43 "EXTRA PART"

100K 2.8K 114
                                    

S E L A S A 2 5 / 1 2 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

Untuk kesekian kalinya Langit menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia sedang merasakan setiap rasa rindu yang datang padanya dan kini_malam yang begitu gelap tanpa ada bintang membuat rasa rindu tersebut kembali dan membuat Langit teringat pada perempuan yang membuat rasa rindu tersebut itu ada. 

Alliya_perempuan cantik yang berhasil membuatnya menjadi pria bodoh yang terkurung dalam kenangan masa SMA. Kenangan yang tidak ingin dia lupa, karna hanya dalam kenangan itu dia dapat melihat Alliya yang tersenyum padanya walaupun pada masa yang sama ia membuat perempuan itu melunturkan senyumannya juga.

Langit melihat ponselnya berdering dan di detik yang sama ia langsung mengangkat telpon tersebut dan meletakan ditelinga kanannya.

"Hallo." Sapanya lebih dulu.

"Hai? Apa kabar?"

Suara perempuan yang begitu lembut tersebut tidak pernah berubah, bahkan mungkin tidak akan pernah berubah pikir Langit dengan tarikan bibir yang tipis.

"Baik. Bagaimana dengan kamu? Keluarga kamu?" Tanya Langit pada perempuan yang tidak lain perempuan yang berhasil membuat Langit mengurangi rasa rindu tersebut walaupun hanya mendengar dari suara.

"Aku baik Kak, begitu juga keluargaku. Kami semua disini baik baik saja." Jawab perempuan tersebut yang lagi lagi berhasil membuat Langit menarik bibirnya secara berlawanan.

"Bagaimana pekerjaan kamu disana?" Tanya Langit mengganti topik pembicaraan antara keduanya dengan keinginan kalau percakapan mereka tidak akan pernah berahkir.

"Baik Kak. Kak Aryo sangat membantu disini, semuanya berjalan dengan baik bahkan diluar perkiraanku."

"Baguslah Alliya, aku senang mendengarnya."

Langit, pria itu sedang berbicara dengan perempuan yang baru saja ia pikirkan_Alliya. Perempuan yang berhasil sampai sekarang masih membuat Langit memikirkannya. Perempuan yang memberikan banyak warna dalam hidup Langit bahkan sampai sekarang.

Dari masa remaja - dewasa - bahkan sampai masa di mana mereka mulai mengenal dunia pekerjaan.

"Apa kakak disana baik baik saja. Makdusku, apa pekerjaan kakak juga berjalan dengan baik? Secara Kakak harus mengambil ahli pekerjaan Om saat Beliau memilih pensiun." Alliya bertanya balik pada Langit dan Langit dapat mendengar suara lembut itu lagi. Langit akui ia tidak pernah merasa lelah jika harus mendengar suara lembut Alliya setiap saat.

"Memang lelah apalagi kamu tidak ada disini." Bukan gombalan, namun Langit berkata jujur. Ia lelah jika harus berhubungan jarak jauh, walaupun hubungan mereka sendiri tidak tahu sebenarnya hubungan seperti apa.

Mereka terlihat bagaikan teman namun perasaan mereka jangan ditanya, keduanya sama sama memendam perasaan rindu yang luar biasa. Perpisahaan bukanlah jalan yang baik, namun tetap saja keduanya memilih perpisahaan untuk sama sama mengenal lebih dalam seperti apa perasaan mereka masing masing.

Satu tahun yang lalu, pria itu memutuskan kembali mendekati wanita itu setelah hampir dua tahun mereka tidak saling mengontak.

Langit berusaha keras dan semua itu berbuah hasil yang baik melihat respon Alliya yang diluar perkiraannya. Alliya menerima telponnya dan hingga sekarang keduanya sering mengontak walaupun hanya menanyakan kabar masing masing.

"Jangan gombal Kak, udah berapa banyak perempuan yang kakak gombalkan disana. Yang aku dengar gombalan kakak semakin membaik yah." Ucap Alliya dengan tawa pelan di ahkir kalimatnya yang berhasil menarik Langit untuk ikut tertawa bersama Alliya.

TIMELESS (END)Where stories live. Discover now