゛one.〃

8.1K 748 209
                                    

Bel istirahat sudah bersenandung beberapa waktu lalu. Walau begitu, murid yang bergegas kabur dari kelasnya tadi belum serempak kembali sampai sekarang. Menjadikan kelas berkeadaan kosong. Seperti salah satu kelas ini.

Tidak sepenuhnya kosong. Kau bisa hitung pakai satu tangan saja. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Kedua remaja berlain jenis misalnya. Kini sedang berbincang asik berdua. Jendela luas yang menyediakan segaris pemandangan laut kadang menjadi pelarian atensi mereka kala ingin.

Namun yang berjenis perempuan tampaknya tak menjadikan pemandangan itu sebagai fokus utama. Karena sosok laki-laki yang tengah menyandar pada meja di hadapannya adalah fokus utama. Gadis itu hanya berpaling saat si pemuda tersenyum ke arahnya. Tak kuat.

Sementara cowok itu sendiri kini tengah menatap pemandangan luar. Laut saat musim panas memang memiliki eksistensi yang kuat. Biru berkilau kekuningan. Siapa yang tidak terbuai?

"Eh, kau punya anjing juga?" sang gadis berekspresi lepas, matanya lekat menatap wajah terpapar terik itu.

"Punya, punya. Bukan punyaku, sih. Tapi anjingnya lucu." Itu balas si pemuda.

"Wah, benarkah? Aku ingin melihatnya... Jenis apa?"

"Shiba Inu. Tapi menurutku ukurannya lebih besar dari jenisnya yang lain."

"Pasti lucu!"

"Lucu, cuman galak. Yah, lagian emang itu bukan punyaku. Kayaknya kalo ke orang asing dia jutek, kayak yang punya."

[Full name], sang gadis itu terkekeh. Tau benar siapa yang lawan bicaranya itu maksud.

Siapa lagi kalau bukan kembarannya si pemuda itu?

"Punyamu cewek atau cowok?" si pemuda bertanya. Kini ia menatap lawan bicaranya. Membuat [name] berpaling sejenak, sebelum kembali menatap seraya melempar senyum.

"Cewek!"

"Oh ya? Anjingku cowok, bisa kali, ya, di jodohin?" pemuda itu tertawa sesudah menyumbang candaan. Yang diberikan candaan malah terkekeh salah tingkah. "Mau lihat anjingku?" laki-laki itu kembali menawar.

Dan jelas saja [name] jadi berbinar.

Diajak oleh orang yang selama ini disukainya?

Siapa yang akan menolak.

"Mau!" [name] menjawab antusias.

Laki-laki itu tertawa, mengalihkan atensinya dari sang gadis, ia kini menatap cerminan dirinya yang terduduk dikursi, "bolehkan, Osamu?"

Yang dipanggil menoleh. Menatap tak mau ikut campur dua makhluk tak jauh dari kursinya tersebut, "apa?"

"Gin, [name] mau lihat katanya. Sekalian kalau bisa dijodohin,"

Miya Osamu, pemuda yang mengurus anjing bernama Gin itu tak menjawab langsung. Menggulirkan manik dari makluk cerminan dirinya, Osamu kini menatap gadis di samping pemuda tersebut, [full name]. "Dijodohin? Aku gak mau." ucapnya terdengar agak tajam. Dia melanjutkan, "Gin harus milih sendiri jodohnya."

Miya Atsumu, pemuda bervisual sebelas-duabelas dengan Miya Osamu itu menolehkan kepalanya pada [name], "kan? Pemiliknya jutek sekaligus posesif." katanya bermaksud mengejek Osamu, membuat adik dengan selisih beberapa menit itu terdengar mendengus.

"Mau lihat sepulang sekolah nanti?" Atsumu kembali menawarkan.

"Eh?"

"Nanti main ke rumahku, sekalian ngerjain tugas yang tadi bareng-bareng." jelas pemuda berhelai jingga tersebut.

ebb and flow » osamu miya.Where stories live. Discover now