37 "TIMELESS"

44.1K 1.6K 44
                                    

J U M A T 3 0 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

Alliya membaringkan badannya diatas kasurnya sambil menatap langit kamarnya. Begitu banyak masalah yang ia pikirkan, begitu banyak pertanyaan yang berputar dalam pikirannya.

"Hem_" Alliya bangun dari posisi baringnya dan berjalan keluar kamar menuju taman depan rumahnya.

Alliya menyipitkan matanya saat melihat sosok Aryo yang duduk diayunan sambil menatap kearah layar ponsel yang Aryo pegang. Alliya berjalan mendekat sebelum ahkirnya duduk disamping Aryo dan menatap Aryo yang ternyata sudah menatapnya lebih dulu.

"Ada apa? Kenapa melamun diluar?" Tanya Alliya dengan lembut.

"Tidak ada." Jawab Aryo sebelum memutuskan pandangannya dari Alliya dan kembali menatap layar ponselnya yang gelap.

"Tidak ada apa? Tidak ada suasana baik? Tidak ada kabar baik? Tidak ada_"

"Tidak ada apa apa Al. Aku baik baik saja." Ucap Aryo dengan cepat namun tetap bersikap santai.

"Jangan membohongi diri kamu sendiri Ar, hati kamu tahu dengan pasti kalau kamu tidak baik baik saja. Bahkan aku bisa melihat dengan jelas kamu tidak baik baik saja. Mulutmu mengatakan kebohongan, namun matamu memancarkan kenyataan." Ucapan Alliya terdengar bagaikan bom ditelinga Aryo.

"_"

"Selly? Apa kamu merindukannya?" Tanya Alliya dengan menekan kata Merindukannya.

"Tidak, aku tidak berhak memiliki perasaan itu. Aku hanya sedikit memikirkannya, namun tidak merindukannya." Jawab Aryo sebelum menatap kedepan bukan ke ponselnya lagi.

Aryo tidak akan menampis kalau dipikirannya saat ini ada Selly, namun izinkan dirinya untuk sekali ini menampis ucapan Alliya yang mengatakan kalau Aryo merindukan Selly_perempuan yang berhasil mengurungnya dalam perasaan yang sama tanpa bisa Aryo lupakan.

'Aku sangat merindukanmu_Sel' Aryo tersenyum tipis mengejek dirinya sendiri. Dirinya terlalu bodoh untuk bisa dibilang sebagai pria. Untuk mengucapakan ia saja sulit untuknya.

"Siapa yang menentukan kamu berhak menyukai siapa ataupun merindukan siapa? Perasaan kamu adalah milik kamu Aryo, hanya milik kamu seorang. Orang lain gak berhak menghakimi perasaan yang kamu punya." Ucap Alliya yang berhasil menarik perhatian Aryo yang sudah melihat kearahnya.

"_"

"Kamu tidak menyakiti orang lain jika kamu mempunyai perasaan itu Aryo, justru kamu yang harus siap menyakiti diri kamu sendiri. Penolakan jelas adalah kata yang nyata untuk ada dihadapan kamu saat ini. Kamu bisa mendapatkan penolakan itu kapanpun dari Selly, tapi apa salah kalau kamu mencoba sebelum mendapatkan penolakan itu? Kemungkinan dia memaafkan kamu masih berdampingan dengan kata penolakan." Ucap Alliya.

"Dia tersakiti karna perasaanku Al. Aku lebih memilih diam da_"

"Itu gak akan menyelesaikan masalah Aryo. Diam tidak akan mengatasi apapun. Kamu, dia, bahkan masa lalu kalian masih berada dijalan buntu, kalian belum mengahkiri semuanya dengan baik. Apa salahnya sih kamu datang dan menjelaskan semuanya. Jika kamu salah apa salah kamu mengucapkan maaf, kalau dia memang pernah mencintai kamu dia akan memaafkan kamu walaupun hubungan kalian tidak bisa kembali seperti dulu. Temui dia, bebaskan hati dan pikiran kamu saat ini Aryo. Sudah waktunya mengahkirinya_diri kamu gak akan mampu lagi untuk menampung semuanya. Terlalu banyak cela yang kamu tutupi dan cela itu tidak akan bisa kamu tutupi lagi." Ucap Alliya panjang lebar, tanpa sadar dirinya merasa sedikit tersentil karna ucapannya.

TIMELESS (END)Where stories live. Discover now