゛seventeen.〃

1.8K 374 36
                                    

Miya Osamu terduduk dalam keadaan tubuh yang tidak baik. Setidaknya baku hantam yang tidak ia inginkan sama sekali berakhir sekarang sebelum tubuhnya roboh terlebih dulu. Pemuda itu melirik kembarannya yang masih terkapar tak berdaya di sana. Sekarang jadi memutar otak. Bagaimana ia bisa membawa tubuh tak sadarkan diri itu dengan tenaga yang hampir habis ini?

Menyandarkan kepala pada tembok gedung, Osamu rasakan ponsel di sakunya bergetar. Dengan agak gemetar ia merogohnya. Lalu melihat kontak nama yang tertera.

[Full name].

Osamu jadi menyunggingkan senyum. Tepat sekali objek dari pertengkaran ini muncul.

"Halo?"

Suara gadis langsung menyambar sesaat Osamu mengangkat panggilannya. Pemuda itu menarik nafas. Berusaha untuk terlihat dalam keadaan baik-baik saja. "Ya?"

"Osamu... Kamu sibuk?" Tanya gadis itu.

"Gak terlalu," tentu saja pemuda itu berbohong. Diliriknya tubuh kembarannya yang terlihat bergerak. Osamu perlahan merangkak mendekat, "...ada apa [name]?"

[Full name] di seberang sini dapat rasakan sesuatu yang agak aneh, "kamu lagi apa?" Tanyanya. Mengambang kalimat itu sejenak, sebelum samar dapat [name] dengar lagi suara seperti ringisan. "Osamu kamu baik-baik saja?"

"Ya..."

[Name] dengar kekehan kecil dari cowok itu dan helaan nafasnya. Entah kenapa terdengar begitu lelah. "Osamu kamu lagi di luar, ya? Jalan-jalan sama Gin?"

Tak [name] ketahui, Osamu itu sempat agak gelagapan.

"Ya... Kenapa, [name]?"

Gadis itu terdiam sejenak di atas kursi belajarnya. Diliriknya kecil toples yang belakangan ini sering ia isi denga burung origami warna-warni. Sebelum bertanya lain, "Atsumu... Ada?"

Kini Osamu yang terdiam di seberang sana. [Name] melanjutkan kalimatnya.

"Aku mengirim pesan dan coba menelponnya tapi nomernya tidak sedang aktif... Aku jadi khawatir."

Dengusan kecil Osamu terdengar, sebelum akhirnya merespon, "sedalam itu perasaan kamu buat dia, ya?" Gumam pemuda itu pelan. Dapat kerutan dahi dari [name] yang mendengarnya di seberang sana.

"Kamu penasaran, kan, sama keadaan Atsumu?" Tanya pemuda Miya itu. Dia melirik wajah lebam kembarannya. "Datanglah ke jalan xx pinggiran kota. Sebaiknya ajak Tanaka bersama kamu juga. Udah malam, kamu gak boleh sendirian."

Belum sempat [name] bertanya lebih lanjut. Panggilan langsung dimatikan sepihak oleh Osamu.

Pemuda itu menyelonjorkan kakinya. Lalu mendengusi diri sendiri.

-; ebb and flow ;-

"Mana? Mau apasih kita ke sini sebenarnya?"

Tanaka Ryuunosuke terus menanyakan kalimat itu setelah sebelumnya diseret paksa oleh [full name] untuk tiba-tiba ikut. Gadis itu sendiri juga tak bisa menjelaskan lebih rinci karena memang hanya titahan singkat yang didapat dari Miya Osamu.

Malam hari saat ia merasa perasaan tidak enak, malam itu pula tiba-tiba mendapat kabar dari orang yang dicemaskannya membuatnya tambah cemas. [Name] tak berpikir panjang. Langsung lari lah ia ke rumah kediaman Tanaka.

"Osamu bilang kita harus ke sini, jalan xx pinggir kota. Tapi aku tidak tau rincinya di mana," balas [name] bercelinguk mencari kehadiran tubuh Miya Osamu.

ebb and flow » osamu miya.Where stories live. Discover now