゛twenty one.〃

1.8K 393 46
                                    

mulmed di atas boleh diputar untuk menambah tekanan suasana.

┍❝━━━━━━━━━━━━━━┑
Aku selalu memerhatikanmu.
Kau begitu dekat tapi juga jauh.
Dan selalu saja tak tergapai.
┕━━━━━━━━━━━━━━❞┙
-ebb and flow; nagi no asukara op -

Miya Osamu melangkah meninggalkan gedung sekolah dengan senyap. Walau memang biasanya pemuda itu tak banyak omong, tapi ketenangannya kali ini sangat berbeda dengan biasanya. Osamu tidak sedang berada di titik puncak pikirannya. Cowok itu kini sedang tenggelam ke dasar perasaannya.

Di mana sebuah perasaan yang awalnya kecil, perlahan tumbuh membesar. Menyesaki hatinya.

Osamu langsung melepas uwabaki-nya begitu sampai di ruang loker. Menggantinya dengan sepatu tali, dan bersiap pulang.

Tapi tepat sesaat ketika ia berdiri tegap selepas memakai sepatu, sebuah suara tiba-tiba datang menjeda pergerakannya.

"Kamu harusnya bilang dari awal..."

Memutar tubuh untuk menemukan sumber suara, Osamu agak terkejut kala mendapati ternyata ada seorang gadis tak jauh di belakangnya.

"...supaya aku juga bisa beneran pergi dari hidup kamu."

Osamu tertegun. Kalimat tadi tak disangka bisa ia dengar dari gadis ini. Terlebih begitu sekilas menyadari ada getaran di manik bulat itu tadi.

"Tapi mungkin enggak juga. Soalnya dulu, aku belum kenal kak [name]..."

Hinata Shouyo mengambil nafas dan menahannya bersama dengan kesesakan. "Kenapa aku gak sampai sadar ya kalo alasan Miya-san nolak aku karena udah punya orang yang disukai." Tanya gadis itu pada diri sendiri.

Pemuda Miya di sana hanya terdiam. Walau awalnya ia sangat kaget tak menyangka ternyata Hinata Shoyou ini berhasil menyadari perasaan yang dia sembunyikan.

"Aku tau ini gak sopan. Kak [name] juga begitu baik padaku, tapi... Aku gak bisa bohong kalo aku sekarang lagi kecewa," gadis bertubuh kecil itu masih senantiasa berucap membeberkan kata hatinya, "'kenapa dia?' aku menanyakan itu pada jalan takdir."

Diam-diam Osamu juga menggemakan pertanyaan itu dalam hatinya.

'Kenapa dia?'

Dengan maksud 'dia' yang berbeda.

Ya. Perasaan mereka begitu sulit untuk seadar diurai.

"Mungkin, pertemuanku dengan kak [name] ada untuk membuatku berhenti mengejarmu," Hinata tersenyum miris. Kesesakan di hatinya membuat matanya jadi terasa panas, "kak [name] ada untuk membuatku tangguh. Tapi dia gak tau, bahwa ternyata dia ada untuk membuatku pecah."

Osamu mulai bereaksi. Cowok itu tak ingin [full name] yang bahkan tidak tahu sama sekali permasalahan ini jadi sebagai orang yang bersalah. "Maaf. Seharusnya aku jujur padamu dari awal."

"Ini salahku. Kamu boleh kecewa berat atau bahkan membenciku karena ngebiarin hal kayak gini terjadi. Tapi [name], dia bukan ada buat bikin kamu hancur," kata cowok itu. Diam-diam merasakan ada sesuatu yang menguap naik dari hatinya, "...sesungguhnya aku yang ada untuk buat kamu hancur. Maaf."

Begitu Osamu sadar, ternyata sesuatu yang berusaha naik itu adalah cacian rendah untuk diri sendiri.

"Oh iya, serius nih, kamu bisa aku percaya, kan? Kalo kamu itu baik?"

ebb and flow » osamu miya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang