22 "TIMELESS"

46K 2K 6
                                    

K A M I S 0 8 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S  ~ ~

HARI demi hari mulai Alliya lewati, Alliya mulai bisa beradaptasi dengan situasi barunya. Waktu sudah Alliya lewati selama 3 bulan lebih sejak kepergian Mamanya_Anggi dan Alliya mulai bisa mengatasi rasa rindu itu.

Alliya menutupi kekosongan itu dengan segala cara seperti menyibukkan dirinya dan seperti saat ini Alliya menyibukkan diri disalah satu panti jompo yang ada di Jakarta disela jam kosong sekolahnya. Alliya memilih menjadi relawan yang selalu datang setiap weekend. Sudah hampir satu bulan Alliya menjadi relawan dipanti jompo tersebut.

"Oma kenapa ambil sendiri? Kenapa tidak bilang Alliya sih, Alliya pasti bantu kok." Ucap Alliya lembut sebelum mengambil buku bersampul merah maron yang ada dirak yang cukup tinggi.

"Oma hanya gak enak aja." Jawab perempuan yang berusia sudah hampir melewati angka 60 tahun tersebut namun masih mampu berjalan dengan hanya bantuan tongkat.

"Oma, Alliya gak keberatan kok soal itu. Justru Alliya senang kalau Oma minta bantuan sama Alliya. Alliya merasa bahagia karna hal itu." Ucap Alliya tulus sebelum memberikan buku bersampul merah maron tersebut pada perempuan yang dipanggil Oma.

"Makasih loh, jarang ada anak muda mau jadi relawan apalagi dipanti jompo."

"Gak perlu mengucapkam makasih Oma. Alliya merasa gak enak kalau Oma selalu mengucapakan terimakasih pada Alliya dan Oma Alliya yakin kok banyak anak muda yang ingin menjadi relawan mungkin mereka memiliki alasan lain?"

"Baiklah, Oma mengerti."

"Hem_Oma mau kemana? Biar Alliya antar." Ucap Alliya sebelum memegang tangan kiri Oma dan mengambil ahli buku bersampul merah maron tersebut.

"Oma mau duduk diluar, sebentar lagi anak, menantu sama cucu Oma mau datang."

"Oh_kalau begitu biar Alliya antar sekalian mau liat keluarga Oma. Soalnya semuanya selalu bilang kalau cucu Oma ganteng banget. Alliya jadi penasaran seberapa ganteng sih cucu Oma. Hehehehe,,,," Ucap Alliya dengan nada bercanda yang ia letakan dalam kalimatnya.

"Wah kalau itu mah, Oma setuju Alliya. Kalau kamu ketemu sama cucu Oma, Oma yakin kamu pasti akan lebih dekat sama Oma." Ucapan Oma membuat Alliya tertawa pelan dan disusul dengan tawa Oma juga.

"Gaklah Oma, Alliya mah orangnya gak suka pakai prantara. Kalau ganteng yah gak perlu dekatkan Omanya, langsung aja cucunya. Heheheh,,"

"Bisa aja kamu,,."

"Hehehehe,,,."

Alliya menuntun Oma agar duduk dikursi yang memang biasanya digunakan untuk menyambut keluarga yang ingin berkunjung.

Alliya duduk disamping Oma dan terus berbicara. Dari semua penghuni panti jompo ini, Omalah yang sangat dekat dengan dirinya. Alliya tidak tahu apa alasannya, namun saat berada didekat Oma Alliya merasa sangat disayang.

"Oma pamit sebentar yah, mau angkat telpon." Ucap Alliya saat melihat ponselnya yang bergetar dan menampakan nama seseorang dilayar ponselnya.

"Hallo Gin, ada apa?" Tanya Alliya lembut sebelum memilih duduk dikursi dibawah pohon yang tidak jauh dari tempat sebelumnya.

"Buruk Allliya. Aku merasa buruk banget. Kerumahku donk, aku mau cerita." Ucap Gina dengan nada bicara yang membuat Alliya bingung ditambah khawatir.

"Ada apa? Kenapa tiba tiba? Kemarin kamu baik baik aja Gin, kok sekarang kaya putus asa banget?" Tanya Alliya sebelum meluruskan kakinya dan meletakan tanganya diatas lututnya yang terasa pegal.

"Al, aku serius. Aku benar benar merasa buruk sama seseorang. Pleass datang kerumahku sekarang."

Alliya tertawa pelan, ia tahu pada siapa Gina merasa buruk.

"Makanya Gin udah terima aja kali sih Bri_bri apalah tuh namanya. Lagian dia baik kok, yah walaupun agak cupu sih. Tapi yah lumayanlah tampangnya kalau di permak dikit." Ucap Alliya dengan menahan tawanya yang sudah bisa meledak kapanpun.

"Al gak lucu Al. Masa ia Gina sicewek cantik  pacaran sama cowo_"

"Yang penting baik Gin. Dia juga dari keluarga baik baik kok dan yang pasti dia pintar Gin. Kan lumayan pacaran sekalian tambah ilmu." Ucap Alliya dan disebrang sana Alliya dapat mendengar suara kesal Gina yang sudah menyumpai Alliya.

"Al kita baru 1 minggu masuk kesemester 2 dan Aku gak ingin pacaran. Kamu tahu kala_"

"Bukan karna dia cupu Gin?"

"Al!"

"Okay maaf, ia aku kesana. Aku berangkat sekarang, mungkin satu jam lagi." Ucap Alliya.

"Okay, aku tunggu. Bye."

Alliya menatap layar ponselnya yang sudah kembali gelap. Alliya kadang kadang tidak mengerti, mengapa dirinya dan Gina bisa seakrab ini seperti seorang saudara yang bahkan dengan santainya curhat soal perasaan dan impian yang harusnya disimpan sendiri.

Hubungan Alliya sama Gina sempat renggang, namun entah mengapa tiba tiba saja mereka kembali baikkan. Aryo sempat menghubungi Alliya setelah Alliya memberitahu kalau Gina memiliki perasaan pada Aryo. Aryo mengatakan pada Alliya kalau dia sudah berbicara dengan Gina lewat ponsel dan seperti yang Alliya prediksi pasti salah satu dari mereka akan ada yang terluka dan itu Gina.

Namun Alliya bersyukur sekarang, sahabatnya bisa menerimanya. Bahkan sekarang kalau Aryo mengunjunginya pasti mereka akan berjalan bertiga. Alliya tidak tahu lebih dari yang ia lihat, Alliya hanya bisa mempercayai apa yang ia lihat. Ia percaya hubungan dua orang yang penting dalam hidupnya pasti baik baik saja.

"Oma?" Alliya kembali lagi pada Oma setelah selesai berbicara dengan Gina.

"Lama banget Allliya nelponnya. Ini anak, menantu, sama cucu Oma udah mau datang."

"Ah gimana yah Oma_Alliya tiba tiba ada urusan. Jadi Alliya harus pergi sekarang, Alliya titip salam aja yah Oma." Ucap Alliya dengan nada merasa bersalah.

"Oh, gak papa kok Al. Yah sudah pergi sana, lain kali juga bisa. Tapi Oma yakin kamu pasti akan rugi gak liat cucu oma sekarang."

Alliya tertawa pelan karna ucapan Oma yang membuatnya merasa kalau ada hal lain yang ia cerna dari ucapan Oma.

"Oma kali yang nyesal kalau gak mengenalkan cucunya sama Alliya. Kalau Alliya mah banyak yang suka Oma di SMA, banyak yang ngantri. Jangan jangan cucu Oma gak laku yah?" Ucap Alliya

"Hehe_bisa aja kamu. Justru karna laku Oma mau kenalkan sama kamu. Dia itu baik, pintar lagi dan yang pasti ganteng Alliya. Oma gak mau aja dia salah pilih. Kalau kamukan Oma sudah tahu." Ucap Oma dengan senyum tulus yang ia tunjukan pada Alliya.

"Jangan terlalu percaya sama orang Oma, seseorang belum tentu sebaik yang dilihat."

"Kamu gak baik?" Tanya Oma yang membuat Alliya menjawab dengan gelengan kepala.

"Baiklah Oma masa muka selugu Alliya jahat. Yah udah deh Alliya pamit dulu yah Oma, gak enak kalau telat."

"Yah udah Hati hati."

"Sip Oma."

Setelah itu Alliya pergi meninggalkan Oma dan pamit pada pengurus panti jompo sebelum benar benar meninggalkan area panti jompo menuju rumah Gina.

Alliya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karna kondisi jalan yang cukup ramai karna hari ini adalah hari weekend, hari dimana semua keluarga memutuskan keluar dan menenangkan diri bersama keluarga.

"Keluarga." Lirih Alliya pelan dengan senyum tipis, dengan mata yang mengarah pada jalanan didepannya. "adalah kata yang sangat mahal bagiku untuk sekarang_Heh_sangat mahal untuk bisa aku dapatkan."

~ ~ ~ ~

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang