dengan mengira bahwa kak Yuta menyukainya. Padahal tidak seperti itu.

Kalau ada yang bilang kak Yuta itu menyenangkan. Gue setuju. Bagi gue, kak Yuta itu sumber kerecehan dan ke-savage- an yang tiada lawannya. Bagi gue kak Yuta itu adalah sumber tawa dan bahagia gue tanpa melihat gue sedang bahagia dengan kak Doyoung.

Dia selalu berbesar hati untuk dengarin cerita gue yang ngawur-ngidul, panjang seperti rel kereta anyer-panurukan, dan sebenarnya itu tidak penting. Dia selalu sabar mendengar keluh kesah gue tanpa rasa berat hati dan tidak ikhlas. Dia selalu ada di saat gue butuh. Contohnya kayak waktu itu kak Doyoung sakit. Meski akhirnya harus hujan-hujanan tapi, kak Yuta selalu bisa buat gue tenang. Dia itu bagai happy pills buat gue.

Dan yang bikin gue nggak bisa melepas kak Yuta disaat gue jadi milik kak Doyoung adalah sikap hangat dan gentlenya. Jujur, di banding kak Doyoung kak Yuta itu jauh 180 derajat lebih gentle dan hangat. Bukan maksud gue mau banding-bandingkan. Toh buktinya kalau gue mau membandingkan, seharusnya gue milih tetap bertahan memperjuangkan kak Yuta bukan memilih menerima kak Doyoung. Iya kan?

Dan soal Jaehyun. Sampe detik ini gue masih bingung sama perasaan gue ke dia. Aneh rasanya disaat gue sama dia udah hampir 11 tahun bersahabat tiba-tiba dia bilang suka sama gue. Gue nggak yakin sama diri gue yang bilang ke dia:

"Gue cuma anggap lo sahabat, nggak lebih."

Iya gue nggak yakin soal ucapan gue yang itu. Kenapa? Karena di saat gue mulai membenci hal yang menyikiti gue, gue selalu ngadu ke Jaehyun dengan harapan dia bisa jagain gue dan hibur gue. Gue juga berharap kalau Jaehyun akan marah dan menghabisi siapa pun yang udah buat gue sakit. Seakan-akan gue itu memang menganggap Jaehyun lebih dari sekedar sahabat gue.

Kalau iya gue anggap dia hanya sahabat, kenapa gue nggak bisa ngadu ke June juga? Kenapa gue nggak nangis-nangis ke June juga? Kenapa gue lebih nyaman baring di paha Jaehyun dari pada paha June, Aurel, atau Rein? Bukan kah itu sudah menandakan bahwa gue berharap lebih dari sahabat?

Dan anehnya lagi adalah setiap Jaehyun dekat dengan yang lain, gue marah. Gue cemburu. Serius, gue nggak bohong. Bahkan pada Aurel atau Rein sekali pun. Kalau Jaehyun sudah bersikap sangat dengan mereka dan mengacuhkan gue, gue marah padanya, seolah-olah yang boleh dekat banget dengan Jaehyun itu hanya gue.

Gue bingung! Sumpah gue bimbang. Gue nggak tau harus apa. Gue nggak tau harus gimana. Dan gue nggak tau harus milih siapa. Gue benci diri gue yang egois. Gue benci diri gue yang tidak perduli dengan orang lain. Tapi gue lebih benci lagi mereka.

Kenapa mereka datang di saat yang bersamaan? Kenapa mereka datang dengan perasaan yang sama, yang ngebuat gue bimbang? Kenapa tidak ada yang mau mengalah soal itu? Kenapa kita semua egois?

Ya Tuhan! Hal ini awalnya hanya masalah kecil. Kenapa semakin rumit?

Ting! Ting! Ting!

[Kak Bunny : sayang aku minta maaf]
[Jaehyun : Rin bisa gue bahas soal perasaan gue?]
[Na Yuta : malam Rin, jangan galau lagi ya? Gue udah ngirim laba-laba goreng buat lo. Selamat menikmati!!!]

GUE BENCI KALIAN!!!!

+++

Sudah berapa lama aku tidak up?
Baru kok ya?

Btw, HAPPY 2K VIEWS!!! TERIMAKASIH BANYAK ATAS ANTUSIAS KALIAN UNTUK MEMBACA, MEMVOTE, MENGKOMEN, DAN MEMASUKAN WORK INI KE LIST KALIAN. AKU BANYAK-BANYAK TERIMAKASIH KE KALIAN KARENA SECARA TIDAK LANGSUNG KALIAN IKUT BERPERAN DALAM PEMBUATAN STORY INI.

HAL YANG PALING AKU SUKA ADALAH DISAAT KALIAN KOMEN. SUMPAH ITU ADALAH KEBAHAGIAAN UNTUK AKU. SEDERHANA TAPI DENGAN KOMEN KALIAN AKU JADI SEMNAGAT BUAT LANJUTKAN CERITANYA DAN GA SABAR PENGEN KETEMU KALIAN LAGI.

Terimakasih semua!!! Kalian yang terbaik!! Salam cinta dari Shereen 😘😘💕😆

Perfect | Kim Doyoung ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now