゛nineteen.〃

1.8K 386 52
                                    

mulmed di atas boleh kalian putar untuk menambah tekanan suasana.


Tok! Tok!

[Full name] menunggu dengan sabar pintu di hadapannya ini terbuka. Agak khawatir juga sih ia. Takut-takut kalau seseorang di dalamnya tidak ada atau bahkan terjadi hal yang tidak diinginkan mengingat kemarin telah terjadi suatu hal buruk juga.

Si gadis mengetuk pintu sekali lagi lantaran kecemasannya semakin memuncak karena belum ada jawaban sampai saat ini. Bingung, ia pun mengeluarkan ponsel. Berniat ingin menghubungi suatu nomer, namun sebuah suara di balik pintu menghentikannya.

"Oh, [name]?" Sapa pemuda itu agak kaget sambil membukakan pintu.

"Kamu gak apa-apa, Atsumu?" Mengabaikan sapaan, gadis itu bertanya langsung. Menilik, ia masih temukan luka kelebaman di wajah sang pemuda.

Atsumu Miya menjawab, "gak apa. Aku baik-baik aja."

"Pengaruh alkoholnya udah berkurang?" Tanya [name] lagi.

Harusnya pertanyaan ini membuat Atsumu itu kaget. Tapi karena sebelumnya ia sudah diceramahi lebih dulu oleh kembarannya tentang [full name] yang sudah mengetahui keadaan buruk Atsumu, jadi pemuda itu tidak lagi terlalu kaget.

Namun rasa kecewa ada di sana. Kecewa pada dirinya sendiri yang telah membiarkan sisi buruknya diketahui oleh gadis ini.

"Sudah," jawab Atsumu itu kemudian, "aku udah istirahat sepanjang hari ini jadi udah mendingan."

Sehabis itu entah kenapa mereka jadi terlibat canggung. Atsumu juga jadi agak pasif kali ini. Mungkin karena masih merasa lelah.

"Eh, iya, ayo masuk dulu," ajak Atsumu. Baru tersadar dia tak lagi sesigap itu menerima tamu. Apalagi ini cewek.

Padahal biasanya langsung diajak ke kamar.

[Name] memasuki kediaman dua Miya itu dengan agak canggung karena berhasil menyadari sedikit keanehan Atsumu.

"Kamu pulang sekolah langsung ke sini?" Atsumu membuka percakapan lain. Baru tersadar pula sang gadis masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Iya. Sekalian lewat rumahmu aja, jadi aku mampir dulu," jawab [name] yang telah dipersilakan duduk di sofa sana.

"Osamu?"

"Ah, iya. Tadinya aku pikir bisa pulang bareng Osamu sekalian, tapi katanya dia ada urusan. Jadi aku langsung disuruh ke sini aja," jelas [name] lagi. Maunya terdiam saja, tapi ia tiba-tiba ingat, "kamu udah makan? Aku habis beli bahan-bahan bubur--"

Ucapan [name] terhenti. Atsumu itu terkekeh.

"Aku cuman lebam, [name]. Kenapa sampai diperlakukan kayak orang sakit?" Ujar si pemuda. Tampaknya sudah mulai tak secanggung tadi.

"A-aku pikir karena pengaruh alkohol kamu juga akan mual kalo makan yang lain..." [name] menjawab agak salah tingkah karena ditertawakan. Dia sejujurnya tidak tau perlakuan apa yang harus dilakukan untuk orang yang habis terkena pengaruh alkohol.

Tapi Atsumu yang melihat reaksi [name] itu hanya tersenyum.

"Kamu mau buatin aku bubur?" Tanyanya. Menatap si gadis dengan senyum yang masih terpasang.

[Name] jadi memerah gugup mendapati hal itu, "k-kamu mau?" Dia malah bertanya balik. Tapi tak sanggup menatapnya karena Atsumu itu terus menatapinya sambil tersenyum.

ebb and flow » osamu miya.Where stories live. Discover now