゛fifteen.〃

1.9K 373 31
                                    

[Full name] berjalan sambil merundukan kepala. Pikirannya terus menjadi kalut semenjak perbincangannya dengan Kinoshita Hisashi beberapa waktu lalu. Tapi walaupun begitu gadis ini tetap berusaha tenang saat berada di depan Miya Osamu. Tidak. Dia tidak mau dianggap sedang meragu lagi oleh laki-laki itu.

Perasaannya masih kuat. Dia masih mencintai Atsumu.

Hanya saja, sebuah perasaan rumit sedang meraung-raung mencoba meruntuhkan pertahanannya.

[Name] berjalan menaiki tangga. Tujuannya kali ini adalah atap gedung. Dia butuh menyegarkan pikiran. Melepaskan raungan yang hampir merobohkan dirinya. Dan pemandangan atap sekolah dengan segaris laut menjadi objek yang paling tepat.

Tapi tak seperti hari biasanya, [full name] tak sendiri di atas sini. Helaian lain dilihatnya sedang bergoyang ringan di ujung pagar.

"Hinata?"

Pemilik rambut sebahu itu menoleh. Langsung melukis senyum kecil melihat kehadiran lain, "kak [name]? Sedang apa di sini?"

[Full name] jalan mendekati adik kelasnya. "Aku sedang bosan, jadi ke sini aja. Kamu?"

Tak langsung menjawab, Hinata Shouyo itu menarik dulu nafas, "aku juga." Jawabnya pun kemudian. Kedua gadis itu serempak langsung menghadap hamparan tipis laut dari sini.

"Kakak tumben gak sama Kak Atsumu?" Tanya Hinata. Memecah keheningan.

Agak bingung menjawab, [name] itu menggaruk pipi, "aku... Lagi pengen sendiri aja." Katanya tertawa canggung. Bagaimana ia bisa jujur? Kalau justru Atsumu itulah yang membuatnya sedang ingin sendiri seperti ini.

"Capek, yah, sama gombalannya kak Atsumu itu?" Tebak Hinata, "dia juga kadang suka godain temen sekelas aku sih..."

[Name] benar-benar jadi bingung menjawab.

"Heran juga, kenapa deh kak Atsumu dan Miya-san sangat bertolak belakang sekali. Yang satu genit, yang satu susah didekati..." Gadis berhelai orange cerah itu masih menggumam sendiri.

[Name] jadi mengerutkan dahi, "aku penasaran kenapa kamu manggil Osamu pakai nama marga, sementara Atsumu pakai nama santai?"

Ditanyai tiba-tiba seperti itu, Hinata jadi agak gelagapan. Memang buruk sekali gadis kecil ini mengendalikan ekspresinya. Pasti selalu tertebak.

"Karena Osamu itu beda, ya?" Duga [name] sambil tersenyum menggoda. Hinata tambah tersipu.

"B-bukan gitu, Kak!"

[Name] terkekeh. Dari awal, gadis kecil ini memang selalu tampak lucu.

"A-anu itu gimana, yah... Kak Atsumu kan sering dikenal dengan nama itu, jadi... Aku juga ikut-ikutan memanggilnya seperti itu..." ucap Hinata memberi alasan.

Yah. Memang sih. Coba tanya random anak kelas satu maupun kelas tiga. Nama Atsumu yang mereka kenal pasti tertuju pada Miya pirang yang ini.

[Name] terkekeh lagi, ia kembali menggoda, "harusnya kamu juga panggil Osamu pakai nama kecil. Biar keliatan dekat."

Hinata tersenyum. Pipi chubby gadis itu masih bersemu tapi pandangannya ia tundukan, "aku takut Miya-san malah tidak nyaman..." ucapnya pelan.

Kini [name] yang tersenyum, "Osamu emang agak susah dideketin dari kembarannya. Tapi dia baik, kok." Ucapnya, menepuk bahu si adik kelas pelan.

Hinata mendongak.

Gadis kecil itu pikir, mungkin ia bisa menceritakan perihal perasaan sepihaknya ini pada [full name]. Hinata juga pikir, ia setidaknya bisa bersandar pada [full name] saat ia kadang merasa lelah mengejar Osamu.

ebb and flow » osamu miya.Where stories live. Discover now