Part 6

43 10 0
                                    

Lyra membaringkan badannya dikasur yang bertema panda. Lyra melemparkan tasnya asal, matanya menatap langit-langit atap kamarnya yang bergambar langit 3 dimensi yang seperti nyata.

Matanya dipenjamkan setelah mengingat kejadian saat bersama fadel yang terus menerus mengejarnya sampai sekarang. Dering notifikasi berbunyi..ada pesan Whatsapp, Lyra merogohnya dari saku bajunya.

085782898764
P
                                                       ?
Lo Lyra kan?
                                                    Knp?
Gw Edgard Andrew dari kelas XI IPS 1
                                                 Terus?
........

Lyra mematikan Data nya karena malas melayani orang yang gak jelas, tanpa melihat wajah orangnya. Kini pikiran Lyra selalu tertuju kepada mamah dan papa nya yang jarang banget pulang. Tiba-tiba ketukan pintu kamarnya terdengar dari luar. Lyra langsung terbangun dari pembaringannya..

"Siapaa..?". Lyra mungkin sedikit lupa padahal kan dirumahnya hanya ada dia dan bi inem.

"Ini bibi non.."

"Masuk bi!". Tukas Lyra sambil membuka tali sepatunya.

"Non tadi pagi tuan sm ibu nelpon ke bibi, katanya mereka akan pulang sore ini." Kata bibi memberi tau.

Mata Lyra berbinar seketika. Dalam hatinya dia sangat senang dan berpikiran bahwa besok pagi akan sarapan pagi bersama kedua orangtuanya.

"Yang bener bi? Yaudah sekarang bibi masak yang banyak sama masakin kesukaan mamah dan papa. Sekarang!".cerocos Lyra dengan gembira.

Bi inem melihat tingkah Lyra yang begitu senang pun ikut senang dan tersenyum simpul. Bi inem bergegas menuju dapur tempat kebiasaannya yang selalu berargumen dengan peralatan masak.

Lyra segera membuka baju seragamnya putih abu, membuka kancing satu persatu. Soweran air dikamar mandi terdengar dibalik pintunya. Beberapa menit, Lyra keluar dari pintu berwarna ungu itu.

"Sekarang gw harus terlihat cantik dan bahagia. Ketemu bokap sama nyokap harus terlihar berseri-seri. Ya Allah rasanya gw seneng banget.".batin Lyra.

                          ***

Ting..tong..Suara bel rumah terdengar dari dalam rumah. Lyra yang sedari tadi sudah menunggu  disofa ruang tamu, untuk kehadiran mamah dan papanya 2 bulan tak kunjung pulang. Tapi sekarang akan pulang dan semoga yang diluar pintu sana mamah dan papa nya.

Saat Lyra membuka pintu depan. Hati Lyra berdegup kencang dan wajah Lyra terlihat panik. Kini rasa bahagia itu hilang begitu saja. Yang ada dihadapannya membuat hati dia takut dan gemuruh. Pikirannya melayang ada apa dengan papa mama?

" selamat sore, apa benar ini rumah keluarga nya dari Pak Pratama dan Ibu Indah?" Pak polisi bertanya.

Dengan gugup dan bibir Lyra bergetar berusaha untuk menjawab.

"I...iya be..benar pak. Ada apa ya pak dengan mamah dan papa saya?".Mata Lyra berkaca-kaca seakan-akan air mata siap terjun ke pipi yang mungil itu.

"Kami dari kepolisian. Bahwa tadi sore pukul 16.52 terjadi kecelakaan dijalan Raden panglima wijaya. Dan korban tersebut sudah dilarikan ke Rumah sakit Kusuma. Kedua korban atas nama saudari Pratam dan Indah. Mereka dalam keadaan kritis." Tutur Pak polisi.

Lyra yang mendengarnya langsung lemas dan kini pipinya dibanjiri dengan air mata. Hatinya hancur, iya hancur. Rasanya ingin sekali Lyra tak ingin melanjutkan kehidupannta jika kedua orangtuanya tiada.

Lyra terduduk lemas dibalik pintu dan dihadapannya hanya Pak Polisi dengan tegap. Bi inem dari dapur pun langsung menghampiri Lyra yang sedang terduduk lemas sambil mata berair deras.

"Bi..mamah papa..bi..ayo kita ke rumah sakit. Gw pengen liat keadaan mereka..hiks hiks." Baru kali ini Lyra menangis sederas itu dan Bi inem langsung membantu Lyra untuk berdiri.

"Udah non..jangan menangis terus. Doain aja non semoga mamah dan papa non baik-baik  saja." Tutur Bi inem menenangkan Lyra yang menangis tak ada hentinya.

Untung saja Lyra masih fokus kejalanan sambil mengendarai mobil dengan kecepatan 80 km/jam.

Sesampainya dirumah sakit. Setelah menanyakan kekasir bahwa kedua orangtua Lyra berada di UGD. yang sedang ditangani oleh dokter. Lyra menunggu dibalik pintu UGD, beberapa menit seorang dokter laki-laki keluar dengan pakaian warna hijau dan mulutnya ditutupi dengan masker.

"Dok..dokter bagaimana keadaan mamah dan papa saya?".tanya Lyra yang diselingi air mata.

Dokter menggelangkan kepala dan melepaskan masker hijaunya. Terlihat dari wajah Dokter pasrah.

"Maaf..Pak Pratama dan Bu indah tidak bisa kami selamatkan. Karena akibat benturan dikepala sangat keras dan membuat kedua korban meninggal dunia." Jawab dokter dengan pasrah.

Air mata Lyra semakin deras dan langsung masuk kedalam ruangan UGD ..disana terlihat kedua sepasang suami ditutupi dengan kain putih dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Mah..pah..kenapa kalian ninggalin Lyra?"..deras air mata yang membuat Bi inem ikut sedih.

Lyra terkulai lemas dan pasrah sekaligus mengikhlaskan kepergian mamah dan papanya yang sudah lama ia nantikan kepulangannya. Iya pulang namun hanya nama dan pulang ke yang maha kuasa.

Iya readers..kali ini gw buat sedihh dulu dehh..sakit banget kan kalo kita berada diposisinya Lyra...tapi jangan sampe lah..




Bad Girl Where stories live. Discover now