゛twenty.〃

1.8K 377 28
                                    

mulmed di atas boleh diputar untuk menambah tekanan suasana.

Selepas kejadian tempo lalu, Miya Atsumu akhirnya berkondisi baik. Kini sudah tiga hari berlalu pemuda itu telah masuk kembali ke sekolah dan bisa menebar kehadirannya lagi. Walau luka lebam masih tampak membekas, untunglah tak ada gangguan psikis lain yang membuat cowok itu berbeda. Karena [full name] hapal betul bagaimana Atsumu bersikap selama ini di depan teman-teman sekolahnya.

Dan telah hampir tau juga bagaimana Atsumu Miya itu bersikap di luar sekolah.

[Name] bangkit dari kursinya. Mengeluarkan sesuatu dalam tas yang menggantung di samping mejanya lalu mendekapnya dalam dada. Ia kemudian berjalan menghampiri meja Osamu Miya. Langsung mengambil duduk di kursi depan pemuda itu tanpa permisi karena si pemilik memang sedang tidak ada.

Gadis tersebut menaruh apa yang dibawa dalam dekapannya. Dua buah kotak bekal.

"Kamu bawa bekal gak?" Tanya [name] itu pada Osamu yang sedang mengemas barang, "semalam aku tawarin, kamu nolak. Jadi aku cuman bikin dua buat Atsumu." Lanjut gadis itu. Menatapi Osamu yang masih sibuk sendiri.

"Kalo kamu gak bawa, berdua sama aku gak apa-apa. Aku sengaja buat porsi banyak dari porsi biasaku. Jaga-jaga kalo kamu pengen," [name] memisahkan dua kotak bekal miliknya dari kain pengikat. Selepas itu, kepalanya bergerak. Menatap arah di mana kembaran cowok di hadapannya ini berada, "Atsumu, ayo makan bareng."

Miya pirang yang sedang berbincang di depan kelas itu menoleh ketika dipanggil. Menepuk dulu bahu temannya, sebelum akhirnya berjalan menuju sumber suara berasal dengan senyuman.

"Eh, kamu beneran bikinin aku bekal?" Tanya Atsumu begitu sampai di samping meja kembarannya dan melihat dua buah kotak bekal berwarna manis.

"Iya. Kamu kan bilang Osamu gak pernah mau bikinin kamu bekal... Jadi aku... Berinisiatif," jawab [name] agak malu ketika mengatakannya.

Atsumu itu terkekeh lembut, "makasih ya. Osamu emang gak pernah mau buatin aku bekal. Selalu aja bikin buat dirinya sendiri." Ujar cowok tersebut. Melirik kembarannya yang tengah mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"--kan? Dia itu nyebelin," ejek Atsumu seraya menunjuk Osamu yang kebetulan itu telah mengeluarkan kotak bekal miliknya dari tas.

[Name] yang mendapati itu langsung terkekeh. Apalagi begitu melihat ekspresi Osamu yang disindir tetap tampak tak peduli sementara Miya Pirang yang menyindiri sudah beraut kesal sekali.

"Ya sudah, kalo gitu ayo makan bersama," ucap [name] kemudian.

Atsumu langsung menarik kursi dari tempat lain dan duduk dengan pusat mejanya adalah meja milik Osamu yang masih tampak tenang sedari tadi.

"Osamu kamu mau coba apa yang aku bawa?" tawar [name], menyodorkan kotak miliknya. Atsumu yang melihat itu langsung menyeletuk tajam.

"Jangan ditawarin orang pelit kayak dia mah."

Tapi tetap saja. Osamu itu tak mendengarkan. Ia malah dengan cuek memilih menu yang berada di bekal [name] dan memakannya. Bertingkah seolah Atsumu sedari tadi tidak ada di sana. Dan sukses membuat Miya pirang itu tambah kesal.

Ketiga remaja tersebut menghabiskan waktu istirahat mereka dengan saling berbagi bekal. Walau adu argumen kadang akhirnya terjadi karena Osamu yang tak tahan dengan celetukan Atsumu, tapi itu semua membuat [name] merasa senang.

ebb and flow » osamu miya.Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum