Duapuluh Enam - Hati?

7.9K 613 52
                                    

Vkook
GS Area
This Story is Mine
Happy Reading..
.
.
.
.
.
.
.


Taehyung menghela nafas, besender lelah pada kursi kerjanya, merasa begitu lelah padahal tidak ada yang berbeda dari pekerjaannya sehari-hari. Tidak bertambah, tapi hari ini ia merasa benar-benar tak bersemangat.

Ketiadaan Jungkook disaat ia membuka mata pagi ini menjadi alasan utamanya, gadis itu sudah pergi ke kampus terlebih dahulu bahkan tanpa membangunkannya sama sekali.

Dia merasa tidak nyaman setiap kali mengingat kekecewaan istrinya tempo hari. Tatapan terluka milik Jungkook hari itu sukses membuatnya terbungkam telak dengan rasa sesak yang memenuhi hatinya.

Taehyung rasa ia sudah jadi lemah sekarang, karna sudah tak lagi sanggup melihat kesedihan diiris bak boneka itu.

“ Ini kali kedua kau bertingkah seperti mayat hidup begitu, kali ini kenapa eh?”

Taehyung mendengus seraya menatap malas Namjoon yang baru saja memasuki ruang kerjanya. Lelaki itu melemparkan senyuman miring, kentara sekali mengejeknya. 
Kemudian mendudukan diri dengan santai di sofa kerja milik Taehyung, diiringi tatapan kesal dari sang atasan.

Tapi saat melihat hantaran kecil ditangan Namjoon, membuat si pemilik ruangan mendelik, sepenuhnya merasa iri.

“ Apa itu? kau membawa bekal sekarang hyung? Seokjin noona memang rajin”

Taehyung menghela nafas pelan, menatap penuh iri pada Namjoon yang nampak asik membuka tas bekalnya.

“ Aku menemukan ini dimeja sekertaris, Jisoo bilang seorang kurir mengantarnya”

Namjoon menjawab acuh. Sejujurnya dia juga heran sih, tidak biasanya Seokjin mau mengantarkan makanan ke kantornya, dia cukup paham bahwa istrinya juga sangat sibuk mengurus semua butiknya.

Taehyung berdecih kesal mendengar jawaban santai sekertarisnya, dengan kasar ia menarik salah satu dokumen dimejanya serta membukanya dengan serampangan. Enak sekali jadi Namjoon, istrinya sangat perhatian padanya.  Pikir Taehyung jengkel.

“ kau yakin tak ingin mencobanya? Masakan Seokjin tidak pernah mengecewakan” Tawar Namjoon sambil membuka bungkusannya, Taehyung berdecih.

“ Habiskan saja! aku tidak peduli” Kata Taehyung sedikit membentak.

Namjoon terkekeh tanpa suara, puas sekali menggoda atasannya.  Lelaki itu asik mengeluarkan beberapa kotak makan yang berada didalam bungkusan itu, tapi dia jelas sadar jika Taehyung sering sekali mencuri-curi tatap kearahnya, cih dasar!

“ Eh ada suratnya” kata Namjoon antusias, sengaja membesarkan volume suaranya, membuat Taehyung mengintip dengan penasaran.

Rasa irinya semakin tinggi tatkala surat itu sengaja Namjoon baca dengan lantang untuk menggodanya. Sialan!

“ Jangan lupa makan siang. Kudengar dari Han ahjumma kau tak sarapan. Dan pikirkan baik-baik keputusanmu. Aku tak mau bicara sebelum kau mengatakan keputusan---eh tunggu, memangnya semalam kami bertengkar?” Beo Namjoon bingung, pasalnya dia yakin semalam mereka baik-baik saja. Tapi lelaki itu memilih mengangkat bahu dan melanjutkan membaca suratnya.

“ Semalam pikiranku benar-benar kacau, maaf karna mungkin aku memilih menyerah dari ikatan menyakitkan ini. Dari Perempuan yang tinggal bersama mu—Jeon Jungkook---eh Jungkookie?”

“ Apa?”

Taehyung yang sedari tadi memang mendengarkan diam-diam langsung terlonjak begitu nama istrinya disebutkan.

Lelaki itu bergegas menghampiri Namjoon, merebut suratnya dan membacanya sendiri. Kemudian senyumnya tidak bisa lagi ditahan begitu berhasil menyelesaikan suratnya. Ya setidaknya Jungkook masih menaruh perhatian kecil untuknya.

Paper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang